Jumat, 30 November 2012

Public Relations, Menjanjikan Penghasilan Tinggi

0 komentar
Public Relations, Menjanjikan Penghasilan Tinggi

KOMPAS.com - Kini, public relations (PR) menjadi salah satu profesi yang banyak diincar oleh pencari kerja. Menjanjikan penghasilan tinggi, seorang praktisi PR harus menciptakan ide dan solusi serta membangun komunikasi dengan klien maupun media.


Profesi sebagai public relations (PR) atau hubungan (humas) masyarakat sudah jamak terdengar di telinga banyak orang. Hampir di seluruh kegiatan, baik berkaitan dengan perseorangan, organisasi, atau perusahaan, peran PR sangat dibutuhkan untuk mendukung kelancaran hingga kesuksesan kegiatan tersebut.

Adanya tuntutan keterbukaan dalam berbagai aspek kehidupan berimbas pada makin pentingnya profesi ini. Isyak Stamboel, Managing Director Kendi5 Strategic Communica-tions, mengatakan, hampir semua perusahaan yang menerapkan manajemen modern membutuhkan public relations. "Tren perusahaan ke arah terbuka, yakni perusahaan go public, memberi peluang profesi ini untuk lebih eksis," katanya.

Maklum, PR bisa menjadi jembatan komunikasi yang baik bagi berbagai pihak untuk mencapai tujuannya. Menurut Indira Abidin, Managing Director Fortune PR, public relations memang mempunyai peran dalam membangun hubungan timbal balik dengan berbagai stakeholder. Mereka harus membangun hubungan yang baik untuk mendukung tercapainya tujuan bagi pribadi, organisasi, atau perusahaan.

Sementara itu, Sri Lestari, Principal Consultant Cognito Communications Counsellors, mengatakan, praktisi PR berperan dalam mengelola reputasi klien. "Kami akan mengelola persepsi target audience klien kita, terhadap produk, atau apa saja yang ditugaskan kepada kami," ujarnya.

Pertumbuhan ekonomi di negeri ini yang baik juga meningkatkan kebutuhan akan praktisi PR. Kebutuhan PR ini datang dari perusahaan-perusahaan yang berkembang.

Selain itu, banyaknya investasi baru juga makin mendorong tingginya kebutuhan akan PR. Sama halnya perusahaan lain, perusahaan baru membutuhkan solusi strategi komunikasi khusus, baik untuk memperkenalkan keberadaannya atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai.


Permintaan tinggi


Bukan hanya oleh perusahaan PR, kebutuhan tenaga PR juga datang dari perusahaan besar yang memiliki aktivitas bisnis luas. Mereka biasanya juga mengurusi bidang hubungan internal maupun eksternal perusahaan. Nah, PR yang bekerja pada sebuah perusahaan ini biasa disebut inhouse public relations. "Peluang karier PR sangat besar dan luas, sejalan dengan modernisasi yang terjadi di segala bidang," kata Isyak.

Indira sepakat perihal tingginya kebutuhan profesional di bidang PR. Buktinya, selama dua tahun belakangan ini ia banyak menerima proyek berkaitan dengan public relations. "Banyak permintaan yang datang ke Fortune PR. Hampir 30 persen dari luar negeri," jelasnya.

Senada dengan Indira, Sri Lestari juga membenarkan soal perkembangan industri PR ini. Ia melihat, salah satu indikasi pertumbuhan industri ini adalah makin banyaknya sekolah yang menawarkan pendidikan public relations. "Kondisi itu bisa menunjukkan tingginya permintaan sumber daya manusia di industri ini," terang Sri.

Selain itu, ia juga mengamati munculnya sejumlah PR agensi baru. "Khususnya, PR agensi yang baru start-up atau masih kecil. Mereka bermunculan dengan jumlah yang cukup banyak," kata Sri.

Makin baiknya prospek industri PR, lanjutnya, juga ditandai dengan membaiknya penerimaan oleh media. "Saat ini, mulai ada media yang memberikan penghargaan terhadap para praktisi PR," tutur Sri.

Dari kacamata perusahaannya sendiri, Sri juga melihat pesatnya perkembangan industri PR ini tampak dari proyek-proyek yang mengalir ke Cognito. "Boleh dibilang, kecepatan kami mendapatkan proyek lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan kami mendapatkan karyawan," cetusnya.

Yang jelas, tingginya permintaan itu juga melahirkan berbagai peluang dalam industri hubungan publik. Termasuk, pengembangan sumber dayanya. Maklum, saat ini,  masih ada keterbatasan praktisi dalam industri PR ini.

Tenaga kerja segar alias lulusan baru (fresh graduate) belum bermanfaat secara maksimal. Butuh waktu yang cukup lama bagi mereka untuk menjalani proses pendidikan. Maklum, para lulusan itu belum siap pakai, tapi siap dididik kembali. "Meski dasar pendidikan PR sudah cukup baik, masih jauh dengan kualitas yang dibutuhkan pasar," kata Isyak.

Padahal, kini, perusahaan-perusahaan yang ingin mempekerjakan tenaga humas memerlukan tenaga-tenaga yang siap pakai. Selain menguasai konsep-konsep PR, mereka juga mengerti praktik manajemen, jurnalistik, dan mengikuti perkembangan masyarakat.


Arsitek komunikasi


Siapa pun yang tertarik terjun ke dunia PR tak membutuhkan latar belakang pendidikan khusus. Para praktisi PR yang ada saat ini pun datang dari berbagai latar belakang pendidikan, tak terbatas dari mereka yang memiliki pendidikan di bidang komunikasi.

Namun, tentu saja, akan menjadi nilai lebih kalau para praktisi ini punya pemahaman yang lebih baik akan salah satu industri. Misalnya, jika dia memahami soal teknologi informasi atau hardware, software, besar kemungkinan dia akan menangani perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan TI.

Yang penting, menurut Isyak, orang yang menjalani profesi PR harus menyadari bahwa jatidirinya menjadi cerminan profesinya. Saat dia akan membangun citra positif, segala yang melekat dan tindakan yang dilakukan harus berlandaskan harapan terciptanya hal-hal positif. "Seorang PR adalah perencana komunikasi atau arsitek komunikasi," ujar Isyak.

Sebagai arsitek, praktisi PR harus menguasai konsep-konsep komunikasi, strategi komunikasi, dan siap mengeksekusi program komunikasi sesempurna mungkin. "Dia juga harus memiliki pemikiran jernih. Karena fungsi PR harusnya menjual solusi, dia juga harus bisa memberikan saran yang paling baik untuk klien jika diminta," terang Sri.

Untuk menjadi seorang praktisi PR yang andal, para peminat di bidang ini harus memiliki bekal kompetensi yang cukup beragam. Apa saja? Yuk, kita tengok satu per satu.


Keahlian berkomunikasi


Namanya saja arsitek komunikasi, tentu saja keahlian berkomunikasi (communication skill) mutlak harus dimiliki oleh seorang praktisi PR. Dia harus bisa menghadapi klien, media, dan masyarakat.

Keahlian dalam berkomunikasi ini terlihat dari kemampuan membuat orang nyaman diajak bicara, mengajak orang bisa mengungkapkan diri, serta bisa menyampaikan pesan atau ide ke orang dengan efektif. Kemampuan ini juga menjadi modal awal para PR untuk menciptakan jaringan, baik dengan klien atau media. Dalam keahlian ini, seorang praktisi PR juga harus mampu menjual ide. "Ini termasuk interpersonal skill," kata Indira.


Media relations
Kemampuan media relations juga menjadi modal dasar lainnya, bagi praktisi public relations. "Sebagai konsultan PR sebagian besar pekerjaan yang kami tangani berhubungan dengan media massa," jelas Sri.

Oleh karena itu, seorang praktisi PR harus mempunyai pemahaman pengetahuan dan ketrampilan untuk mengenal media dengan baik. Mereka harus mengenal media konvensional, sosial, dan apa pun jenis media itu, beserta karakter masing-masing. Misalnya, jam
deadline, jenis-jenis media yang cocok dengan tujuan yang ingin dicapai klien, gaya dan keunikan. termasuk preferensi masing-masing media.

Makanya, seandainya ada mantan wartawan yang ingin terjun ke dunia PR, tentu itu menjadi nilai tambah tersendiri. Sebab, dia mengerti sistem dalam dunia pers dan sudah paham peta media di Indonesia.

Namun, tak cukup memiliki jaringan yang luas dengan banyak media, seorang praktisi PR juga harus mampu menjalin komunikasi yang baik dan berkualitas dengan para jurnalis, termasuk editor dan editor in chief. Arti berkualitas di sini, bukan hanya kenal, tapi memiliki hubungan yang baik, bahkan sedapat mungkin akrab.


Bisa menulis


Seorang praktisi PR juga dituntut memiliki kemampuan tulis menulis. Bagian dari kemampuan ini antara lain merumuskan masalah, menyusun dalam alur sederhana, dan menyampaikannya dalam bentuk tulisan yang runut agar pesan yang tersampaikan.

Maklum, dalam menjual solusi klien, praktisi PR seringkali menggunakan media seperti konferensi pers. Nah, dalam konferensi pers tersebut, mereka juga seringkali menyertakan media release. Selain itu, untuk menjalin komunikasi, baik dengan klien atau media, tak selamanya bentuk komunikasi ini bisa memakai cara-cara verbal. "Oleh karena itu, dia juga harus bisa menulis," kata Sri.


Piawai bernegiosiasi

Semakin senior predikat PR yang disandang, maka banyaknya keahlian akan menjadi nilai tambah tersendiri. "Mereka harus pandai menganalisis sesuatu, menangani isu, dan memiliki keahlian untuk bernegosiasi," terang Sri. Kemampuan negosiasi ini penting, karena praktisi PR bukan hanya bernegosiasi dengan klien. Ketika mengadakan event tertentu, mereka juga harus menghadapi banyak pihak. Misalnya, mereka harus menyewa gedung atau mencari suplai berbagai kebutuhan untuk dalam event tersebut.

Selain itu, kemampuan negosiasi juga diperlukan ketika para praktisi PR ini harus mencari atau mendapatkan proyek-proyek baru. "Kami semua harus mempunyai mentalitas untuk mencari proyek," kata Sri.

Semakin baik kualitas dalam menangani sebuah kegiatan atau mencari solusi terhadap suatu masalah, akan makin besar peluang klien untuk memperpanjang kontrak. Tentu saja, ini akan menjadi keuntungan tersendiri bagi agensi.


Penghasilan tinggi

Perkembangan dalam industri PR ini juga menuntut adanya perubahan struktur organisasi dalam sebuah perusahaan agensi PR. Supaya makin fokus dalam memberikan pelayanan kepada klien, mereka pun terus berbenah dengan mengembangkan berbagai divisi.

Dari sini lantas muncul kebutuhan-kebutuhan tenaga baru. Tentu saja, hal ini menciptakan membuat jenjang karier di sebuah perusahaan PR menjadi lebih luas dan panjang. Hanya saja, setiap perusahaan tentu mempunyai kebijakan masing-masing soal pengembangan divisi dan jenjang karier sesuai dengan kebutuhan mereka.

Di Cognito Communication Counsellors misalnya. Agensi PR yang menawarkan beberapa solusi komunikasi (corporate communication, marketing communication, crisis and issues management) membagi jenjang karier karyawan dalam enam tingkatan. Yakni, account coordinator, associate, senior associate, consultant, senior consultant, dan principal consultant. "Tapi, bisa jadi level jenjang karier ini akan berbeda sangat jauh antar perusahaan, meski menggunakan terminologi yang sama," pesan Sri.

Sementara itu, Fortune PR membagi beberapa praktisinya dalam divisi berdasarkan industri. Seperti ada divisi yang khusus menangani industri pariwisata dan hospitality, keuangan, teknologi, kesehatan, dan prodev atau pemasaran sosial.

Baik Indira maupun Sri Lestari mengakui, dalam kondisi saat ini, keterbatasan praktisi PR justru berada pada level atas. "Mulai prinsipal sudah susah, mereka ini yang memiliki kemampuan untuk menggaet klien baru," kata Indira.

Lantas, berapa potensi penghasilan yang masuk ke kantong praktisi PR? Sebagai perusahaan di bidang jasa, Sri mengatakan sangat sulit memberikan patokan penghasilan karena penilaian untuk pemikiran tiap-tiap individu di setiap perusahaan bisa berbeda jauh. "Jadi, akan sulit menetapkan patokan penghasilan karena perusahaan kecil punya perhitungan sendiri bagi pemula dan tingkatan di atasnya, demikian pula perusahaan level menengah dan atas," kata Sri.

Namun, menurut Sri, saat ini, kompensasi yang diterima para praktisi PR ini cukup bersaing dengan industri lainnya. "Jika tidak, tentu tak banyak pihak masuk di industri ini," ujarnya.

Di luar kompensasi yang diterima setiap bulan, lanjut Sri Lestari, seorang praktisi PR juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan, berupa insentif, komisi dan bonus kalau mereka bisa mencapai target tertentu. "Jadi, mereka bekerja tak sekadar menjalankan pekerjaan," kata Sri.

Mereka akan mendapatkan insentif, misalnya, ketika ada klien yang menyatakan kepuasan karena pesan yang mereka inginkan benar-benar tersampaikan berkat aktivitas PR yang dijalankan petugas atau perusahaan. "Jika ada klien yang memperbarui atau mendapatkan kontrak baru, keberhasilan ini juga kami bagi kepada mereka yang selama ini telah bekerja keras," jelas Sri.

Isyak menambahkan, penghasilan seorang PR sangat tergantung skala bisnis perusahaan yang menaunginya. "Namun, untuk saat ini, penghasilan yang diperoleh bisa ditotal relatif lumayan besar, apalagi untuk level senior atau mereka yang sudah berpengalaman di bidang ini," katanya.

Seorang praktisi PR yang enggan disebut namanya menyebutkan, kisaran penghasilan PR di level pemula hingga masa kerja tiga tahun antara Rp 3 juta–Rp 5 juta per bulan. Sedangkan penghasilan tingkat senior berkisar Rp 7 juta hingga Rp 12 juta. Di level selanjutnya, penghasilan mereka bisa mencapai puluhan juta per bulan.

Kompetensi Lulusan Bidang Kajian Ilmu Public Relations

0 komentar
PEMAHAMAN ANDA TERHADAP ARTIKEL INI SANGAT BERMANFAAT BAGI KAMI


Sedangkan Bidang Kajian Ilmu Public relations mengarahkan pengajarannya kepada pembentukan sarjana yang paham, mampu, ahli, dan terampil melakukan komunikasi timbal balik antara lembaga dengan publik secara harmonis, guna menciptakan timbang rasa, kerjasama, dan saling pengertian dalam mencapai kepuasan bersama, serta dapat menerapkan pengetahuannya untuk merancang dan mengatur kegiatan lembaga/instansi/organisasi. Untuk menjalankan kegiatan tersebut secara professional, lulusan dibekali keahlian (skill), pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), dan kualitas (quality). Agar mencapai itu mahasiswa memperoleh mata kuliah khas kehumasan antara lain: Komunikasi Bisnis, Periklanan, Publisitas, Protokoler, Etika dan Profesi Humas, Manajemen Humas, dan Humas Internasional.
Lapangan pekerjaan lulusan Bidang Kajian Ilmu Public relations sangat beragam dan terbentang luas sehingga dapat ditempatkan di semua instansi. Misalnya: Instansi pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, biro iklan, konsultan Public relations, industri media, kedutaan besar. Di samping itu lulusan Public relations (PR) dapat bekerja mandiri dengan mendirikan konsultas PR, peneliti, publicity man, PR organizer, protokoler kenegaraan/pemerintah. Bahkan praktisi Public relations bisa menduduki jabatan sebagai General Manager PR/Vice President PR.
Lulusan Bidang Kajian Ilmu Public relations antara lain dapat berkerja sebagai/dalam bidang:
1)      PR Perusahaan Swasta/Pemerintah
2)      Advertiser
3)      Protokol Kenegaraan
4)      Publicity Man
5)      Presenter Entertainment
6)      Konsultan PR
7)      Marketing PR
8)      PR Event Organizer
9)      Manajemen Artis
10)  Perencana PR/PR Programming
11)  PR Campaign
12)  Konsultan PR
13)  Diplomat
14)  PR Production House
15)  Peneliti PR.

Profil Jurusan Ilmu Komunikasi (IAIN STS JAMBI)

0 komentar



A. VISI PROGRAM STUDI

Menjadi Pusat Unggulan Pendidikan, Penelitian dan penerapan Ilmu Komunikasi menuju UNHAS sebagai World Class University.

b. MISI PROGRAM STUDI

1. Menyelenggarakan pendidikan ilmu komunikasi dalam jenjang sarjana
2. Mengembangkan riset yang berorientasi pada penemuan, penerapan, pengembangan dan pengayaan khasanah Ilmu Komunikasi dan teknologi informasi .
3. Menyelenggarakan pelatihan profesional dan aktivitas komunikasi lainnya yang aplikatif untuk membantu masyarakat sebagai wujud dari University Social Responsibility (USR)

c. TUJUAN PROGRAM STUDI

Tujuan Umum:
Menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan intelektual (cognitive, afektif, psychomotoric) dalam menerapkan, mengembangkan, dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang Komunikasi serta menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Tujuan Khusus :
1. Menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, jujur, santun, memiliki kepekaan dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Menguasai pengetahuan dan memiliki keterampilan di bidang ilmu, seni, dan teknologi komunikasi .
3. Menguasai prinsip-prinsip dasar pemecahan masalah dalam bidang komunikasi yang dihadapi masyarakat dengan berbasis ilmu pengetahuan, seni dan teknologi secara kreatif dan inovatif

SASARAN PROGRAM STUDI

Menghasilkan sarjana ilmu komunikasi yang terampil, kreatif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan kerja dibidang jurnalistik, Public Relations, dan penyiaran

PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI

Profil lulusan jurusan/program studi komunikasi dikelompokkan berdasarkan 3 konsentrasi sebagai berikut:
1. Konsentrasi Jurnalistik:
  • Wartawan
  • Manager Media
  • Fotografer
  • Konsultan Media
  • Pendidik/Trainer
  • Penelitian
2. Konsentrasi Public Relations:
  • PR/Humas
  • Public Speaker/juru bicara
  • Bagian Pemasaran/promosi
  • Event Organiser
  • Publisher
  • Pendidik/Trainer
  • Peneliti
  • Konsultan PR
3. Konsentrasi Penyiaran:
  • Jurnalist Radio.TV
  • Penyiar Radio/TV
  • Radio/Video Editor
  • Script Writer
  • Programmer
  • Producer
  • Pendidik/Trainer
  • Peneliti

D. KOMPETENSI LULUSAN

I. Kompetensi lulusan Konsentrasi jurnalistik:
a. Kompetensi Utama
  1. Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang jurnalistik surat kabar, radio, dan TV dan internet, serta beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah jurnalistik surat kabar/radio/TV/Internet.
  2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan spesialis dan mendalam di bidang-bidang jurnalistik surat kabar/radio/TV/Internet, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural jurnalistik surat kabar/radio/TV/Internet.
  3. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi dalam bidang jurnalistik surat kabar/radio/TV/internet.
  4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi dan individu dalam bidang jurnalistik surat kabar/radio/TV/Internet.
b. Kompetensi Pendukung
  1. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam merancang dan mengelola kegiatan jurnalistik surat kabar/radio/TV/Internet.
  2. Mampu memecahkan permasalahan jurnalistik dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi informasi dan komunikasi.
  3. Menguasai konsep dan teori tentang jurnalistik serta mampu menerapkan konsep dan teori tersebut dalam mengelola lembaga dan kegiatan jurnalistik surat kabar/radio/TV/Internet.
  4. Mampu menawarkan alternatif penyelesaian masalah prosedural untuk efektivitas dan efisiensi pengelolaan lembaga dan kegiatan jurnalistik surat kabar/radio/TV/Internet.
  5. Menguasai metode dan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif dalam bidang jurnalistik surat kabar/radio/TV/Internet.
  6. Mampu menyusun telaahan (evaluasi) tentang kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam proses penyelenggaraan lembaga dan kegiatan jurnalistik.
  7. Mampu memanfaatkan informasi dan data dalam menentukan alternatif yang paling tepat dalam pemecahan masalah jurnalistik.
  8. Mampu mengelola lembaga dan kegiatan jurnalistik surat kabar/radio/TV dengan berpedoman pada nilai-nilai kejujuran, seimbang, adil dan demokratis baik secara individual maupun tim.
c. Kompetensi Lainnya
  1. Berpikir logis dan berstruktur berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan dalam bidang jurnalistik surat kabar, radio, dan TV.
  2. Terampil dalam mengelola lembaga dan kegiatan-kegiatan jurnalistik surat kabar, radio, dan TV.
  3. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip hukum, etika, moral dan ketuhanan, berakhlak mulia, dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam menyelenggarakan layanan kepada masyarakat yang terkait dengan bidang jurnalistik surat kabar, radio, dan TV,
II. Kompetensi lulusan Konsentrasi Public Relations
a. Kompetensi Utama
  1. Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam pengelolaan lembaga dan kegiatan Public Relations, serta beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah lembaga dan kegiatan Public Relation.
  2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan spesialis dan mendalam dalam pengelolaan lembaga dan kegiatan Public Relations serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural kelembagaan dan kegiatan Public Relations.
  3. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai solusi alternatif dalam pengelolaan lembaga dan kegiatan Public Relations .
  4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi dan individu dalam pengelolaan dan kegitaan Public Relations.
b. Kompetensi Pendukung
  1. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam merancang dan mengelola lembaga dan kegiatan Public relations baik pada instansi pemerintah maupun swasta.
  2. Mampu memecahkan permasalahan Public Relations dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi informasi dan komunikasi.
  3. Menguasai konsep dan teori tentang Public Relations dan mampu menerapkan konsep dan terori tersbut dalam mengelola lembaga dan kegiatan Public Relations.
  4. Mampu menawarkan alternatif penyelesaian masalah prosedural untuk efektivitas dan efisiensi pengelolaan lembaga dan kegiatan Public Relations.
  5. Menguasai metode dan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif dalam bidang Public Relations
  6. Mampu menyusun telaahan (evaluasi) tentang kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam prosespengelolaan lembaga dan kegiatan Public Relations.
  7. Mampu memanfaatkan informasi dan data dalam menentukan alternatif yang paling tepat dalam pemecahan masalah kelembagaan dan kegiatan Public Relations.
  8. Mampu mengelola lembaga dan kegiatan Public Relations dengan berpedoman pada nilai-nilai kejujuran, seimbang, adil dan demokratis baik secara individual maupun tim.
c. Kompetensi Lainnya
  1. Berpikir logis dan berstruktur berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan dalam bidang Public Relations.
  2. Terampil memanfaatkan teknologi dalam mengelola lembaga dan kegiatan-kegiatan Public Relations.
  3. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip hukum, etika, moral dan ketuhanan, berakhlak mulia, dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam menyelenggarakan layanan kepada masyarakat yang terkait dengan bidang Public Relations.
III. Kompetensi lulusan Konsentrasi Penyiaran
a. Kompetensi Utama
  1. Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam pengelolaan lembaga dan kegiatan penyiaran/reportase/ presentase acara/program radio dan TV, serta beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah lembaga dan kegiatan penyiaran/reportase/presentase.
  2. Menguasai konsep dan teori dalam bidang pengetahuan spesialis dan mendalam dalam pengelolaan lembaga dan kegiatan penyiaran/reportase/presentasi acara/program radio dan TV, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural kelembagaan dan kegiatan penyiaran/reportase/presentasi.
  3. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai solusi alternatif dalam pengelolaan lembaga dan kegiatan penyiaran/reportase/presentasi acara/program radio dan TV.
  4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi dan individu dalam pengelolaan dan kegitaan penyiaran/reportase/presentasi.
b. Kompetensi Pendukung
  1. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam merancang dan mengelola lembaga dan kegiatan Public relations baik pada instansi pemerintah maupun swasta.
  2. Mampu memecahkan permasalahan Public Relations dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi informasi dan komunikasi
  3. Menguasai konsep dan teori tentang kelembagaan dan kegiatan Penyiaran/reprtase/presentasi dan mampu menerapkan konsep dan terori tersebut dalam mengelola lembaga dan kegiatan tersebut.
  4. Mampu menawarkan alternatif penyelesaian masalah prosedural untuk efektivitas dan efisiensi pengelolaan lembaga dan kegiatan penyiaran/reportase/presentasi.
  5. Menguasai metode dan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif dalam bidang penyiaran/reportase/presentase.
  6. Mampu menyusun telaah (evaluasi) tentang kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam proses pengelolaan lembaga dan kegiatan penyiaran/ reportase/presentasi.
  7. Mampu menyusun telaah (evaluasi) tentang kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam proses pengelolaan lembaga dan kegiatan penyiaran/ reportase/presentasi.
  8. Mampu mengelola lembaga dan kegiatan penyiaran/reportase/ presentase acara/program radio dan TV dengan berpedoman pada nilai-nilai kejujuran, seimbang, adil dan demokratis baik secara individual maupun tim.
c. Kompetensi Lainnya
  1. Berpikir logis dan berstruktur berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan dalam bidang penyiaran/reportase/presentasi acara/program radio dan TV.
  2. Terampil dalam mengelola lembaga dan kegiatan-kegiatan penyiaran/reportase/presentasi acara/program radio dan TV.
  3. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip hukum, etika, moral dan ketuhanan, berakhlak mulia, dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam menyelenggarakan layanan kepada masyarakat yang terkait dengan bidang penyiaran/ reportase/presentasi acara/ program radio dan TV


    Nama                  : Arjamudin
    NIM                   : UR. 110973
    Fak/Jur               : Ushuluddin/Public Relation
    Perguruan Tinggi : IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Public Relation : Definisi, Fungsi dan Tujuan Public Relation

0 komentar


Definisi public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).
Pengertian public relation adalah: Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002, p.7).
Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002, p.145). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1). Scholz (1999,p.2) mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.
Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut:
1. Pengertian Umum
Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Crystallizing
Public Opinion menyebutkan bahwa public relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).
2. Pengertian Khusus
Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002). Dalam buku dasar-dasar public relation (Wilcox dan Cameron,2006,p.5) juga mengatakan bahwa “public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”. yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Tujuan Public Relation
Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003).

Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
e. Mendukung bauran pemasaran.

Jefkins (2003, p.54) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relation sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
c. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
d. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru.
e. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
f. Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan.
g. Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
h. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
i. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.
j. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
k. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
l. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
m. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
n. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007). Selain itu public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria, 2002).

Fungsi Public Relation

Menurut Maria (2002, p.31), “public relation merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut”. Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi public relation yaitu:
1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan bahwa public relation lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi public relation yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi
dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relation adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 2002).


By : Arja 

CERITE TENTANG PEMBURU DAN BATIN MPAI UDE MELUKU

0 komentar

Suatu hari ada seorang pemburu yang kehabisan bekal, sedangkan perutnya sudah lapar sekali. Dengan susah payah ia berharap bertemu seseorang dengan harapan bisa menolongnya memberi sedikit makanan buat mengisi perutnya yang sudah kelaparan. Akhinya dia bertemu dengan seorang “batin” di “dangau” yang sedang istirahat dan sebentar lagi akan menyantap bekal yang dibawanya. Dengan perasaan gembira Pemburu beranjak menemui “batin” itu dengan harapan dapat memberi dia sesuatu untuk mengganjal perutnya. Setelah sampai di “dangau” terjadilah percakapan berikut ini:
Pemburu : Assalamualaikum, Mang…!!!
Batin: Walaikum salam…
Pemburu: Numpang beghadu dikit Mang… adak mpai ude beburu… (Pemburu itu bebasa basi, sambil melepas sepatu Bot lah tukak tumitnye, terustu duduk di kayu Kung dangau berharap dipantau li Batin itu tadi).
Batin: Lajulah, dikkah ngape… ame jiku naik kiah ke pucuk, sambil kite ngecap gulaian ibung kamu nih…. (batin itu bebasa basi, memang die dik beniat nak ngajak makan, karne kebiaseean jeme Semende bebasa basi dengan sape kinah, laju teumung pule nga pemburu itu)
Pemburu : Nah… ini die luka’an (awak tini lah ndie tu ditunggu-tunggu… dalam ati, langsung naik ke dangau ngayapi idangan)
Batin: Dalam ati batin itu (Nah…. ngguk nian batin ini ni, awak aku tadi sembawe ampung, lah ngayap nian ke sini… lukak kurang suap kalu mak ini ceritenye; mula’i batin itu beperangi)
Dengan berat ati batin itu mbagi ibatan nasinye.
Saking lapaghnye dik bemalu agi  mikut makan pule…. ndik basa basi lagi pemburu itu ngumung-ngumung nga Batin tu sambil makan;
Pemburu: Nduk… Mang, lemak pule nasi kamu nih…mane mempur lemak kiamat neguknye…Tuape name  tini…?
Batin: (Karne lah marah, die mulai beperangi nga pemburu tu)… au…lemak ndie Nasi  ni, namenye Beghas SEKALI NGAJAK LAH GALAK…MANGKENYE ASENYE LEMAK KIAMATTTAN…..!!!!
Pemburu: Oooo…ooo… Mak itu…!! (die belum sadar), trus kalu teghung kamu ni kecik-kecik menae pule, ade dikde yang besak agi…?
Nengagh Umungan Luk itu, batin itu Emosi… jawabnyelah…Gegacang…
Batin: Ade agi, yang besak LUK INI….. (Sambil ngacungkah GUCUH ke dai pemburu tu),
Nginak batin tu lah luk itu, mpai sadar kalu die lah mbuat batin tu marah, karne ngurangi suapnye…Untung die lah ude makan, laju belaghi gegacang… sebelum batin itu ngeluaghkah gerahang….
Disadur dari cerita sang kakak waktu penulis masih SD
Selamat Menikmati

Jumat, 23 November 2012

Rangkuamn Psikologi Komunikasi dan Kepercayaan Pribadi

0 komentar

Meningkatkan citra diri pemimpin organisasi perempuan ( Behaviour, brain, beauty) oleh : Shita Wardani Singgih Workshop Kepemimpinan & Keperibadian Organisasi Permpuan BKOW Provinsi  Jambi, 13 Desember 2011.

Alur presentasi
·         Definisi keperibadian & konsep diri
·         Pemimpin & Kepemimpinan
·         Citra pribadi pemimpin perempuan

Keperibadian
·         Salah satu factor penunjang keberhasilan dalam kehidupan, karier, pekerjaa, dan pergaulan adalah mempunyai keperibadian yang baik.
·         Seseorang yang pintar & cerdas saja tidak cuku, dia harus mempunyai keperibadian dan prilaku yang baik.
·         Pertanyaan :
-          Apa itu keperibadian ?
-          Dapatkah keperibadian yang baik itu dipelajari ?
-          Kenapa keperibadian ini menjadi sangat penting dalam kehidupa, pergaula, dan karier ?
Keperibadian
o   Dalam arti yang luar KEPERIBADIAN  adalah integrasi dari seluruh sifat seseorang yang dipelajarinya, maupun sifat-sifat yang diwarisinya sehingga menimbulkan sesuatu yang khas dari orang tersebut.
o   Seseorang yang mempunyai KEPERIBADIAN yang baik, tidak harus cantik atau tampa, tetapi mempunyai sifat yang menarik. Ia membrikan kesan yang menyenangkan bagi orang lain, tulus dan berbudi luhur, penuh dedikas, kejujuran dan keberanian  dan sebagainya.

MENJADI DIRI SENDIRI 

·         Sering kita mengatakan, jadilah dirimu sendir, meskipun tidak semudah yang dikatakan.
·         Sering kali, kita lain dengan sekitar kita, contohnya bila sedang ada model busana atau tat arias wajah dan rambut, si anu sangat menarik, lalu kita berusaha semirip seperti dia, padahal belum tentu cocok dengan tubuh, wajah dan keperibadian kita.
Ø  Mengapa tidak belajar mensyukuri apa yang telah kita miliki.

MENGGALI & MENGEVALUASI DIRI SENDIRI.

§  Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing
§  Perbandingan merasa kurang dari orang lai, dapat dikurangi sampai merasa tidak berbeda denga orang lai, bila kita mengenali diri sendiri.
§  Cobalah menelusuri kehidupan kita sendir, apa yang salaam ini kita perbuat, kita lakukan, lalu kita membuat evaluasi, apa lagi yang dapat kita lakukan untuk kedepan.
§  Batu-batu sandungan yang pernah kita trima, dapat dijadikan pengalaman yang berharg, tanpa perlu menyalahkan diri sendiri.


MENILAI DIRI SENDIRI SECARA POSITIF.
Sering kali kita mengatakan saya jelek tidak secntik si Mira, hidung saya pesek tidak semancung Dewi, saya hanya lulus S3 ( SD, SMP, SMA ) ,terus semakin panjang daftar kekurangan kita ( ini menurut kita sendiri).

MEMPUNYAI HARGA DIRI
·         Mempunyai harga diri, berate kita sudh dapt menghargai diri kita secara baik, secara positif, tidak sama dengan mempunyai rasa percaya diri.
·         Kita akan mempunyai rasa percaya diri, bila kita sudah dapat menghargai diri sendiri.
·         Mengahrgai diri sendiri berarti kita sudah tahu bagaimana kita memperlakukan diri, agar kita dapat diperlakukan dengan baik oleh orang lain.

APAKAH KONSEP DIRI ITU ?
Konsep diri adalah konsepsi tentang bagaimana seseorang memandang diri sendiri dan situasi di sekelilingnya.

IMPLEMENTASI KONSEP DIRI
·         TAMPIL SMART AND HEALTY
·         KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
·         MEMBANGUN KEPERIBADIAN
·         KEMANDIRIAN
SMART DAN HEALTY 

v  DISIPLIN
v  OPTIMIS
v  PENAMPILAN
v  TANGGAP TERHADAP PERUBAHAN
DISIPLIN
·         Dispilin dalam social waktu, kulaitas maupun prosedur.
·         Meliputi :
Penguasaan diri, pengekangan diri,

OPTIMIS
·         Mampu melihat segala sesuatu dari sisi positif
·         Mampu menyakini bahwa setiap masalah mempunyai sisi positif
·         Memnadang masalah sebagai bagian dari proses kematengan diri.
Penampilan
·         Bersih
·         Bugar
·         Rapi
·         Serasi
Tanggapan terhadap perubahan
·         L earning Driven ( semangta belajar )
·         O pen-minded (berjiwa terbuka )
·         V isionary and Missionary ( punya visi dan misi )
·         E motionally intelegent ( cerdas emosi )


·         H umorous ( punya rasa homur )
·         E mpowering ( semangat pemberdayaan )
·         R esourceful ( kaya sumber )


Keterampilan berkomunikasi
·         BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF
·         PERLUNYA KOMUNIKASI EFEKTIF
·         KETIDAK MAMPUAN BERKOMUNIKASI

BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF
·         Munculnya kesan pertama ( citra diri)
·         Arahkan focus (arahkan lawan bicara kepada orang yang diinginkan )
·         Spesifik ( pilih kata yang tepat dengan ucapan yang jelas )
·         Berbicara secara inklusif ( suasana menyenangkan, melibatkan lawan bicara )

PERLUNYA KOMUNIKASI EFEKTIF
·         Sebagai makhluk social, individu manusia bila dia berada diantara sesama manusia dan efektif berkomunikasi dengan  sesamanya
·         Sebagai individu, seseorang akan manjadi aset organisasi, apabila mampu berkomunikasi secara verbal , non verbal dan tertulis.
·         Ketidak-mampuan berkomunikasi merugikan organisasi

Ketidak mampuan berkomunikasi
·         Kemampuan berkomunikasi akan mengakibatkan pada diri  : tidak produktif, merasa tertekan; terhambat dalam pengembangan diri dan tidak mungkin menjadi pemimpin yang efektif
·         Akibat ketidak mampuan berkominikasi bagi organisasi : menjadi beban organisasi sering terjadi miss-communication; penyelesaian pekerjaan menjadi terhambat.




 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com