Rabu, 05 Desember 2012

Aplikasi Komunikasi Dalam Bidang Public Relation



MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI
APLIKASI PSIKOLOGI KOMUNIKASI
DALAM BIDANG PUBLIC
RELATION”


Dosen Pembimbing : Dani Sartika, M.Si





DISUSUN OLEH :
1.      ARJAMUDIN

JURUSAN PUBLIC RELATION FAKULTAS USHULUDDIN
 IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2012



KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin. Puji syukur kepada Allah SWT. Karena atas berkat rahmat, nikmat serta hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Komunikasi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Salawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena berkat beliau kita semua dapat merasakan alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Adapun maksud disusunnya makalah ini adalah sebagai tugas tersrtuktur dalam mata kuliah Psikologi Komunikasi. Pada kesempatan ini pula penulis ucapkan rasa  terima kasih yang sebesar- besarnya, kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberi motivasi dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena mengingat adanya keterbatasan referensi dan pengetahuan penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran  yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca untuk kesempurnaan dan kemajuan penyusunan selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan kita semua.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.
Public relation atau hubungan masyarakat masih merupakan bidang baru terutama di Indonesia. Lahirnya public relations seperti yang dipraktekan sekarang ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam berbagai macam bidang itu. Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan dalam masyarakat, memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau golongan, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka untuk menciptakan kerja sama, public relations merupaka suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini, dimana orang-orangnya bergerak diberbagai bidang, misalnya dalam bidang industri, perusahaan, pendidikan, pemerintahan, kerokhanian, social ekonomi, politik perburuan dan sebagainya.
Banyak orang tidak percaya dan sulit mempercayai bahwa humas bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya, anggapan itu dikarenakan kesalahan penerapan humas itu sendiri, penerapan humas terkadang cenderung tidak terintegrasi dengan bagian yang lain, dan tidak terencana dengan baik , padahal humas tidak beda dengan fungsi manajemen yang lainnya, yang memerlukan perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi, dalam arti kerja humas haruslah terencana dengan baik, dan dirumuskan tujuannya serta ditentukan tingkat keberhasilannya.
Pendekatan public relations memang tidak harus dilihat semata-mata sebagai aparat kelembagaan, seperti dalam wujud Bagian Humas atau Biro Humas. Yang utama, memang, penerapannya sebagai metode komunikasi oleh tiap karyawannya. Mengingat diperlukan waktu panjang untuk mengusahakan tiap karyawan mampu menerapkan public relations sebagai metode komunikasi dalam kehidupan dan kegiatan sehari-harinya, hadirnya public relations sebagai lembaga di lingkungan pemerintah kabupaten dan kota masih diperlukan.
Selain dua pendekatan itu, masih dimungkinkan pendekatan ketiga yakni peran humas dirangkap top manager atau perangkat pemerintah lain. Kemungkinan lainnya, pemerintah mempekerjakan konsultan jasa di bidang public relations yang berada di luar struktur pemerintahan, terus-menerus atau secara insidental.
Dalam era ini humas sebagai salah satu fungsi manajemen dalam lingkungan pemerintah kabupaten atau kota perlu tetap dipertahankan bahkan harus ditingkatkan perannya. Peningkatan perannya dengan jalan memperbarui dan menyesuaikan konsep humas pemerintah yang selama ini kita kenal, dan menerapkan konsep public relations dalam manajemen modern selaras tuntutan dan tantangan era Orde Reformasi, era Masyarakat Informasi dan era Otonomi Daerah.[1]

BAB II
PEMBAHASAN
A.      PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN TENTANG PUBLIC RELATION
Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas)  mempunyai dua  pengertian.  Pertama,  humas dalam artian sebagai  teknik komunikasi  atau  technique   of communication dan kedua,  humas sebagai  metode komunikasi atau  method of communication (Abdurrahman, 1993: 10).  Konsep Public Relations sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak (lihat Jefkins, 2004: 2).
Public Relations menyangkut suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit - komersial, publik- privat, pemerintah - swasta). Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal.
Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staf Public Relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang diwakilinya.[2]
Selama ini saya melihat bahwa pemahaman Public Relations (yang di Indone-siakan sebagai “Hubungan Masyarakat (Humas) secara kurang tepat) dan kompetensi yang dibutuhkan seorang PRO masih di bawah profesional. Pelaku Public Relations kita yang bersikap reaktif/bohong dan menutup tutupi (cover up) pasti tidak berhasil dengan fungsinya dan menjadi bahan tertawaan publiknya (meskipun tidak secara terbuka). 
Seorang pimpinan yang menunjuk seorang atau beberapa PRO yang hanya bisanya komunikasi satu arah di mana publik harus manggut-manggut takut dan dibentak-bentak, berarti pemimpin itu gagal dalam memahami fungsi Public Relations. Kalau gagal, pemimpin harus mengulangi kembali pencarian talenta (search for talents) yang benar benar menjiwai fungsi itu.
Secara profesional lima kompetensi dan kredibilitas merupakan tuntutan :
Pertama, seni berkomunikasi. Ini pasti berarti kemampuan menjadi pendengar dan ketrampilan menyampaikan pendapat/pandangannya secara tertulis dan lisan dialogis.Tidaklah mudah menjadi pendengar yang baik, karena orang biasanya lebih suka berbicara, apalagi kalau biasanya menjadi pimpinan yang otoriter. Egoisme pribadi biasanya mencuat menjadi senang sekali mendengarkan suaranya sendiri senang sekali dipuji dan mengabaikan pendengar yang sudah berkorban waktu untuk itu. Pemanfaatan sarana media komunikasi modern (pers cetak dan elektronik) secara profesional adalah sangat penting dan bukanlah tuntutan yang dicari-cari. 
Kedua, kemampuan mengorganisir. Kemampuan ini tidak hanya menjadwalkan pertemuan, memprogram acara pertemuan, tetapi justru mengantisipasi komunikasi dwi arah yang subur, sekalipun dengan kritik yang tajam tetapi bersahabat. Kecermatan untuk langkah-langkah yang mendetail karena mewakili organisasi. Keteraturan mengorganisasikan pertemuan, kunjungan, dialog, sponsorship tanpa terlalu menonjolkan diri dsb. haruslah termasuk kemampuan itu. 
Ketiga, kemampuan bergaul dengan orang/publik . Di sini ketrampilan tukar pikiran dialogis dengan berbagai publik dari segala lapisan. Dasarnya menghargai publik dan tidak menjauhinya atau membentak-bentaki publik. Tidak selalu seorang PRO itu benar apalagi kalau ingin menutupi (cover up) suatu kejadian yang fatal. Taruhannya adalah citra organisasi yang diwakilinya. Di sini berlaku “propaganda ends, when friendly, fair and firm dialog starts”. 
Ke-empat, integritas pribadi. Sekalipun harus mengungkapkan citra organisasinya betapa pun kurang sukses atau penuh kelemahan, harus tetap memiliki integritas. Integri-tas itu mencuat karena dapat diandalkan (reliability), dan tidak memihak dalam menyajikan informasi (impartiality of his information), membangun respek karena profesionalismenya. Boleh saja tadinya profesional di bidang lain, tetapi kalau tidak profesional dalam Public Relations, sebaiknya “menggugat diri” apakah fungsi itu tepat baginya.
Kelima, memiliki kualifikasi seorang manusia yang kreatif, mampu memecahkan masalah, dan imajinasi untuk membuat komunikasi dwi arah dengan berbagai publik itu konstruktif dan menyenangkan publik yang kritis analitis.
Menjadi PRO profesional itu bukan dadakan hanya dengan hasil mengikuti kursus pendek 1-2 bulan dengan hanya mengejar ijazah yang dipajang di tembok kantornya. Pengetahuan dasar harus diberi muatan secara kontinu. Seorang PRO harus berani menelan pil yang pahit, tidak enak karena menerima kritik yang sulit dibantah kebenarannya. Ketrampilan dasar menyusun press release, menjamu publik, mengadakan pertemuan dengan publik yang dipilih barulah suatu langkah pertama ketrampilan teoretik dan banyak abstraknya. 
PR menjadi efektif apabila mampu membangun komunikasi dwi-arah baik melalui media maupun langsung dengan mendatangi publik publik yang dimaksud untuk memahami tekad itu. Proses pembaruan pengetahuan, sikap dan profesionalisme etis harus berkesinambungan tanpa banyak gebyar-gebyar.[3]
B.       HUBUNGAN MASYARAKAT (PUBLIK RELATIONS)
1)      Kegiatan-kegitan Humas
Kegitan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi,verbal maupun nonverbal.Kegiatan komunikasi verbal,sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal,artikel,progress report,menulis untuk presentasi,menulis untuk pers (press release),membuat rekomendasi dan sebagainya.Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers,guest guide/open huose.announcer,presenter,desk informations dan sebagainya.Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran,seminar,special event,riset/peneliian,pers kliping dan sebagainya.
Kegiatan terbesar humas adalah menulis,editing,media relations,special event,berbicara,produksi,riset,programming dan konsultasi.Sedangkan penggunaan kegiatan yang menggunakan wakti terbesar adalah untuk koordinasi,perencanaan dan negosiasi
Kegiatan-kegiatan kehumasan meliputi;
§  Customer relations seperti membangun hubungan baik dengan pihak luar,maksudnya menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan public dan hubungan dengan konsumen.
§  Employee relations, seperti membangun hubungan antara pimpinan dengan bentuk kerjasama dan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.
§  Community relations, seperti membangun hubungan baik dengan pihak-pihak yang selama ini telah melakukan kerja sama dengan perusahaan yang kita wakili, menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan dan komunitas-komunitas masyarakat tertentu.
§  Government relations, seperti menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah.
§  Media Relations, seperti menjalin hubungan baik dengan media, karna kerja humas tidak akan pernah berhasil tanpa adanya kerjasama yang baik dengan media, jadi hubungan itu harus dijaga dengan baik dan tidak ada yang dirugikan.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang humas adalah:
a)      Menyalahgunakan kepercayaan, ini dapat berupa membocorkan rahasia, korupsi dll
b)      Memberikaninformasi-informasiyang tidak dapat dipertanggungjawabkan, yang sumbernya tidak jelas dan tidak dapat dicek.
c)      Mengadakan kerja sama dengan individu atau kelompok yang dapat merugikan individu-individu lainnya, baik dari segi moral maupun segi lainnya.
d)     Menggunakan metode-metode, cara-cara, teknik-teknik manipulasi yang dapat mengakibatkan sseorang atau orang akan kehilangan kebebasannya untuk bertindak sebagai respons terhadap tindakan-tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
2)      Fungsi Humas
Dalam buku Public Relations : Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi PR yaitu :
a.       Fungsi Konstruktif
Dianalogikan sebagai “penata jalan “.Jadi, humas merupakan “garda” terdepan yang dibelakangnya terdiri dari “rombongan” tujuan-tujuan perusahaan.Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi untuk mengetahui kepentingan publik,mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen,menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian,percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik atau organisasi yang diwakilinya.
b.       Fungsi Korektif
Berperan sebagai pemadam kebakaran,yakni apabila sebuah organisasi atau lembaga terjadi masalah-masalah atau krisis dengan publik,maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.
Sementara Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal berikut
  1. 1Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
  2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.
  3. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum.
  4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik,baik internal maupun eksternal.


3)      Peranan Petugas Humas
Peranan humas dapat dibedakan menjadi 2 yakni peranan manajerial yang dikenal dengan peranan di tingkat messo (manajemen) dapat diuraikan menjadi 3 peranan,yakni expert pereciber communication,problem solving process facilitator dan communicatoin facilitator dan juga peranan teknis .Sehingga bisa dijelaskan lebih jauh terdapat 4 peranan yakni :
a.       Expert Pereciber Communication (Ahli resep Komunikasi)
Petugas PR DIANGGAP SEBAGAI ORANG AYNG AHLI.Dia menasehati pimpinan perudahaan/organisasi.Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.
b.      Problem solving process facilitator (Masalah Fasilitator Proses Pemecahan)
Yakni petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen/krisis.Dia menjadi anggota tim bahkan bila tidak memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.
c.       Communicatoin facilitator
Petugas humas sebagai fasilitayor atau jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan sebagai media atau penegah bila ada misscommunication.
d.      Technician Communication
Petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediaka layanan di bidanh humas.

4)      Bidang Humas
a)      Tulisan-tulisan humas (dan berbagai bentuk atau isi dari komunikasi kreatif humas lainnya seperti jurnal-jurnal internal dan kaset video tentang organisasinya) harus sepenuhnya factual dan informative,serta tidak boleh melebih-lebihkan seperti yang sering kita temukan pada tulisan-tulisan iklan(free of puffery).Untuk menjamin kredibilitas,kegiatan-kegiatan humas haruslah bersifat edukatif ,jauh dari nuansa emosional atau dramatic (seperti naskah iklan)dan menghindari kecenderungan memuji diri sendiri.Oleh karena itu,[penulisan naskah humas memerlukan keterampilan yang berbeda dari yang dituntut dari naskah iklan.
b)      Humas juga dipakai oleh berbagai organisasi yang tidak terlibat dalam periklanan.Sebagai contoh dinas kepolisian tidak mengiklankan jasa pengamanan,namun mereka senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan humas agar seluruh anggota masyarakat mengetahui keberadaan dan fungsinya.
c)      Humas terutama berurusan dengan para editor dan produser di media.
d)     Humas dialamatkan pada segenap golongan atau kelompok orang yang kepadanya suatu organisasi harus berkomunikasi.Mereka boleh jadi bukan pembeli barang atau jasa perusahaan tersebut,akan tetapi memiliki arti yang sangat penting bagi para perusahaan atau organisasi yang bersangkutan ;misalnya saja investor atau para pekerja.
e)      Komponen-komponen pokok biaya pada humas  adalah untuk sewa ruang ,siaran dan produksi. Pada humas biaya terbesr adalah waktu karena humas sifatnya padat karya,ditambah ongkos-ongkos produksi seperti untuk mencetak jurnal-jurnal intern atau membuat kaset video mengenai perusahaan.
f)       Media yang dipakai humas jauh lebih beragam,bahkan masih ditambah lagi dengan media-media yang diciptakannya sendiri seperti jurnal intern, slide, video, tape, pameran-pameran tentang perusahaan, bahkan pendidikan,seminar dan sponsor.Yang disebut belakangan kini menjadi alat humas kian penting.
g)      Imbal jasa yang diterima oleh konsultan humas bergantung terutama pada biaya yang dihitunh berdasarkan waktu yang telah dihabiskannya untuk melayani klien dan mereka jarang menerima komisi ataupun potongan harga dari pihak media.
h)      Mayoritas personal atau tenaga kerja professional dibidang humas tidak bekerja dikantor konsultan melainkan diperusahaan atau organisasi lainnya (di divisi / departemen humas yang menjadi salah satu bagian dari struktur organisasi yang bersangkutan). Oleh sebab itu adalah keliru jika ada anggapan bahwa dunia humas didominasi oleh para konsultan, betapa pun kiprah mereka memang tampak begitu menonjol. Aktor yang memegang peran utama dalam dunia humas pada umumnya adalah professional yang bekerja di perusahaan selain konsultan humas.
i)        Sasaran utama humas bertujuan menciptakan saling pengertian diantara segenap khalayaknya (khalayak dalam humas bias berarti para anggota atau pegawai organisasi itu sendiri) mengenai kedudukan perusahaan atau citra yang tepat tentang produk atau jasanya
5)      Tugas Humas
Ada 3 tugas humas dalam organisasi yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi humas yakni :
a.       Menginterpretasikan , menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik,kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi.
b.      Mempetemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik.
c.       Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik.


[2] http://abdiaghoenk.multiply.com/journal/item/9?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
[3] http://abdiaghoenk.multiply.com/journal/item/9?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com