BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan saluran
sosialisasi kebudayaan, yang mencerminkan bahwa komunikasi antar sesama adalah
merupakan suatu yang harus dijaga dalam komunikasi di pedesaan, komunikasi
tidak sekedar sebuah fenomena pertukaran informasi pengirim dan penerima pesan,
lebih dari itu komunikasi merupakan upaya mencapai saling pengertian dan dari
komunikasi inilah suatu kebudayaan diturunkan ke generasi selanjutnya. Kemudian
komunikasi menyebarluaskan ide-ide baru sehingga menjadi nilai-nilai
baru.Nilai-nilai baru ini biasanya muncul dari kreatifitas individu-individu
dari kelompok-kelompok manusia.Komunikasi menyediakan kesempatan dan rentang
waktu bagi masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru tersebut.Pada hakekatnya masyarakat pedesaan
dan perkotaan bukanlah dua komunikasi yang terpisah satu sama lain. Tetapi
dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat,
bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota
tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan.
Dan desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu
di kota.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri umum dari masyarakat pedesaan?
2. Adakah media yang berpotensi untuk menyebarkan informasi
di pedesaan?
3. Bagaimana peran penyuluhan bagi pembangunan di
pedesaan?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri umum dari masyarakat pedesaan.
2. Untuk mengetahui media apa yang berperan dalam
menyebarkan informasi di pedesaan.
3. Untuk mengetahui peran penyuluhan di pedesaan.
1.4
Metode penulisan
Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka /
literatur yang diambil dari berbagai sumber buku dan media internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Ciri Umum
Masyarakat Desa
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan
perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau
anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat .Dimana ia hidup dicintainya serta
mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya
atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota
masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak
tanggungjawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam
masyarakat.
Ciri-ciri
masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Di
dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar
batas-batas wilayahnya.
2. Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan ( Gemeinschaft atau
paguyuban )
3. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang
bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan ( part time ) yang biasanya
sebagai pengisi waktu luang.
4. Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan
sebagainya.
Hubungan komunikasi masyarakat
pedesaan lebih banyak menggunakan komunikasi antarpribadi karena masyarakat
pedesaan belum begitu percaya terhadap media massa. Artinya, masyarakat lebih
percaya terhadap informasi yang di sampaikan oleh seseorang yang patut di
percaya.Dengan proses komunikasi antarpersonal yang terjadi di pedesaan yang
biasa di sebut dengan istilah “gethok tular” artinya pesan komunikasi tersebut
disampaikan secara lisan melalui satu orang kepada orang yang lainnya. Tidak
hanya itu saja ketika berbicara mengenai hal yang baru yang belum diketahui
oleh masyarakat desa, misalnya program KB pemasaran pelaksanaan program KB
tersebut lebih efektif lewat lisan seperti yang pernah dilakukan oleh sebuah
unit mobil di desa.
Namun, sejalan dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan
pendidikan penduduk yang sudah mulai maju, komunikasi seperti itu lambat laun
akan ditinggalkan.Dengan demikian, proses komunikasi melalui lisan atau antar
persona akan cepat berubah apabila pembaharuan cepat diterima oleh masyarakat
desa. Yakni dengan munculnya media yang yang berpotensi menyebarkan informasi
seperti Koran Masuk Desa, Media Rakyat dan Media Tradisional.
2.2 Media yang Berpotensi Menyebarkan Informasi
1. Media Rakyat
Pada masyarakat pedesaan dimana sebagian besar mereka adalah
masyarakat tradisional terdapat berbagai media sosial sebagai sarana efektif
saling berinteraksi.Media ini telah sejak lama tumbuh dan berkembang bersama
masyarakat dan menjadi media sosialisasi nilai-nilai antar warga masyarakat,
bahkan dari generasi ke generasi.Media ini dikenal sebagai media rakyat.Media rakyat adalah wahana komunikasi atau
pertukaran informasi yang telah terpola dalam kehidupan sosial suatu komunitas
masyarakat. Media rakyat
menuntut keterlibatan secara fisik individu dalam proses komunikasi
(Sigman;124). Media rakyat
menggunakan komunikasi tatap muka dalam bentuk komunikasi antar personal maupun
komunikasi kelompok. Disini proses keterlibatan anggota menjadi sangat penting.
Media rakyat ini digambarkan sebagai media yang murah, mudah, bersifat
sederajat, dialogis, sesuai dan sah dari segi budaya, bersifat setempat, lentur, menghibur dan sekaligus
memasyarakat juga sangat dipercayaoleh kalangan masyarakat pedesaan yang
kebetulan menjadi kelompok sasaran utama (Oepen).Adapun fungsi
media rakyat adalah sebagai berikut(Oepen, 1988):
1. memberi saluran alternative sebagai
sasaran bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan rakyat.
2. Berguna menyeimbangkan pemihakan
kepada perkotaan yang tercermin dari isi media. Membantu menjembatani
kesenjangan antara pinggiran dengan perkotaan.
3. Mencegah membesarnya rasa kecewa,
rasa puas diri dan keterasingan dikalangan penduduk daerah pedesaan.
4. Memberikan fasilitas berkembangnya
keswadayaan, kemampuan mendorong diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan
sendiri.
5.
Berguna bagi umpan balik system pemantauan dan pengawasan
suatu proyek tertentu.
Bisa dikatakan
bahwa Media Rakyat adalah bentuk komunikasi dengan memakai media massa sebagai
salurannya. Media itu dari,oleh dan untuk rakyat artinya media yang menganggap
kepentingan rakyat adalah hal yang utama. Media rakyat juga sangat berperan
dalam membantu perkembangan masyarakat, sebab ia tumbuh dan berkembang di
masyarakat.
2. Koran Masuk
Desa
Koran masuk
desa (KMD) adalah koran kota yang beredar di pedesaan. Pentingnya koran masuk
desa tercermin dari tujuannya :
1. Meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai aspek-aspek pembangunan dan pembaruan. Sebab,
masyarakat pedesaan masih berpegang teguh pada norma, nilai tradisi yang sangat
bertolak belakang dengan pembangunan. KMD juga bisa mengubah prilaku dan
kepercayaan yang menghambat pembangunan. Tentunya, informasi yang dikemukakan
dalam KMD tidak bertolak belakang dengan adat istiadat stempat.
2. Meningkatkan
keterampilan terutama yang menyangkut cara hidup dan cara memenuhi kebutuhan
hidup. KMD bisa menjadi agen pembaruan yang berperan mengubah masyarakat
tradisional menjadi masyarakat modern.
3. Memotivasi
masyarakat untuk menimbulkan keinginan mengubah nasibnya serta bergerak dalam
partisipasi pembangunan. KMD bisa menciptakan serta mendorong masyarakat
pedesaan agar mampu dan terampil sehingga mendorong kreativitas dan inovasi
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidup mereka
4. Meratakan
informasi dalam rangka peningkatan arus komunikasi ke pedesaan. Untuk itu perlu
dilakukan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan KMD dalam hubungan yang
saling menguntungkan.
Untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan diatas, maka di usahan agar ada pengintegrasian
lembaga-lembaga atau potensi yang mempunyai hubungan dengan pelaksanaan KMD.
Lembaga yang biasanya terkait dengan KMD antara lain Kantor Kepala Desa dan
aparatnya, lembaga Ketahanan Masyarakat Desa, termasud pihak lain yang tak
terlembaga namun berpengaruh langsung dengan KMD, seprti peran Opinion leader.
Sebagai koran yang berbeda dengan koran pada umumnya, tentnya dari segi liputan reportase juga berbeda karena perbedaan target, tujauan, misi, dan sasarannya. Misalnya, lingkup daerah yang hanya meliputi desa.Kalaupun ada reportase di Kota presentasenya kecil, mungkin hal-hal yang berhubungan dengan pembaruan agar ditiru oleh masyarakat desa.
Sebagai koran yang berbeda dengan koran pada umumnya, tentnya dari segi liputan reportase juga berbeda karena perbedaan target, tujauan, misi, dan sasarannya. Misalnya, lingkup daerah yang hanya meliputi desa.Kalaupun ada reportase di Kota presentasenya kecil, mungkin hal-hal yang berhubungan dengan pembaruan agar ditiru oleh masyarakat desa.
Namun demikian, hal ini harus dilakukan dengan hati-hati,
sebab KMD adalah koran kota yang beredar di pedesaan, sehingga perlu dihindari
munculnya sinyalemen bahwa koran itu adalahkorankotabukankoranmasukdesa.Isi
pemberitaan sudah selayaknya diprioritaskan pasa tokoh-tokoh desa yang masi
mempunyai pengaruh dan wibawa yang tinggi. Sebab masyarakat desa masih
memandang pemuka masyarakat sebagai pihak pemberi ” restu ” atau menentukan
berbagai pembahruan masyarakat. Adapun kejadian yang sangat diminati adalah kejadia
yang sangat dekat dengan masyarakat desa, misalnya peristiwa gunung meletus ,
banjir, kebakaran, cara becocok tanaman yang baik ,pemakaian pupuk yang efisien
atau masalah perternakan yang diadopsi dari pengalaman di kota atau hasil
penelitian orang kota disuatudesatertentu. Berdasarkan klasifikasi, isi KMD lebih
menitik beratkan pada informasi atau pemberitaan, kemudian menyusul penerangan , penyuluhan
,pendapat umum dan artikel-artikel yang punya makna sosial budaya dan sosial
ekonomi pedesaan. Yaitu, berita umum atau informasi 40%, penerangan 15%,
penyuluhan 15%, pendidikan 10%, hiburan/olahraga 10%, rubrik pembaca/iklan
5%.Adapun jika dilihat ruang lingkup wilayah
beritaatauasalwilayahreportaseadalahsebagaiberikut : Beritapedesaanregional(desa,kecamatan,kabupaten,provinsi):80%,Beritanasional:15%,Internasioanal:5%
Berita KMD tentunya akan diminati jika lebih dekat dengan
pembacanya. Dalam istilah junalistik disebut proximity. KMD tentu akan menarik
jika hal itu berhubungan dengan diri, keluarga, dan teman dekat atau desanya.
Secara psikologis ini sangat menentukanefektiftidaknyaKMD.KMD berbeda
dengan Media Rakyat. Media rakyat tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan.
Jika media rakyat adalah media milik orang desa. Sedangkan KMD adalah koran yang
direncanakan terbitnya di kota dan berkembang di pedesaan. Artinya KMD adalah
koran milik orang kota untuk orang desa. Disini jelaslah perbedaan keduanya.
Media rakyat dianggap lebih merakyat, sedangkan KMD tidak begitu merakyat.
Alasannya, KMD adalah koran yang dibuat orang kota, memakai pola pikir orang
kota untuk warga desa. Jadi KMD kurang mengakar di desa. KMD juga dibuat tak
lepas dari usaha untuk mencapai keuntungan ekonomis. Sementara Media rakyat
lebih menitikberatkan pada sisi ideal.
3. Media Tradisional
Membicarakan
media tradisional tidak bisa dipisahkan dari seni tradisional. Yakni suatu
bentuk kesenian yang digali dari cerita-cerita rakyat dengan memakai media
tradisional. Media tradisional seraing disebut sebagai bentuk folklor. Bentuk –
bentuk folklor tersebut antara lain cerita prosa rakyat(mite, legenda,
dongeng); ungkapan rakyat(peribahasa, pepatah); puisi rakyat; nyanyian rakyat;
teater rakyat; gerak isyarat( memicingkan mata tanda cinta); dan alat
bunyi-bunyian( kentongan,gong,bedug dll).William Boscon (dalam Nurudin, 2004) mengemukakan fungsi-fungsi pokok
folklor sebagai media tradisional adalah sebagai berikut:
- Sebagai sistem proyeksi. Folklor menjadi proyeksi angan-angan atau impian rakyat jelata, atau sebagai alat pemuasan impian (wish fulfilment) masyarakat yang termanifestasikan dalam bentuk stereotipe dongeng. Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, cerita ini hanya rekaan tentang angan-angan seorang gadis desa yang jujur, lugu, menerima apa adanya meskipun diperlakukan buruk oleh saudara dan ibu tirinya, namun pada akhirnya berhasil menikah dengan seorang raja, cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan yang layak.
- Sebagai penguat adat. Cerita Nyi Roro Kidul di daerah Yogyakarta dapat menguatkan adat (bahkan kekuasaan) raja Mataram. Seseorang harus dihormati karena mempunyai kekuatan luar biasa yang ditunjukkan dari kemapuannya memperistri ”makhluk halus”. Rakyat tidak boleh menentang raja, sebaliknya rasa hormat rakyat pada pemimpinnya harus dipelihara. Cerita ini masih diyakini masyarakat, terlihat ketika masyarakat terlibat upacara labuhan (sesaji kepada makhluk halus) di Pantai Parang Kusumo.
- Sebagai alat pendidik. Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan yang layak.
- Sebagai alat paksaan dan pengendalian sosial agar norma-norma masyarakat dipatuhi. Cerita ”katak yang congkak” dapat dimaknai sebai alat pemaksa dan pengendalian sosial terhadap norma dan nilai masyarakat. Cerita ini menyindir kepada orang yang banyak bicara namun sedikit kerja.
Ranganath (1976), menuturkan bahwa media tradisional itu
akrab dengan massa khalayak, kaya akan variasi, dengan segera tersedia, dan
biayanya rendah. Ia disenangi baik pria ataupun wanita dari berbagai kelompok
umur. Secara tradisional media ini dikenal sebagai pembawa tema. Disamping itu,
ia memiliki potensi yang besar bagi komunikasi persuasif, komunikasi tatap
muka, dan umpan balik yang segera. Ranganath juga memepercayai bahwa media
tradisional dapat membawa pesan-pesan modern.Sifat-sifat umum media tradisional
ini, antara lain mudah diterima, relevan dengan budaya yang ada, menghibur,
menggunakan bahasa lokal, memiliki unsur legitimasi, fleksibel, memiliki
kemampuan untuk mengulangi pesan yang dibawanya, komunikasi dua arah, dan
sebagainya. Disssanayake (dalam Jahi,1988) menambahkan bahwa media tradisional
menggunakan ungkapan-ungkapan dan simbol-simbol yang mudah dipahami oleh
rakyat, dan mencapai sebagaian dari populasi yang berada di luar jangkauan
pengaruh media massa, dan yang menuntut partisipasi aktif dalam proses
komunikasi.
Beberapa
kelebihan media tradisional dan seni tradisional dibanding media lain adalah:
1. Tumbuh dan
berkembang di masyarakat,sehingga dianggap sebagai bagian atau cermin kehidupan
masyarakat desa. Di samping apa yang disuguhkan lebih mengena di hati
masyarakat, melalui media tradisional juga bisa diselipkan pesan pembangunan,
misalnya dalam cerita teater rakyat.
2. Media rakyat
harus dinikmati dengan jenjang pengetahuan atau pendidikan tertentu, sedangkan
media tradisional bisa dinikmati semua lapisan masyarakat.
3. Seni
tradisional sifatnya lebih menghibur sehingga lebih mudah mempengaruhi sikap
masyarakat. Di samping itu, seni tradisional tidak perlu dinikmati dengan
mengerutkan dahi.
Melihat fungsi
media tradisional yang sedemikian besar, ia jelas punya fungsi yang sangat
efektif untuk menyebarkan pesan di pedesaan. Ia tidak dilakukan dengan
komunikasi antarpersonal dan juga tidak memakai media massa modern, tetapi
dengan alat tradisional yang memang hanya ada di pedesaan. Seni tradisional di
masyarakat telah menjadi suatu pola dalam proses komunikasi yang tidak bisa
dipandang sebelah mata. Seni tradisional telah membantu perkembangan masyarakat
baik yang menyangkut kepercayaan, perkembangan sosial dan budaya atau secara
ekonomis. Bahkan, lewat seni tradisional itulah jati diri suatu kelompok
masyarakat bisa terlihat.
2.3 Penyuluhan
di Pedesaan
Penyuluh
menurut Everet M.Rogers adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga
penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Fenomena penyuluhan
pembangunan merupakan ciri khas di pedesaan. penyuluhan di pedesaan tersebut
berbagi inovasi untuk kelangsungan hidup masyarakat desa. lewat penyuluh
pembangunan diharapkan masyarakat desa mengetahui inovasi serta menerapkannya
di kehidupan sehari – hari. Penyuluhan di pedesaan memiliki peran diantaranya :
1. Penyuluhan
sebagai proses penyebaran informasi. Seorang penyuluh ketika pergi ke desa
sudah dibekali seperangkat pengetahuan dan pesan-pesan pembangunan atau
pertanian yang harus disebarluaskan kepada masyarakat. Jadi, penyuluh
menyampaikan pesan – pesan yang memang sudah digariskan oleh pemerintah untuk
disampaikan kepada masyarakat
2. Penyuluhan
sebagai proses penerangan. Penyuluhan berfungsi sebagai sebuah proses
penerangan pada masyarakat. Artinya, masyarakat yang belum tahu sebisa mungkin
dibuat tahu terhadap pesan yang disampaikan
3. Penyuluhan
sebagai proses perubahan perilaku. Informasi yang disebarkan sebisa mungkin
tidak sekedar memberikan pemahaman pada masyarakat, tidak pula hanya sekedar
perubahan yang terjadi pada sikap mereka. Tetapi perubahan yang terjadi pada
perilaku mereka.
4. Penyuluhan
sebagai proses pendidikan. Sebab, ada informasi/pesan yang disebarkan untuk
memberikan pemahaman baru atau membenarkan terhadap asumsi yang keliru pada
masyarakat pedesaan.
5. Penyuluhan
sebagai proses rekayasa sosial. Tak jarang jika penyuluhan yang dilakukan
selama ini terkesan sebuah “rekayasa” sepihak pemerintah. Artinya, pemerintah
adalah (menganggap) pihak yang aktif,sedangkan sasaran adalah masyarakat yang
dianggap pihak yang pasif
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Masyarakat pedesaan ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga.Ciri-ciri
masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Di
dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar
batas-batas wilayahnya.
2. Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan ( Gemeinschaft atau
paguyuban )
3. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang
bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan ( part time ) yang biasanya
sebagai pengisi waktu luang.
4. Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan
sebagainya.
Sejalan dengan tingkat perkembangan
pengetahuan dan pendidikan penduduk yang sudah mulai maju, komunikasi seperti
itu lambat laun akan ditinggalkan.Dengan demikian, proses komunikasi melalui
lisan atau antar persona akan cepat berubah apabila pembaharuan cepat diterima
oleh masyarakat desa. Yakni dengan munculnya media yang yang berpotensi
menyebarkan informasi seperti Koran Masuk Desa (KMD), Media Rakyat (MR) dan
Media Tradisional.
Penyuluhan di pedesaan
berbagi inovasi untuk kelangsungan hidup masyarakat desa. lewat penyuluh
pembangunan diharapkan masyarakat desa mengetahui inovasi serta menerapkannya
di kehidupan sehari – hari.Kemudian penyuluhan di pedesaan memiliki peran
diantaranya :
1.
Penyuluhan
sebagai proses penyebaran informasi.
2.
Penyuluhan
sebagai proses penerangan.
3.
Penyuluhan
sebagai proses perubahan perilaku.
4.
Penyuluhan
sebagai proses pendidikan.
5.
Penyuluhan
sebagai proses rekayasa sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Nurudin, 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Ranganath,
1976, Telling the People Tell Themselves, Media Asia 3
Amri Jahi, 1988, Komunikasi Massa dan Pembangunan
Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga, PT Gramedia, Jakarta