Mata
Kuliah : Ilmu Komunikasi
Dosen
Pembimbing : Agus Salim,S.Ag,M.Pd.I
Kelompok
: I (Satu )
Judul
: Unsur-Unsur
Komunikasi Dan Prinsip Dasar Proses Berlangsungnya Komunikasi
Nama
: 1. Arjamudin
2. Tyas Safitri
Fak/Jur
: Ushuluddin/Public
Relation
PENDAHULUAN
Dalam Upaya untuk mencapai respon
timbal balik dalam berkomunikasi sesama manusia, baik dalam bentuk tulisan
maupun elektronik tentunya tidak dapat dipisahkan dari kualitas yang dimiliki
oleh manusia itu sendiri. Seperti pemahaman terhadap Unsur-unsur komunikasi dan prinsip
dasar proses berlangsungnya komunikasi yang yang mana unsur-unsur
tersebut saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai harapan dalam
komunikasi itu sendiri.
Kegiatan berkomunikasi merupakan proses transformasi pesan kepada
penerima pesan berupa berita, hiburan, pengalaman, dan lain-lain sebagainya. Dalam
percakapan yang disampaikan oleh pengirim pesan dan penerima pesan saling
memahami satu sama lain.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Sebelum kita memahami bagaimana prinsip-prinsip dasar
komunikasi lebih jauh, kita perlu terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud
dengan komunikasi itu sendiri.
1.
Menurut Bahasa
Kata komunikasi berasal dari bahasa Inggris “Communicate”
artinya menghubungkan, berhubungan dengan.”[1]
2.
Menurut Istilah
Adapun pengertian komunikasi menurut
istilah yaitu:
a.
Pengertian
komunikasi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh W.J.S.
Poerwadarminta mengatakan bahwa komunikasi itu adalah perhubungan oleh pihak
ketiga.[2]
b.
James
A.F Stoner, dalam bukunya yang berjudul : Manajemen, menyebutkan bahwa
komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan
cara pemindahan pesan.[3]
c.
Pengertian
komunikasi menurut Ensiklopedia adalah penyelenggaraan tata hubungan
kegiatan menyampaikan warta, dari satu pihak ke pihak lain dalam suatu
organisasi/instansi.[4]
B.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa
komunikasi antar manusia hanya bias terjadi, jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi
hanya bisa terjadi kalu didukung oleh adanya sumber, pesan ,media, penerima dan
efek. Unsure-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi.
Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsure
atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa proses
tejadinya komunikasi. Cukup di dukung oleh tiga unsure, sementara ada juga yang
menambahkan umpan balik dan lingkungan selain lima unsure yang telah
disebutkan.
Arestoteles, ahli filsafat Yunani Kono dalam bukunya Rhetorica menyebut bahwa suatu proses komunikasi
memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang
dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan. Pandangan Arestoteles ini oleh besar
pakar komunikasi dinilai lebih tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi
public dalam bentuk pidato atau retorika. Hal ini bisa dimengerti, karena pada
zaman Arestoteles retorika menjadi bentuk komunikasi yang sangat popoler bagi
masyarakat Yunani.[5]
a.
Sumber
Semua pristiwa komunikasi akan
melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunkasi
antarmanusia, sumber bsa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk
kelompok misalnya, partai., organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut
pengiri, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya Source,sencer atau encoder.
b.
Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses
komunkasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat
disampaikan dengan cara tatap muka atau melalu media komunikasi. Isinya bisa
berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganada. Dalam
bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, cantent atau
information.
c.
Media
Media yang dimaksud disini ialah alat yang
digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat bebrapa
pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang enilai bahwa media bisa
bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindra
dianggap sebagai media komunikasi.
Selain indra manusia, ada juga
saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram, yang digolongkan sebagai
media komunikasi antarpribadi.[6]
Dalam komunkasi massa, media adalah
alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka,
di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya.
Media dalam komunikasi massa dapat
dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak
seperti halnya surat kaba, majalah, buku, leaflet , brosur, stiker, bulletin
hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sementara itu media elektronik
antara lain : radio, film, televise, vedio recording, computer, electronic
board, audio cassette dan semacamnya.
Berikut perkembangan teknologi
komunikasi khusunya di bidang komunikasi massa elektronik massa elektronik yang
begitu cepat, media massa elektronik makin banyak bentuknya, dan makin
mengaburkan batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan
komunikasi antarpribadi. Hal ini disebabkan karena makin canggihnya media
komunikasi iru sendiri yang bisa dikombinasikan (multimedia) antar satu sama
lainnya.
Media komunikasi seperti diatas,
kegiatan dan tempat-tempat yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa
juga dipandang sebagai media komunikasi social, misalnya rumah-rumah ibadah,
balai desa, srisan, panggung kesenian, dan pesta rakyat.
d.
Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi
sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau
lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau Negara.
Penerima bisa disebut dengan
berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa
inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah
dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada
penerima jika tidak ada sumber.
Penerima adalah elemn penting dalam
proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dalam komunikasi. Jika
suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam
masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber , pesan, atau
saluran.
Kenallah khalayakmu adalah prinsip
dasar dalam berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik
penerima ( khalayak ), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan
komunikasi.[7]
e.
Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan
antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan
sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan
tingkah laku seseorang ( De Fleur,1982). Oleh karena itu, pengarh bisa juga diartikan perubahan atau
penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai
akibat penerimaan pesan.
f.
Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan
balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasala dari
penerima. Akan tetapi tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari
unsure yang lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada
penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan-perubahan
sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu
mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi
tanggapan balik yang diterima oleh sumber.
g.
Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah
factor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Factor ini
dapat digolongkan atas empat macam, yakini lingkuang fisik, lingkungan social
buday, lingkungan psikologis, dan demensi waktu.
Lingkungan fisik menunjukkan bahwa
suatu proses komunikai hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik,
misalnya geografis. Komunikasi sering kali sulit dilakukan karena factor jarak
yang begitu jauh, di mana tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor
pos atau jalan raya.[8]
Lingkuangan social menunjukkan
factor social budaya, ekonumi dan politik yang bisa menajdi kendala terjadinya
komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status social.
Demensi psikologi adalah
pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi, misalnya menghindari
kritik yang menyinggung perasaan orang lai, menyajikan materi yang usia
khalayak. Demenis psikologis ini bisa desebut demensi internal ( Vora, 1979 ).
Sedangkan demensi waktu menunjukkan
situasi yang tepat untuk melakaukan kegiatan komunikasi. Banyak proses
komunikasi tertunda karena pertimbangan
waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui demensi waktu maka
informasi memiliki nilai.
Jadi, setiap unsur memiliki peranan
yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsure
ini saling bergantung satu sama lain. Artinya tanpa keikutsertaan satu unsure
akan member pengaruh pada jalannya
komunikasi.[9]
Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha
penyampaian pesan antar manusia, sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari 3 unsur yaitu:
Awal tahun 1960-an, David K. Berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana yang dikenal
dengan ”SMCR”, yaitu: Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima).[10]
Perkembangan terakhir adalah
munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K,Sereno dan Erika Vora yang menilai
factor lingkungan merupakan unsure yang tidak kalah pentingnyadalam mendukung
terjadinya proses komunikasi.
Kalau unsur-unsur komunikasi yang
dikemukakan diatas dilukiskan dalam gambar, kaitan antara satu unsur dengan
unsur lainnya dapat dilihat seperti berikut.[11]
1.
Komunikator
Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif
komunikasinya.
Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari:
a.
Satu
orang.
2.
Komunikan
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan.
Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis, saling
bergantian. Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikan, maka proses komunikasi dapat terjadi 9 kemungkinan.
3.
Pesan
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat
berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
C.
PRINSIP DASAR BERLANGSUNGNYA
KOMUNIKASI
Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu
diketahui prinsip dari komunikasi tersebut. Menurut Seiler (1988), ada empat
prinsip dasar komunikasi yaitu : suatu proses, suatu sistemek, intraksi dan
transaks, dimaksudkan atau tidak dimaksudkan. Masing-masing dari prinsip itu
akan dijelaskan berikut ini.
1.
Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi adalah suatu proses Karena merupakan suatu seri kegiatan
yang terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu
berubah-ubah. Komunikasi juga bukanlah suatu barang yang dapat di tangkap
dengan tangan untuk dapt ditelit.
Komunikasi menurut Seiler (1988) lebih merupakan cuaca yang terjadi dari
bermacam-macam variabel yang kompleks dan terus berubah. Kadang-kadang cuaca
hangat, , matahari bersianar, pada waktu yang lain cuaca dingin, berawan dan
lembap. Keadaan cuaca merefleksikan satu
pariasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah ada publikatnya.
Komunikasi juga melinbatkan suatu variasi saling berhubungan
yang kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu
: saling berhubungan diantara orang, lingkungan, keterampilan, sikap, status,
pengalaman, dan perasaan, semuanya menentukan komunikasi yang terjadi pada
suatu waktu tertentu.
Contoh: seorang pengawas sedang memperhatikan karyawannya
sesuatu pekerjaan. Tiba-tiba pengawas tersebut mengucapkan kata salah, maka
karyawan yang sedang bekerja tersebut menghentikan pekerjaannya dan mungkin
bertanya dimana letak kesalahannya. Atau kalau karyawan tersebut tahu dimana letak kesalahannya dia dapat langsung
memperbaiki pekerjaannya pada saat diawasi tersebut.[14]
2.
Komunikasi adalah sistem
Seperti kita ketahu diatas bahwa komunkasi terdiri dari
beberapa unsur-unsur dan unsur-unsur tersebut mempunyai tugas masing-masing.
Tugas dari unsure-unsur itu berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu
komunikasi. Misalnnya pengirim mempunyai peranan untuk menentukan apa informasi
atau apa arti yang dikomunikasikan. Setelah tahu apa arti komunikasi atau
informasi yang akan dikirimkan, informasi tersebut perlu diubah ke dalam kode
atau sandi-sandi tertentu sesuai dengan aturannya sehingga berupa suatu pesan.
Jadi komponen pesan ada kaitannya dengan komponen pengirim. Bila pengririm
tidak benar menyandikan arti yang akan dikirim maka terjadilah pesan itu kurang
tepat. Kurang tepatnya pesan yang dikirim akan mempengaruhi komponen penerima dalam
menginterperstasikannya. Kaitan komponen pesan dengan saluran misalnya bila
pesan disampaikan dengan lisan maka gelombang suara adalah saluran dan ini juga
berkaitan dengan si penerima dalam mengikuti pesan yang harus menggunakan
pendengarannya dalam menerima pesan tersebut. Begitulah, antara satu komponen
yang lain saling berkaitan dab bila terdapat gangguan pada suatu komponen akan
berpengaruh pada proses komunikasi secara keseluruhan.[15]
3.
Komunikasi bersifat iteraksi dan
transaksi
Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling
bertukar komunikasi. Misalnya seseorang berbicara kepada temannya mengenai
sesuatu, kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar
terhadap apa yang sedang dibicarakan itu. Begitu selanjutnya berlangsung secara teratur ibarat orang yang
bermain melempar bola. Seorang yang melemparkan yang lainnya menangkap kemudian
yang menangkap melemparkan kembali keada si pelempar pertama.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan tidak
teratur itu prosesnya. Banyak dalam percakapan
tatap muka berlibat dalam proses pengiriman pesan secara simultan tidak terpisah seperti
contoh diatas. Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi.
Sambil menyandikan pesan kita juga menginterprestasikan pesan yang kita terima.
Misalnya dalam situasi pengajaran di kelas antara guru dengan murid seringklai
memperlihatkan komunikasi transaksi ini. Sambil guru menyampaikan informasi
kepada murid atau sedang menjelaskan pengajaran muridpun menyampaikan pesan
kepada guru dalam bermacam-macam bentuk. Jadi, kmunikasi yang terjadi antara
manusia dapat berupa intraksi dan transaksi.
4.
Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja.
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang
mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Misalnya
seorang pemimpin bermaksud mengadakan rapat dengan kepala-kepala bagiannya. Apabila
pimpinan tersebuut mengirimkan pesan yang berisi undangan rapat kepada
kepala-kepala bagiannya, maka itu dinamakan komunikasi disengaja. Tetapi apabila pesan yang tidak sengaja atau tidak
dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya maka itu dinamakan
komunikasi tidak disengaja. Misalnya seseorang
memakai warna pakaian yang agak terang yang tidak mempunyai maksud untuk
mengirim pesan tertentu, kadang-kaadng diterima secara tidak sengaja sebagai
pesan oleh orang lain, karena tanpa disadari orang lain melihat warna pakaian
yang dipakainya.
Komunikasi yang ideal terjadi apabila seseorang bermaksud
mengirim pesan tertentu terhadap oang lain yang ia inginkan untuk menerimanya. Tetap
itu bermulah merupakan jamian bahwa pesan untuk akan efektif, karena tergantung
kepada factor lain yang juga ikut berpengaruh kepada proses komunikasi. Kadang-kadang
ada juga pesan yang sengaja dikirimkan kepada orang orang yang dimaksudkan
tetapi sengaja tidak diterima oleh orang itu. Misalnya orang tua yang berbicara
kepda anaknya tetapi anaknya tidak mau mendengarnya.
Ada juga situasi komunikasi yang tidak disengajatetapi
diterima oleh orang lain dengan sengaja. Misalnya : dalam suatu kelsa yang
hening tiba-tiba seorang murid berdiri maju kedepan mengambil kapur untuk
menghisap tinta penanya. Gerakan murid dengan tidak sengaja sebagai pesan itu
diterima murid-murid lainnya sebagai pesan karena tiba-tiba temannya yang lain
memperhatikan geraknya yang menimbulkan bermacam-macam interprestasi bagi
mereka. Dari bermacam-macam contoh diatas jelaslah, bahwa komunikasi itu dapat
terjadi disengaja maupun tidak dengan disengaja.[16]
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian berita dari suatu pihak ke pihak lain dengan
mempergunakan suatu sarana untuk mendapatkan saling pengertian antara kedua
belah pihak.
2.
Komunikasi
memiliki beberapa unsur yang mana unsure-unsur ini saling berkaiatan, yaitu
sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, tanggapan balik, dan lingkungan. Tetapi
berlangsungnya komunikasi minimal ada tiga unsure, yakni Pengirim pesan,
penerima pesan dan pesan itu sendiri.
3.
Komunikasi
mempunyai beberapa prinsip pertama
komunikasi dikatakan suatu proses Karena merupakan suatu seri kegiatan yang
terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu
berubah-ubah, kedua Seperti kita
ketahu diatas bahwa komunkasi terdiri dari beberapa unsur-unsur dan unsur-unsur
tersebut mempunyai tugas masing-masing. Tugas dari unsur-unsur itu berhubungan
satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikas, ketiga Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling
bertukar komunikasi dan yang keempat Komunikasi yang disengaja
terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima
yang dimaksudkan.
[1]
Baraba, Faiz, CS, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Surabaya, Indah,
1994.
[2]
Karyono, Hari, Etika Komunikasi, Bandung: Angkasa, 1995.
[3] Widjaya,AW, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi Aksara,1993. Hlm.8.
[4] Poerwadarminta, W.J.S., Kamus
Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1985.
[5] Cangara,Hafied, Pengantar Ilmu komunikasi,Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada,2007.
hlm
22- 23.
[6]
Cangara,Hafied, Pengantar Ilmu
komunikasi,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2007.hlm 25
[7]
Cangara,Hafied, Pengantar Ilmu
komunikasi,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2007.hlm 26
[8]
Cangara,Hafied, Pengantar Ilmu
komunikasi,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2007.hlm 27
[9]
Cangara,Hafied, Pengantar Ilmu
komunikasi,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2007.hlm 28
[10]
Cangara,Hafied, Pengantar Ilmu
komunikasi,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2007.hlm 23.
[11] Vardiyansah, 2004. Pengantar
Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
[12] Wiryanto, DR., 2006. Pengantar
Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.
[14] Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi
Aksara, 2005 hlm 20
[15] Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi
Aksara, 2005 hlm 20
[16] Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi
Aksara, 2005 hlm 22