Fungsi
Teori Dan Kerangka Teori Dalam Penelitian
Warning : Jangan asala Copas Lurd. gek gak paham...(:
A.
PENGERTIAN
TEORI
Secara umum, teori adalah sebuah
sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara
konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Teori
merupakan salah satu konsep dasar penelitian sosial. Secara khusus, teori
adalah seperangkat konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha
menjelaskan hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci
hubungan sebab-akibat yang terjadi.[1]
Sehingga
bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk
mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa
tindakan selanjutnya. Tiga hal yang
perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut tentang teori adalah:
1. Teori merupakan suatu proporsi yang
terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan
hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas
2. Teori menjelaskan hubungan antar
variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan
variabel-variabel tersebut dapat jelas
3. Teori menerangkan fenomena dengan
cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.
Berikut ini adalah definisi dan
pengertian teori menurut beberapa ahli:
·
Jonathan H. Turner
Teori
adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan
bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi
·
Littlejohn & Karen Foss
Teori
merupaka sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep
tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena
·
Kerlinger
Teori
adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu
pandangan sistematis dari suatu fenomena.
·
Travers
A theory
consist of generalizations intended to explain phenomena and that the generalizations
must be predictive. teori terdiri dar generalisasi yang dimaksudkan untuk
menjelaskan dan memprediksi sebuah fenomena
·
Emory – Cooper
Teori
merupakan suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang
berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan,
sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta)
tertentu
·
Calvin S. Hall & Gardner Linzey
Teori
adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau spekulasi tentang
kenyataan yang belum diketahui secara pasti
·
King
Teori
adalah sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat
diamati dalam dunia nyata
B.
FUNGSI
TEORI
Menurut Snelbecker ada tiga fungsi teori
dalam penelitian. Pertama, sebagai
pensistematiskan temuan-temuan penelitian. Kedua,
sebagai pendorong untuk menyusun hipotesis. Dan dengan hipotesis membimbing
peneliti mencari jawaban-jawaban serta membuat ramalan-ramalan atas dasar
penemuan. Ketiga, sebagai penyaji
penjelasan dalam menjawab pertanyaan.[2]
Jika dijabarkan ada tujuh fungsi teori
dalam penelitian yaitu:
·
Sebagai penyusun generalisasi atas
fakta-fakta
·
Menjadi kerangka orientasi untuk
pengumpulan, pengolahan, dan analisa data
·
Pembuat prediksi terhadap fenomena baru
yang akan terjadi
·
Pengawas lowongan dalam pengetahuan
dengan cara deduksi
·
Sebagai rujukan dalam pelaksanaan
kegiatan penelitian
·
Sebagai kerangka penalaran logis
C.
APLIKASI
TEORI DALAM PENELITIAN
Sebelum membahas tentang aplikasi
teori dalam penelitian, perlu dipahami dua jenis penelitian yaitu penelitian
deskriptif (description) dan penelitian penjelasan (explanation). Penelitian
deskriptif dilakukan untuk mengumpulkan, menyusun dan meringkas informasi
tentang hal yang menjadi fokus penelitian. Deskripsi disini ialah untuk
menggambarkan apa yang telah terjadi, atau bagaimana sesuatu terjadi, atau
seperti apakah suatu peristiwa, orang atau kejadian itu.
Penelitian penjelasan (explanation)
dilakukan untuk menjelaskan dan mempertimbangkan informasi deskriptif. Ini
dilakukan untuk mencari alasan atas sesuatu, menunjukkan mengapa dan bagaimana
sesuatu itu.[3]
Dari sini dapat dilihat jika
penelitian penjelasan (explanation) bisa mencakup penelitian deskriptif. Namun,
penelitian deskriptif tidak mencakup penelitian penjelasan (explanation). Dalam
konteks penelitian penjelasan (explanation), satu atau lebih teori dibutuhkan
dalam penelitian. Penelitian penjelasan berkenaan dengan menguji atau
memverifikasi teori atau menghasilkan teori, atau bisa keduanya. Sedangkan
dalam penelitian deskriptif tidak dibutuhkan teori, karena penelitian hanya
bertujuan untuk menggambarkan hal-hal yang menjadi fokus studi.
Baik penelitian deskriptif atau
explanation dibutuhkan dalam penelitian. Tidak ada yang lebih baik satu
dibandingkan dengan lainnya. Lebih pada tujuan penelitian dan tingkat
perkembangan penelitian dalam area penelitian terkait.
Untuk area penelitian yang relatif
baru (misalnya, bagaimana peran Internet dalam menunjang proses
belajar-mengajar di dalam kelas), penelitian deskriptif dapat digunakan. Untuk
area penelitian yang telah berkembang (misal hubungan antara tingkat kelas
sosial dengan prestasi siswa) digunakan penelitian yang bersifat penjelasan
(explanation).
Peran teori dalam penelitian ialah
memberi justifikasi pemilihan dan penggunaan variabel dalam model penelitian
dalam menjawab pertanyaan penelitian. Lebih jauh, fungsi dari teori ialah
menggambarkan dan menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
Berikut jika dilihat dari jenis
penelitiannya:
·
Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif teori ditempatkan di
awal rencana penelitian (deduktif) yang tujuannya untuk menguji suatu teori.
Dengan kata lain menentukan teori terlebih dahulu, kemudian mengumpulkan data
untuk menguji dan menguji teori dengan hasil penelitian. Peneliti menguji teori
dengan membuat sebuah hipotesa yang mengandung variabel yang diukur menggunakan
unsur-unsur instrument.
Ada empat penempatan teori dalam penelitian
kuantitatif, yaitu:[4]
1. Dalam
pendahuluan, merupakan pendekatan deduktif yang dapat ditemui di jurnal. Namun
pembaca akan sulit membedakan dasar teori dari bagian-bagian lain.
2. Dalam
tinjauan pustaka, merupakan perluasa logis atau bagian dari pustaka. Namun
pembaca akan sulit memandang teori karena terpisah dengan tinjauan ilmiah
pustaka.
3. Setelah
hipotesa, dapat menjelaskan bagaimana dan mengapa variabel-variabel itu
berhubungan. Namun penulis dapat memasukkan lebih banyak teori setelah hipotesa
dan menghilangkan diskusi tambahan tentang asal dan penggunaan teori.
4. Dalam
bagian yang terpisah, pembaca akan lebih memahami teori dan memungkinkan
pembaca untuk dapat menidentifikasi penelitian. Namun pembaca tidak akan mudah
menghubungkan dengan bagian-bagian lain proses penelitian.
·
Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, tidak
dimulai dengan sebuah teori untuk menguji atau membuktikan. Sebuah teori dapat
muncul selama pengumpulan data dan tahap-tahap analisa penelitian yang akan
digunakan dalam proses penelitian sebagai dasar perbandingan dengan teori lain.
Seorang peneliti harus menyusun suatu teori baru dengan menggunakan model
induktif pemikiran atau logika.
Peneliti memulai dengan mengumpulkan
informasi rinci dan membentuk kategori atau tema hingga muncul sebuah teori
atau pola. Penempatan dan perencanaan teori atau pola dalam penelitian adalah
untuk membandingkan penelitian dengan penelitian lain. Teori dapat menjadi
hasil akhir penelitian kualitatif. Jika teori ditemukan di bagian awal suatu
penelitian dapat dipandang sebagai teori yang sedang berkembang.
D.
CARA
MERUMUSKAN TEORI DAN KERANGKA TEORI DALAM PENELITIAN
Kerangka teori merupakan kerangka untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Istilah “teori” di sini menunjuk pada sumber penyusunan
kerangka, yang bisa berupa teori yang ada, definisi konsep, atau malah dapat
pula dari logika. Orang biasanya ragu menggunakan kata “teori”,[5]
karena dianggapnya hanya untuk penelitian yang bernalar deduktif. Padahal tidak
demikian. Sekali lagi, kerangka untuk menjawab pertanyaan penelitian tetap
diperlukan dalam penelitian bernalar induktif. Jika konsep yang dijadikan
sumber menyusun kerangka tersebut, maka sub judul ini bisa diganti menjadi
“kerangka konseptual”. Jika logika yang digunakan, maka sub judul ini menjadi
“kerangka pemikiran”.
Daftar Pustaka
Azra Azyumardi, Pengantar Metodologi Penelitian.
Jakarta: Raja Grafindo. 2008
Rahman Fazlur, Metodologi Penelitian. Jakarta:
Rajawali. 2001
Sardar Ziauddin, Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung; Mizan. 1996
Harun
Nasution, 1973, Metodologi Studi dan Penelitian Ilmu, Jakarta: Bulan
Bintang
Nul Hakim
Ihsan, 2009, Pengantar metodologi
Penelitian, Curup: LP2 Stain Curup
[1]
Sardar
Ziauddin, Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung; Mizan. 1996. Hal 43
[2] Ibid., hal 86
[3] Ibid., hal 97
[4]
Rahman
Fazlur, Metodologi Penelitian. Jakarta:
Rajawali. 2001 hal 89
0 komentar:
Posting Komentar