Rabu, 12 Maret 2014

Sejarah Perkembangan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

0 komentar
Sejarah Perkembangan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Lahirnya IAIN Sultan Thaha Saifuddin tidak terlepas dari perkembangan Agama Islam dan lembaga pendidikan Islam di Propinsi Jambi. Didorong oleh hasrat masyarakat dan ulama Jambi, maka diadakanlah Kongres Ulama Jambi pada tahun 1957, yang "menelorkan" suatu keputusan bahawa di Jambi segera didirikankanlah Fakultas Syari'ah Perguruan Tinggi Agama Islam al-Hikmah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Jambi.
Dalam masa tiga tahun pertama, Fakultas Syariah ini menunjukkan kemanunggalan antara pimpinan dengan masyarakat dan pemerintah daerah serta pemerintah pusat. Dengan SK Menteri Agama Nomor: 50 tahun 1963 tanggal 12 Mei 1963 dinegerikanlah Fakultas Syariah ini menjadi Fakultas Syariah Cabang IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan kemudian berubah menjadi cabang IAIN Raden Fatah Palembang. Penegerian ini mendorong para pejabat, ulama, dan pemuka masyarakat, terutama Gubernur KDH Tingkat I Propinsi Jambi saat itu (M.J Singadekane) untuk memperjuangkan berdirinya IAIN yang mempunyai beberapa fakultas.
Sejak tanggal 11 Juli 1965 Yayasan Perguruan Tinggi Al-Ma'arif telah memiliki Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin di Kotamadya Jambi dan sejak Maret 1964 di Sungai Penuh Kerinci telah berdiri Fakultas Syariah Muhammadiyah. Maka untuk memenuhi keinginan masyarakat, para ulama dan Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi tersebut, Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin al-Ma'arif dan Fakultas Syariah Muhammadiyah Kerinci diusulkan untuk menjadi Fakultas Syariah di lingkungan IAIN Jambi. Hal ini dilakukan kerana berdasarkan ketetapan MPR Nomor: 11 tahun 1960 dan Peraturan Menteri Agama nomor 5 tahun 1963, bahwa suatu IAIN minimal harus memiliki 3 (tiga) Fakultas. Pada tanggal 30 September 1965, terbentuklah Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi. Panitia tersebut dipersetujui oleh Menteri Agama dengan Surat Keputusan nomor : 83 tahun 1965 tanggal 22 Nopember 1965. Setelah melalui beberapa tahapan perjuangan Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi, maka pada akhirnya Menteri Agama menyetujui berdirinya IAIN dengan Surat Keputusan Nomor : 84 tahun 1967 tanggal 27 Juli 1967.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama tersebut, pada tanggal 8 September 1967 bertepatan dengan tanggal 3 Jumadil Akhir 1387 Hijriah diresmikanlah IAIN Sultan Thaha Saifuddin oleh Menteri Agama, Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, dengan personalia sebagai berikut:
1. Rektor, H.A Manap, Gubernur KDH Tingkat 1 Jambi.
2. Dekan Fakultas Syari’ah, H.M.O. Bafadhal
3. Dekan Fakultas Tarbiyah, Drs. Z. Azuan
4. Dekan Fakultas Syari’ah Kerinci, A.R. Dayah
Kemudian setelah keluar SK Menteri Agama Nomor : 69 tahun 1982 tanggal 27 Juli 1982, fakultas yang ada di lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin ditingkatkan statusnya dari fakultas muda menjadi fakultas madya. Fakultas tersebut telah diperkenankan menyelenggarakan perkuliahan tingkat doktoral.
Pada tahun 1995, ketika tenaga dosen yang berkualifikasi S.2 dan S.3 semakin diperlukan kehadirannya, ide untuk membuka Program Pascasarjana pun mengemuka. Untuk menindaklanjuti ide tersebut, maka pada bulan Februari 1999, Dr. H. Asafri jaya, MA selaku Rektor IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi membentuk Panitia Persiapan Pendirian Program Pascasarjana yang diketuai oleh Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah. Panitia ini telah mempersiapkan program persiapan pendirian Program Pascasarjana di Departemen Agama di Jakarta pada tanggal 14 April 1999.
Prestasi tersebut ditindaklanjuti dengan visitasi (kunjungan ke lapangan) ke Jambi dalam sebuah tim yang diketuai oleh Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed, untuk melihat persiapan IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi membuka Program pascasarjana. Visitasi dilakukan dua kali yaitu tanggal 14-15 Juli 1999 dan 30-31 Juli 1999. Hasilnya merekomendasikan bahwa Program Pascasarjana IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi layak dilaksanakan, yang kemudian dikukuhkan dengan SK Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam nomor: E/283/1999 tentang penyelenggaraan Program Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Berdasarkan SK Rektor, ditetapkanlah pengelola Program Pascasarjana untuk pertama kalinya yang dipimpin oleh Drs. Ahmad Haris, MA, Ph.D.
Dalam rangka mewujudkan RIP IAIN Sultan Thaha Saifuddin yang mengacu pada Kepres No. 18/1985, maka melalui Kep. Menag. tanggal 25 Mei 2000 memutuskan dan mengesahkan berdirinya Fakultas Adab (Sastra dan Kebudayaan Islam). Sebagai Dekan pertama, ditetapkan Prof. Dr. Adrianus Chatib, MA. Dengan demikian IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang semula hanya terdiri atas tiga fakultas, sekarang telah menjadi empat fakultas dan satu Program Pascasarjana yang dengan sendirinya tentu meningkatkan status IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pada tahun 2001, dibentuk lembaga baru yaitu Pembantu Rektor IV yang mempunyai tugas membuka hubungan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka penguatan dan pengembangan IAIN.
Untuk meningkatkan penyelenggaraan dan pembinaan Pendidikan Tinggi Agama Islam, sesuai dengan perkembangan IAIN dewasa ini, maka sebagai pedomannya adalah Peraturan Pemerintah nomor: 60 dan 61 tahun 1999, KMA No. 489 tahun 2002 tentang statuta IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan peraturan terkait lainnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, IAIN juga telah berkomitmen untuk melakukan transformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) STS Jambi melalui program Wider Mandate (WM). Keinginan ini diharapkan terwujud sekitar tahun 2008 dengan dukungan berbagai pihak, antara lain Pemerintah Propinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten / Kota, pihak swasta, dan Islamic Development Bank (IDB).

VISI
Visi IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi adalah sebagai lembaga pendidikan tinggi unggulan yang mengintegrasikan unsure keislaman, keilmuan, teknologi dan kemanusiaan.

MISI
Misi IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi adalah melaksanakan secara optimal Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara:
  1. Mencetak sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global.
  2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan
  3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian
  5. Memberikan konstribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.

TUJUAN
IAIN bertujuan:
  1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan agama Islam dan ilmu-ilmu lain yang terkait.
  2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam dan ilmu-ilmu lain yang terkait serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan.

1001 Alasan Memilih Public Relations

0 komentar

1001 Alasan Memilih Public Relations

Beberapa tahun belakangan ini, dapat kita lihat bahwa semakin banyak calon mahasiswa/i yang tertarik untuk memilih jurusan Public Relations, yang nantinya akan menjadi bidang pekerjaan mereka. Selain itu semakin banyak pula universitas yang membuka Fakultas Ilmu Komunikasi, khususnya Public Relations. Termasuk salah satunya adalah saya yang memilih jurusan Public Relations sebagai bidang pekerjaan nantinya. Alasan saya memilih Public Relations adalah saya sebagai individu yang senang berbicara dengan orang lain, kemudian saya berfikir mengapa tidak kebiasaan saya berbicara dengan orang lain menjadi pekerjaan yang bermanfaat bagi saya dan orang lain. Selain itu keinginan untuk memperbaiki gaya berkomunikasi, yang memotivasi saya untuk yakin memilih jurusan Public Relations.

Sepanjang saya menjalani perkuliahan, saya tidak pernah menyesal telah memilih jurusan ini, karena saya sungguh menyukainya. Banyak hal-hal yang dapat saya lakukan nantinya apabila menjadi seorang PR. Di samping itu, sebagai calon PR profesional, akan menjadi kebanggaan tersendiri apabila dapat membentuk image positif di mata khalayak, sehingga perusahaan memiliki good reputation. PR diibaratkan sebagai ujung tombak suatu perusahaan, karena PR mewakili perusahaan dalam menyampaikan pesannya kepada khalayak dan sebaliknya.

Dari keterangan di atas, dapat dilihat bahwa profesi PR sangat menjanjikan, dan hal ini yang dilihat oleh berbagai universitas bahwa perlu sekali setiap universitas memiliki jurusan Public Relations, layaknya perusahaan membutuhkan PR.

Adakah pendapat dari rekan-rekan lainnya seputar 1001 alasan memilih Public Relations?? Karena pendapat teman-teman sekalian yang membuat saya memperoleh banyak pengetahuan.

SALAM PUBLIC RELATION IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

PR TIDAK KEMANA-MANA. TAPI, PR ADA DIMANA-MANA ..

Mencari PR Sesungguhnya

0 komentar

Mencari PR Sesungguhnya

Saya teringat ketika melihat info lowongan pekerjaan di berbagai surat kabar ibukota. Ada beberapa hal yang membuat saya sedih dan sangat disayangkan, apabila saya menemukan beberapa perusahaan membutuhkan seorang PR dengan kriteria lulusan SLTA atau sederajat, usia 18-25 tahun, penampilan menarik&proporsional, dengan benefit penghasilan dan komisi yang menjanjikan, dan lain sebagainya. Pada saat saya membaca info lowongan pekerjaan seperti itu, dalam pikiran saya apakah kriteria PR seperti ini yang mereka cari? Mengapa kriteria yang diberikan tidak sesuai dengan kriteria PR sesungguhnya? Bahkan hanya dengan bermodalkan penampilan fisik yang menarik, seseorang (khususnya wanita) dapat disulap menjadi seorang PR. Apakah seorang PR hanya dilihat dari penampilan fisiknya saja? Saya juga tidak memungkiri apabila memang benar seseorang dengan tamatan SLTA bisa menjadi PR prefesional. Akan tetapi, apabila dilihat sampai sekarang ini saja, saya masih harus banyak belajar banyak tentang ilmu PR walaupun saat ini saya berstatuskan mahasiswi PR di sebuah universitas di Jakarta. Lalu bagaimana dengan perusahaan yang hanya melihat seorang PR hanya cukup bermodalkan ijazah SLTA? Apakah hal ini tidak akan menimbulkan kontroversi di dunia PR? Atau ada juga yang mengartikan PR dalam konotasi negatif.

Sebagai calon PR, saya ingin sekali mengubah pandangan negatif tentang sosok PR yang seperti itu, sebagaimana pekerjaan PR dalam memulihkan nama baik perusahaan.
Bagi para perusahaan yang membutuhkan seorang PR, saya berharap dapat mencari PR yang sesungguhnya, karena menjadi PR profesional tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan kembali lagi ini adalah sudut pandang yang saya perhatikan dan nilai. Tidak menutup kemungkinan orang lain memiliki pandangan yang berbeda dan saya sangat menghargai itu.

Mari kita menjadi seorang PR profesional yang sesungguhnya.

SALAM PUBLIC RELATION

Syarat Seorang Praktisi PR

0 komentar
Sebagai salah satu akibat dari pesatnya kemajuan teknologi yang mampu mengubah kehidupan masyarakat, Public Relations (PR) telah menjadi fenomena yang mutlak dibutuhkan keberadaannya oleh setiap perusahaan. Menanggapi semakin tingginya perusahaan membutuhkan jasa seorang Public Relations, untuk itu pula kriteria seorang praktisi Public Relations juga perlu diperhatikan. Hal ini dilakukan agar kedepannya, keberadaan PR dalam suatu organisasi dapat memberikan citra positif di mata khalayknya.
Untuk itu, mari kita ulas beberapa persyaratan mendasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang Public Relations :
1. Kemampuan Berkomunikasi
Seni berkomunikasi memberi arti kemampuan seseorang untuk dapat “mendengarkan” yang sama baiknya dengan kemampuan untuk “berbicara”. Dalam hal menyampaikan pesan, terkadang kita memiliki kendala agar pesan tersebut mudah untuk dimengerti. Hal yang perlu kita perhatikan adalah kita dapat menggunakan perkembangan teknologi audiovisual untuk membuat seseorang menyukai informasi yang disampaikan.
2. Kemampuan Mengorganisasikan
Kemampuan mengorganisasikan dapat diartikan sebagai kemampuan mengantisipasikan permasalahan yang akan terjadi. Selain itu dapat diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya sampai selesai, termasuk perincian anggarannya. Keseharian PR selalu terisi dengan berfikir, merencana, membuat anggaran, negosiasi, evaluasi, membuat laporan, dan sebagainya.
3. Kemampuan Bergaul
Kemampuan bergaul ditunjukkan dalam bentuk kemudahan dan keluwesan memasuki pergaulan dalam masyarakat, memiliki toleransi yang cukup dan selalu berusaha memahami orang lain. Hal yang harus diingat oleh seorang PR adalah dalam melakukan kerjasama/hubungan dengan berbagai macam orang, tidak selamanya dapat menyetujui atau menyukai sikap dan gagasan dari seorang PR. Apapun yang terjadi, seorang PR akan selalu berhadapan dengan berbagai sifat orang.
4. Kepribadian yang jujur
Tidak ada seorang PR yang bekerja efektif tanpa dirinya dapat diterima sebagai orang yang memiliki pribadi yang jujur dan dapat dipercaya. Kebenaran-kebenaran informasi yang dapat disampaikan akan menimbulkan rasa hormat orang lain terhadap dirinya maupun profesinya.
5. Imajinasi yang kuat
Praktisi PR haruslah seorang yang penuh gagasan atau ide-ide, mampu memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi, mampu menyusun rencana-rencana, dan dapat mengembangkan imajinasinya untuk mampu menciptakan kreativitas kerjanya.

SALAM PUBLIC RELATION DARI IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com