ANALISIS STRUKTUR WACANA IKLAN “Roncar” (Maling Mobil)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis
bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun
lisan. Penggunaan bahasa secara alamiah tersebut berarti penggunaan
bahasa seperti dalam kominikasi sehari-hari. Stubbs menyatakan bahwa
analisis wacana menekankan kajian penggunaan bahasa dalam konteks
social, khususnya dalam interaksi antar penutur.
Data dalam analisis wacana berupa teks, baik teks lisan maupun teks
tulis. Teks disini mengacu pada bentuk transkripsi rangkaian kalimat
ataupun ujaran, seperti yang telah dipaparkan di atas, kalimat digunakan
dalam ragam bahasa tulis sedangkan ujaran digunakan untuk mengacu pada
kalimat dalam ragam bahasa lisan.
Berkenaan
dengan struktur wacana, bolen (1984) memandang struktur wacana iklan
dari segi proposisinya. Menurut pendapatnya, wacana uklan mempunyai tiga
unsur pembentuk struktur wacana, yaitu (1) butir utama (Headline), (2)
badan (Body), dan (3) penutup (close) yang dalam struktur wacana iklan
tersebut dikaitkan dengan permasalahan tahap-tahap untuk mencapai
tujuan.
Dalam
makalah ini penulis akan mencoba untuk menganalisis struktur wacana
yang terdapat dalam iklan Alarm Roncar. Penulis mecoba untuk
mengklasifikasikan bagian-bagian yang terdapat pada iklan tersbut
menjadi beberapa bagian, yaitu butir utama, badan, dan penutup.
Butir
utama iklan merupakan tujuan pertama dalam wacana iklan untuk menarik
perhatian. Untuk itu, diperlukan pesan-pesan iklan yang menarik dan
penting sehingga dapat menarik perhatian dari para calon konsumen.
Tahapan kedua
setelah Butir utama adalah badan iklan. Badan iklan mempunyai tujuan
untuk menarik minat dan kesadaran para calon konsumen. Tujuan adalam
tahap ini diwadahi dalam bagian badan. Dengan berdasarkan pada motif
calon konsumen dalam membeli sesuatu, yaitu motif emosional dan motif
rasional, maka bagian badan wacana iklan hendaknya mengandung alasan
Objektif (rasioanal) dan alasan Subjektif (emosional). Alasan objektif
di sini bisa berupa informasi-informasi yang dapat diterima oleh nalar
para calon konsumen. Alasan subjektif berupa hal-hal yang dapat mengajak
emosi paa calon konsumen untuk memiliki (menikmati) apa yang telah
dipromosikan oleh produsen.
Pada biasanya, bagian penutup iklan
berisi informasi-informasi lain yang berhubungan dengan topik yang
diiklankan. Informasi jenis ini disebut dengan butur-butir pasif. Tujuan
ketiga dalam wacana iklan adalah mengubah tindakan tertentu pada diri
konsumen. Apabila perhatian diperoleh, minat dapat dibangkitkan dan
kesadaran telah mencapai puncak yang berarti komunikasi telah tercapai
dalam wacana iklan tersebut. Dalam menggembangkan bagian penutup dalam
wacana iklan, ada dua hal yang perlu untuk dipertimbangkan yaitu (1)
pendekatan penjualan (selling approach) dan (2) butir-butir pasif
(passive point). Pendekatan penjualan yang dapat digunakan untuk
mengakhiri badan iklan adalah dengan cara keras dan lemah.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana analisis struktur pada butir utama dari Wacana Iklan Alarm Roncar?
1.2.2 Bagaimana analisis struktur Badan dari wacana Iklan Alarm Roncar?
1.2.3 Bagaimana analisis struktur Penutup dari Wacana Iklan Alarm Roncar ?
1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui struktur wacana dalam butir utama dari wacana Iklan Alarm Roncar.
1.3.2 Untuk mengetahui struktur wacana dalam badan dari wacana iklan Alarm Roncar.
1.3.3 Untuk mengetahui struktur wacana dalam penutup dari wacana iklan Alarm Roncar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Iklan
Iklan merupakan salah satu media komunikasi yang sangat efektif untuk
digunakan sebagai alat penghubung antara produsen dan konsumen. Produsen
sering menggunakan iklan sebagai alat untuk menawarkan atau
mempromosikan produk-produknya. Oleh karena itu, semua perusahaan yang
menghasilkan produk baru, berlomba-lomba dalam memasang iklan
sebagus-bagusnya untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dari
hasil penjualan produk-produknya.
Namun sebenarnya, iklan terbagi menjadi dua macam, yaitu iklan lisan
dan iklan tulis. Iklan lisan sering dijumpai di televisi, yang
tersajikan dalam bentuk berupa kata-kata singkat namun menarik, disertai
dengan gambar-gambar mencolok yang dapat bergerak, dapat dinikmati
audio visualnya. Dan dapat dikatakan bahwa iklan lisan adalah iklan yang
memuat tentang produk dengan tampilan audio visual yang menarik.
Sedangkan iklan tulis merupakan iklan yang sering dijumpai di media
cetak (majalah, tabloid, surat kabar, dll). Iklan tulis hanya berupa
kata-kata dan gambar yang mencolok dan menarik, namun tidak dapat
bergerak seperti di televisi.
Iklan didefinisikan sebagai alat untuk memancing perhatian kepada
calon konsumen dengan membangkitkan rasa keingin tahuan konsumen melalui
kata-kata dan gambar-gambar. (Martutik, 2006:66)
Menurut batasan atau definisi dalam arti teknis jurnalistik, iklan
adalah salah satu bagian dari suatu media komunikasi yang memiliki
sifat-sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas,
dan menarik sehingga dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan
sesuatu atau melakukan timbal balik (respon) dengan tampilan semarik
mungkin.
Iklan adalah alat yang dimanfaatkan untuk menarik perhatian,
sehubungan produk yang diiklankan dengan sasaran khalayak ramai. (Rani,
2006:72).
Ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan
suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menarik perhatian calon
konsumen dalam menawarkan produk-produk suatu perusahaan dengan tampilan
gambar dan kata-kata yang menarik yang termuat dalam media elektronik
maupun media cetak.
Dewasa ini, beribu-ribu iklan telah dihasilkan dengan berbagai jenis
produk. Oleh sebab itu, komunikasi antara konsumen dan produsen pun
dapat berjalan dengan lancar meskipun tidak bertemu secara langsung.
Konsumen merasakan kepuasan terhadap produk yang ditawarkan, begitu
sebaliknya produsen merasa senang karena produk yang dihasilkan diterima
di tengah-tengah masyarakat.
2.2 Struktur Iklan
Tujuan pertama dalam wacana iklan adalah menarik perhatian. Untuk itu,
diperlukan pesan-pesan iklan yang menarik dan penting sehingga dapat
menarik perhatian calon konsumen. Tujuan ini ada pada butir utama.
Dalam hal ini, Martutuik (2006:67) berpendapat bahwa ada lima
proposisi dalam menarik perhatian konsumen yaitu (1) proposisi yang
menekankan keuntungan calon konsumen, (2) proposisi yang membangkitkan
rasa ingin tahu pada para calon konsumen, (3) proposisi yang berupa
pertanyaan yang menuntut perhatian lebih, (4) proposisi yang memberi
komando atau perintah kepada calon konsumen, dan (5) proposisi yang
menarik perhatian konsumen khusus.
Tujuan kedua, setelah menarik perhatian, adalah menarik minat dan
kesadaran calon konsumen. Berdasarkan motif calon konsumen dalam membeli
sesuatu, yaitu motif emosional dan motif rasional, diwadahi dalam
bagian badan iklan.
Rani (2006:73) menyatakan wacana iklan hendaknya mengandung alasan
objektif (rasional) dan alasan subjektif (emosional). Alasan objektif
berupa informasi yang dapat diterima oleh nalar calon konsumen sedangkan
alasan subjektif berupa hal-hal yang dapat mengajak emosi calon
konsumen.
Tujuan ketiga, yaitu komunkasi dalam wacana iklan adalah mengubah
tindakan tertentu pada diri konsumen. Hal ini terdapat pada bagian
penutup iklan. Dalam mengembangkan bagian oenutup iklan, ada dua hal
yang perlu dipertimbangkan yaitu pendekatan penjualan (seling approach)
dan butir-butir pasif (passive point). Pendekatan penjual yang dapat
digunakan untuk mengakhiri bagian iklan adalah dengan cara keras atau
dengan cara lemah.
Pendekatan penjualan dengan cara keras adalah dengan cara pengiklanan
menuntut calon konsumen untuk bertindak secara cepat, misalnya “Dapatkan
segera, persediaan terbatas”. Bentuk-bentuk tersebut dimaksudkan untuk
mempengaruhi konsumen agar tidak menangguhkan tindakan. Sedangkan
penjualan dengan cara lemah, yang digunakan untuk meutup iklan,
bertujuan untuk mengubah tindakan calon konsumen yang tidak mendesak
sifatnya. Cara ini dimaksudkan agar calon konsumen mengingat nama suatu
produk dan diharapkan membelinya pada kesempatan berikutnya.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Sumber Data
Sumber
data yang kami gunakan terbagi atas dua bagian yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder. sumber data primer berupa penilitian mengenai
iklan ini langsung dengan proses menyimak di media televisi. sedangkan
untuk sumber data sekunder kami mencoba menggali pada artikel-artikel di
internet serta download lansung iklan Alarm Roncar pada website yang menyediakannya.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak, yaitu penelitian dengan
melakukan penyimakan secara langsung terhadap karya sastra yang menjadi
obyek penelitian, penyimakan ini dilakukan dengan cara membaca teks
secara berulang-ulang terhadap teks yang menjadi objek kajian. Metode
simak ini dilakukan dengan dasar tekhnik sadap, kemudian tekhnik catat.
Setelah data tercatat barulah diadakan klasifikasi data berdasarkan
keperluan pembahasan lebih lanjut.
Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Kepustakaan (Library Research). Metode ini dilakukan untuk memperoleh
data-data dan informasi tentang objek penelitian. Peneliti menggunakan
metode kepustakaan karena data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa Analisa struktur wacana iklan. Selain itu sebagai data pendukung,
penulis juga menggunakan buku-buku, maupun artikel yang berkaitan
dengan topik bahasan.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah studi
dan dokumentasi. Teknik itu penulis lakukan karena beberapa hal, yaitu:
- Sumber data sudah ada dalam bentuk lisan yang sudah tercatat, yakni, “Teks Roncar”.
- Data penelitian sudah ada dan termuat dalam sumber data tertulis.
- Tidak perlu menggunakan teknik wawancara dan angket untuk memperoleh data.
3.3 Pengolahan Data
Berdasarkan Klasifikasi Data tersebut di atas, maka dibuatlah deskripsi
Struktur Wacana Iklan “Alarm Roncar“ dalam mencari dan menganalisis
model struktur wacana iklan tersebut. sehingga akan memperoleh hasil
yakni model iklan struktur wacana iklan Alarm Roncar.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Model Struktur Wacana Iklan Alarm Roncar.
Bolen (1984) menilai struktur wacana iklan dari segi proposisinya.
Menurutnya, wacana iklan mempunyai tiga unsur pembentuk struktur wacana,
yaitu (1) Butir utama (Headline), (2) badan (Body), (3) Penutup (close)
yang dalam struktur wacana iklan tersebut dikaitkan dengan permasalahan
tahap-tahap untuk mencapai suatu tujuan.
4.1.1 Butir Utama Iklan
Butir utama iklan merupakan tujuan pertama dalam wacana iklan adalah
untuk menarik perhatian. Untuk itu, diperlukan pesan-pesan iklan yang
menarik dan penting sehingga dapat menarik perhatian daripada calon
konsumen.
Dalam Iklan
Alarm Roncar ini langsung mengenai objek sasaran agar masyarakat
langsung mengerti apa sasaran iklan tersebut. tidak seperti iklan-iklan
yang membuat penasaran masyarakat karena memberikan selingan-selingan
yang membuat objek iklan menjadi kabur.
(di tempat parkir suatu pusat perbelanjaan)
Pencuri : (mencoba masuk mobil, namun ketika menstater alarm mobil
berbunyi)
Gadis 1 : Kasihan dech loe! pakai kartu sim Roncar dulu, baru bisa!
Pencuri : (Pencuri kabur).
Bapak : ( yang tiba-tiba lewat ) Saya juga pakai Roncar anti maling. Khan, praktis, aman dan nyaman.
Gadis 2 : Roncar anti maling khan, saya juga pakai. daaaaa!
Bapak : Daaaaa..
Gadis 1 : Makanya pakai Roncar alarm anti maling pakai PIN, untuk semua
kendaraan bermotor.
Ungkapan
yang dicetak tebal ini merupakan bagian dari butir utama iklan yang
berupa proposisi yang memberi komando atau perintah kepada calon
konsumen. Seperti contoh yang digambarkan di atas, kata pakai menunjukkan
suatu perintah kepada para calon konsumen. Pengiklan kemudian
memberikan suatu alternatif supaya para calon konsumen menggunakan
produk Roncar tersebut.
Selain kata pakai dalam permulaan iklan roncar tersebut juga terdapat ungkapan baru bisa yang dapat dikategorikan sebagai proposisi yang membangkitkan rasa ingin tahu pada para calon konsumen. Kata baru bisa
tersebut cukup untuk membuat calon konsumen bertanya-tanya, mengapa
harus menggunakan produk tersebut? lantas setelah yang berada di benak
kita, apa saja keuntungan jika kita menggunakan produk Roncar tersebut?
Dengan adanya pendeskripsian semacam itu pendengar iklan ingin
mengetahui lebih lanjut kelanjutan dari iklan tersebut yang tentunya
akan dibagikan kepadanya keunggulan daripada produk Roncar.
4.1.2 Badan Iklan
Tujuan kedua
dari sebuah iklan ialah untuk menarik minat dan kesadaran calon
konsumen, hal tersebut terdapat pada badan iklan. Dengan berdasar pada
motif calon konsumen dalam membeli sesuatu, pada badan iklan hendaknya
mengandung alasan objektif (rasional) dan subjektif (emosional). Alasan
Objektif berupa informasi yang dapat diterima oleh nalar sedangkan
alasan subjektif berupa hal-hal yang membawa emosi calon konsumen.
Berdasarkan jenis proposisi yang diungkapkan, bagian badan wacana iklan
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu berisi alasan subjektif, berisi
alasan objektif dan campuran alasan subjektif dan objektif.
(di tempat parkir suatu pusat perbelanjaan)
Pencuri : (mencoba masuk mobil, namun ketika menstater alarm mobil
berbunyi)
Gadis 1 : Kasihan dech loe! pakai kartu sim Roncar dulu, baru bisa!
Pencuri : (Pencuri kabur).
Bapak : ( tiba-tiba datang ) Saya juga pakai Roncar anti maling. Khan, praktis, aman dan nyaman.
Gadis 2 : Roncar anti maling khan, saya juga pakai. Daaaaa!
Bapak : Daaaaa..
Gadis 1 : Makanya pakai Roncar alarm anti maling pakai PIN, untuk semua
kendaraan bermotor.
Pada iklan Roncar
ini alasan yang dikemukakan pada bagian badan iklan tersebut bersifat
subjektif. Alasan itu dikatakan oleh seorang Bapak yang menghampiri
seorang gadis ketika alarm mobilnya berbunyi. Hal tersebut terlihat
jelas pada percakapan berikut ‘Saya juga pakai Roncar anti maling. Khan,
praktis, aman dan nyaman’. Jika kita mengklasifikasikannya maka
ungkapan tersebut akan menjadi Roncar praktis, Roncar aman dan Roncar
nyaman. Dengan demikian cukup jelas sifat alasan bagian badan iklan yang
dibuat oleh si pengiklan.
4.1.3 Penutup
Bagian penutup suatu wacana iklan dapat juga berisi informasi-informasi
lain yang berhubungan dengan topik yang diiklankan. Informasi
tersebut dapat berupa nomor telepon, cap dagang dan tempat pelayanan.
Informasi tersebut pada hakikatnya merupakan informasi tambahan yang
penting dan apabila dihilangkan dapat menimbulkan suatu masalah.
Tujuan ketiga dalam wacana iklan ini
adalah mengubah tindakan tertentu pada diri konsumen. Apabila perhatian
diperoleh, minat dapat dibangkitkan dan kesadaran telah mencapai puncak
yang berarti komunikasi telah tercapai dalam wacana iklan tersebut.
Dalam mengembangkan bagian penutup pada wacana iklan, ada dua hal yang
perlu untuk dipertimbangkan, yaitu (1) pendekatan penjualan (selling
approach) dan (2) butir-butir pasif (passive point). Pendekatan
penjualan yang dapat digunakan untuk mengakhiri badan iklan adalah
dengan cara keras dan lemah.
(di tempat parkir suatu pusat perbelanjaan)
Pencuri : (mencoba masuk mobil, namun ketika menstater alarm mobil
berbunyi)
Gadis 1 : Kasihan dech loe! pakai kartu sim Roncar dulu, baru bisa!
Pencuri : (Pencuri kabur).
Bapak : Saya juga pakai Roncar anti maling. Khan, praktis, aman dan nyaman.
Gadis 2 : Roncar anti maling khan, saya juga pakai. Daaaaa!
Bapak : Daaaaa..
Gadis 1 : Makanya pakai Roncar alarm anti maling pakai PIN, untuk semua kendaraan bermotor.
Pengiklan Alarm
Roncar menggunakan teknik lunak sebagai penutup iklan tersebut. Hal
tersebut terdapat pada ungkapan ‘Makanya pakai Roncar alarm anti maling
pakai PIN untuk semua kendaraan bermotor’. Proposisi yang disampaikan
pada kalimat tersebut sifatnya hanya menekankan atau menegaskan
informasi yang telah disampaikan pada bagian badan iklan. Pengiklan
bermaksud untuk memaparkan lebih detail sisi badan iklan pada bagian
penutup ini. Jika kita amati isi penutup pada iklan Alarm Roncar ini
adalah sebagai keunggulan dari produk tersebut dibanding dengan produk
lainnya. Penggunaan diksi yang tidak terlalu bersifat over
dan hanya menggunakan tekanan pengucapan yang lembut maka kami dapat
kategorikan bahwa iklan ini memakai pengembangan teknik lunak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam analisis wacana iklan ini penulis lebih banyak menekankan kepada
bagaimana struktur dari wacana iklan tersebut. Dari pembahasan yang ada
di atas dapat disimpulkan bahwa:
- Butir utama pada iklan Alarm Roncar tersebut menggunakan proposisi yang memberi komando atau perintah kepada calon konsumen.
- Badan iklan pada iklan Alarm Roncar tersebut menggunakan proposisi alasan subjektif.
- Sedangkan dalam penutup iklannya, Wacana Iklan Alarm Roncar tersebut menggunakan Pengembangan dengan tekhnik lunak.
DAFTAR PUSTAKA
Rani, Abdul., Arifin, Bustanul dan Martutik. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa Dalam Pemakaian. Malang: Bayu Media Publishing.