METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI TINGKAT DASAR OLEH AAIN. Marhaeni JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2007 METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DI TINGKAT DASAR
Perkembangan
dewasa ini telah menempatkan bahasa Inggris sebagai satu-satunya
bahasa pergaulan internasional. Dalam posisinya itu, bahasa Inggris
merupakan bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi; karenanya tanpa
kemampuan bahasa Inggris seseorang akan mengalami kesulitan dalam
pergaulan dunia yang semakin terbuka, cepat, dan tak terkendali.
Berbekal
konsep tersebut di atas, bahasa Inggris sangat penting untuk
dikenalkan kepada anak sedini mungkin. Sejumlah besar sekolah dasar
telah menetapkan bahasa Inggris sebagai muatan lokal. Konsekuensi dari
itu adalah perlunya penataan pembelajaran bahasa Inggris di SD.
Penataan paling penting adalah kesiapan guru, oleh karena itulah
diperlukan adanya kegiatan peningkatan kemampuan guru dalam mengajarkan
bahasa Inggris.
2. Konsep Pengajaran Bahasa (Asing)
Konsep
pengajaran bahasa (asing) tidak terlepas dari konsep belajar itu
sendiri. Semakin baiknya pemahaman terhadap hakikat perkembangan anak
telah melahirkan pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran. Terkait
dengan belajar bahasa, hal terpenting yang harus dipahami adalah bahwa
belajar bahasa adalah suatu proses akuisisi dengan tujuan tercapainya
kemampuan berkomunikasi. Teori pembelajaran bahasa kedua (SLA Theory)
menunjukkan bahwa seorang anak belajar karena adanya kebutuhan untuk
itu, dan mereka dapat memenuhinya melalui belajar bahasa. Teori itu juga
mengatakan bahwa kemampuan berbahasa berkembang secara bertahap dari
yang mudah ke yang lebih kompleks.
Dengan
memperhatikan ciri-ciri perkembangan kemampuan berbahasa anak, maka
pengajaran bahasa mesti dilakukan dengan memperhatikan konsep-konsep
berikut:
a. Guru sebagai model
b. Hadirkan situasi alamiah dimana penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari
c. Hadirkan baha Inggris sebagai bahasa, bukan sebagai pelajaran yang tak berguna
d. Kesalahan yang dibuat anak bukan merupakan suatu kegagalan, melainkan menunjukkan bahwa dia sedang berkembang
e. Fokuskan lebih pada makna, bukan pada bentuk bahasa
f. Lakukan komunikasi, meski dengan kalimat-kalimat yang sangat sederhana, dan jawaban siswa pun mungkin sepatah-sepatah
g. Aturan
(tata bahasa/grammar) memang penting, tetapi pada tahap awal,
hindarkan mengajarkan tata bahasa secara eksplisit/langsung untuk
menghindarkan frustrasi pada anak
h. Ciptakan situasi penuh minat dan motivasi
i. Hadirkan lingkungan nyata yang kaya bahasa
3. Konsep Belajar Bahasa
Menurut Jean Piaget, anak SD (7 – 12 tahun) berada pada tahap perkembangan operasional konkrit (concrete operational).
Pada tahap ini, pemikiran anak bersifat holistik dan konkret. Mereka
belum mampu melihat suatu fenomena secara diskrit dan tidak mampu
belajar hal-hal yang abstrak. Piaget selanjutnya menekankan, bahwa
keberhasilan pembelajaran di SD ditentukan oleh dua hal, kebermaknaan
dari apa yang dipelajari, dan ketercernaan materi pelajaran tersebut
oleh siswa. Piaget memformulasikan konsep belajar ini sebagai Developmentally Appropriate Practices (DAP), yaitu perancangan kegiatan belajar yang harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak tersebut.
Implikasi
dari ciri-ciri anak SD seperti di atas, memberi petunjuk kepada kita
bagaimana seharusnya guru Bahasa Inggris SD merancang pembelajarannya.
Sifat anak yang operasional mengharuskan guru merancang pembelajaran yang learning by doing (belajar
dengan cara praktek langsung/ Suatu contoh, mengajarmelakukan).
Pembelajaran harus juga bersifat konkret (otentik/nyata/tidak abstrak)
karena mereka hanya mampu mencerna hal-hal yang nyata saja. Suatu
contoh, memperkenalkan kosakata kepada anak harus dimulai dari
benda-benda yang dekat dengan mereka. Bila di sekolah, misalnya,
kosakata yang paling dekat adalah lingkungan sekolah dan benda-benda di
sekitarnya. Sangat sulit bagi anak untuk mencerna kosakata baru seperti
snow, winter, karena sangat jauh dari keseharian mereka.
4. Metode Pengajaran Bahasa Inggris
Sesuai
dengan dengan konsep belajar bahasa dan tingkat perkembangan anak-anak
SD seperti yang telah diuraikan pada bagian-bagian di atas, berikut
ini disajikan beberapa metode pembelajaran bahasa Inggris yang relevan
untuk tingkat dasar.
a. Total Physical Response (TPR)
Metode pembelajaran yang sesuai dengan konsep learning by doing adalah metode Total Physical Response (TPR). TPR merupakan suatu metode yang diturunkan dari The Natural Approach yang digagas oleh Stephen Krashen dan Nancy Terrell pada tahun 1977. Secara garis besar, The Natural Approach ini menyatakan bahwa belajar suatu bahasa asing harus dilakukan secara alamiah, menyerupai proses belajar bahasa ibu.
Dalam The Natural Approach, TPR merupakan salahsatu teknik dalam tahap-tahap awal (preproduction)
mengajarkan bahasa Inggris. Dalam TPR, siswa merespon kalimat-kalimat
perintah yang diucapkan guru. Dalam tahap ini siswa samasekali tidak
mengeluarkan kata-kata, melainkan hanya memberikan respon secara fisik.
Tahap selanjutnya adalah tahap Early production, dimana siswa mulai memberikan respon verbal yang sangat sederhana, seperti menjawab pertanyaan, “What color is the sky?”
Siswa menjawab, “green”.
Pada tahap Speech Emergence,
siswa mulai merespon dengan kalimat-kalimat yang lebih panjang.
Misalnya, guru berkata,”The garden is colorful”. Siswa menjawab,” Yes, I
like it”. Tahap berikutnya adalah Intermediate Fluency, dimana siswa terlibat dalam percakapan dengan kalimat pendek-pendek. Siswa juga membuat cerita (naratif) sederhana.
The
Natural Approach sebenarnya mirip dengan Audio Lingual Method, tetapi
lebih sederhana karena pada tahap awal siswa tidak perlu memberikan
respon verbal seperti pada ALM. Dengan demikian tingkat ketegangan siswa
tidak terlalu tinggi.
b. The Reading Method
The
Natural Approach maupun ALM sebenarnya hanya menekankan pada
keterampilan berbicara, sedangkan membaca dan menulis diabaikan.
The Reading Method
menekankan pada membaca sebagai kegiatan utama belajar Bahasa Inggris.
Pada tahap-tahap awal, dilakukan membaca nyaring (Reading Aloud)
dengan tujuan melatih pengucapan. Membaca nyaring sangat penting untuk
anak-anak sekolah dasar untuk membiasakan alat-alat ucap mereka
membentuk bunyi-bunyi bahasa Inggris.
Pada
tahap-tahap awal, kegiatan membaca juga sangat bermanfaat untuk
mengembangkan kosakata siswa. Reading Comprehension mungkin diberikan
tetapi pada tingkat kesulitan yang rendah saja.
c. Songs and games
Permainan
dan lagu dapat memiliki dua fungsi penting dalam pembelajaran Bahasa
Inggris. Pertama,berbagai macam permainan dan lagu-lagu dapat digunakan
untuk mengajar bahasa Inggris, seperti kosakata, pengucapan, dan
kelancaran (fluency). Kedua, permainan dan lagu dapat memperkenalkan
masyarakat dan budaya pemakai bahasa Inggris sebagai bahasa pertama.
Beberapa contoh permainan dan lagu diberikan khusus untuk bekal para
guru di Bangli mengajarkan Bahasa Inggris di SD.
d. Field Study
Media
terbaik untuk pembelajaran adalah objek langsung. Guru perlu membawa
siswa belajar di alam nyata, dimana mereka berada. Disana siswa belajar
bahasa Inggris dari benda-benda dan kehidupan disekitarnya. Dilihat
dari sudut pandang ini, hal terbaik yang dapat dilakukan guru untuk
mengajak siswa belajar secara otentik dan bermakna adalah dengan
menyediakan language rich environment (lingkungan yang kaya bahasa).
5. Penutup
Di
tingkat dasar seperti SD dan SMP, hendaknya penekanan pembelajaran
Bahasa Inggris adalah pada unsur-unsur bahasa yang paling dasar dan
paling diperlukan, yaitu: kosakata, pengucapan, tata bahasa sederhana,
dan percakapan sederhana. Disamping unsur-unsur bahasa tersebut, satu
hal yang patut selalu diingat oleh guru bahasa Inggris adalah pentingnya
menciptakan situasi yang nyaman dan mebangkitkan minat dan motivasi
belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah suatu bahasa asing yang
sulit dipelajari oleh kebanyakan anak Indonesia (karena struktur bahas
Inggris dalam banyak hal bertentangan dengan bahasa Indonesia maupun
bahasa Bali). Karena itu, bila anak belajar bahasa Inggris dari awal,
hendaknya mereka belajar dalam situasi yang menyenangkan ditangan
guru-guru yang kompeten, sehingga menjadi modal mereka untuk belajar
bahasa Inggris di tingkat yang lebih lanjut ( SMA, dan
selanjutnya). Kita tidak ingin terjadi hal yang sebaliknya, justru siswa
sudah antipati dengan bahasa Inggris sejak dari SD, yang disebabkan
oleh pengalaman belajar yang tidak menyenangkan ketika di SD.
A SPECIAL GIFT: SONGS FOR THE CHILDREN
TWINKLE TWINKLE LITTLE STAR
Twinkle twinkle little stars
How I wonder what you are
Up above the world so high
Like a diamond in the sky
Twinkle twinkle little stars
How I wonder what you are
BAA BAA BLACK SHEEP
Baa black sheep have you any wool
Yes sir, yes sir, three bags full
One for my mother and one for my dame
One for the little boy who lives down the lane.
BROTHER JOHN
Are you sleeping are you sleeping, Brother John Brother John
Morning bells are ringing, morning bells are ringing
Ding dong ding......... ding dong ding.........
Rock a Baby
Rock a baby be on the tree top
When the wind blows the craddle will rock
When the ball breaks the craddle will fall
And down came the baby craddle alone
Spider
The eency weency spider went up the water spout
Down came the rain and washed the spider out
Out came the sun and dried up all the rain
And the eency weency spider went up the spout again.
Rain
Rain rain go away come again another day
MARY HAD A LITTLE LAMB
Mary had a little lamb little lamb little lamb
Mary had a little lamb its fleece was white as snow
(It) followed her to school one day school one school one day
(It) followed to school one day it was against the rule
(It) made the children laugh and play, laugh and play
(It) made the children laugh and play to see a lamb at school
HOW MUCH
How much is that doggy in the window
The one with a wagely tail
How much is that doggy in the window
I’m sure that doggy’s for sale
Pussy Cat
Pussy cat pussy cat where have you been
I’ve been to London to visit the queen
Pussy cat pussy cat what did you there
I frighthened the mouse under her chair
Hickity Pickity
Hickity Pickity my black hen
She lays eggs for gentlemen
Sometimes nine sometimes ten
Hickity Pickity my black hen
If You Miss....
If you miss the train I’m on
You will know that I’ve gone
You can hear the whistle blows a hundred miles
Not a shirt on my back
Not a penny to me
Lord I’m fivr hundred miles away from home
Lord I’m one, lord I’m two
Lord I’m three, Lord I’m four
Lord I’m five hundred miles away from home.
Get Together
The more we get together together
The more we get together the happier we’ll be
Yes your friends are my friends
Yes my friends are your friends
The more we get together the happier we’ll be
Sailing
I’m sailing I’m sailing cross the sea
I’m sailing forever crying
To be with you to be free
Country Road
Country road take me home
To the place I belong West Virginia
Mountain mama, take me home
Country road
Sing a Song
Sing sing sing a song
Come and sing along
Jolly jolly jolly
Life is like a song
KOOKABURRA
Kookaburra sits in the old gum tree
Merry merry king of the bush is he
Laugh kookaburra laugh
Koobakurra like your life must be
Bingo
There was a farmer has a dog and bingo was him name ah
B-I-N-G-O, B-I-N-G-O, B-I-N-G-O and bingo was his name ah
If You’re Happy
If you’re happy and you know it clap your hand 2x
If you are happy and you know it
And you really want to show it
If you’re happy and you know it, clap your hand.
REFERENCES
Confrey, Jere. (1995). ‘A Theory of Intellectual Development’. Journal for the Learning of Mathematics. Vol 15,1 (Februari). 38 – 47.
Edelsky, C., Altwelger, B., & Flores, B. (1991). Whole Language What’s the Difference?. N.H.: Heinemann.
Goodman, K. (1986) What’s Whole in Whole Language, New Hampshire: Heinemann.
Krashen, S.D. (19..). Principles and Practice in Second Language Acquisition. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall International.
Santrock, G. (1992). Child Development. Boston: Houghton Mifflin.
Spada, N & Lightbown, P.M. (1993). How Languages Are Learned. Oxford: Oxford Univ. Press.
Weaver, C. (1994). Reading Process and Practice, from Sociopsycholinguistics to Whole Language 2nd Edition. New Hampshire: Heinemann.
0 komentar:
Posting Komentar