PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
nama : Arjamudin
Nim : UR.110973
Nim : UR.110973
Fak/Jur : Ushuluddin/Public Relation
Pendahuluan
Kondisi pendidikan di negeri kita saat ini babak belur. Dari sisi SDM misalnya, yang dihasilkan oleh pendidikan kita jauh dari harapan. Saat ini, hampir di seluruh kota-kota besar; kenakalan remaja, seks bebas, narkoba, dugem, dan perilaku rusak lainnya seolah-olah menjadi ‘teman karib’ para pelajar sekarang. Kepribadian mereka kacau; tidak tersentuh sama sekali nilai-nilai Islam. Memang, ada pelajar-pelajar yang berprestasi dan berkepribadian tangguh, namun jumlah mereka tidak sebanyak pelajar yang ‘bermasalah’. Di tingkat lulusan sarjana, saat ini jumlah penganggurannya sudah diambang angka yang mengkhawatirkan. Jika ini terjadi maka problem sosial baru akan bermunculan. Jika ditanya, apa penyebab utama dari carut-marutnya pendidikan di negeri ini, maka penyebabnya bersifat sistemik, yakni karena diterapkannya sistem pendidikan sekular, dan dicampakkannya sistem pendidikan Islam. Maka dari itu pendidikan perlu diimbangi dengan pendidikan agama atau agama islam yang banyak diketahui juga mempunyai banyak aturan tentang hadist.
Problem Pendidikan
Sejatinya munculnya kenakalan remaja atau pelajar tidak selamanya dan sepenuhnya dibebankan dan menyalahkan pelajar semata. Sebab permasalahan ini sangat kompleks, sedangkan kenakalan hanya merupakan sebuah output, jadi yang seharusnya ikut dipersoalkan adalah input dan segala yang memproses input itu menjadi output. Diakui atau tidak, di tengah kehidupan yang kapitalistik apapun serba diukur dengan materi atau uang, tidak hanya juga dengan pendidikan, bagaimana kemudian seorang tenaga pengajar seorang guru atau dosen memikirkan kesejahteraannya, karena kalau hanya mengandalkan gaji, tidak cukup untuk kebutuhan duniawi yang sudah diguyur materialisme dan serba mahal.
Materi pelajaran atau kurikulum yang merupakan software paling esensial di dunia pendidikan, menempatkan porsi ajaran agama yang begitu minim ketimbang ilmu sains, bahasa, dan ilmu terapan lainnya. Pelajaran agama sebagai nidzomul hayah (aturan hidup), hanya bersifat hafalan dan ritualitas yang terulang-ulang tapi tidak membekas. Pelajaran agama hanya mendapat jatah 2 SKS seminggu inilah akibat mengapa kenakalan semakin marak, sedangkan sopan santun dan intelektualitas yang mumpuni semakin langka.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pengajar, sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, kalau kita cermati para guru di sekolah mengesankan hanya bersifat trasnfer ilmu semata dan tidak perduli perkembangan perilaku dan kepribadian pelajar yang mulai mencari identitas dan jati dirinya yang apabila tidak diarahkan secara dini akan ikut memperpanjang potret buram dunia pendidikan. Para orang tua juga sangat berkewajiban memerankan dirinya dalam dunia pendidikan. Al-Qur’an telah memberikan teladan yang baik dari seorang figur orang tua bernama Luqmanul Hakim. Bahkan Al-Qur’an juga memperingatkan kepada para orang tua kelak akan dimintai pertanggungjawaban tentang anaknya.
Indonesia Bercermin pada Pendidikan Islam
Masalah menutuntu ilmu dalam perspektif Islam termasuk masalah yang asasi dan wajib. Sebagaimana Rasulullah Saw, bersabda yang artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Adi dan Baihaqi dari Abbas RA, juga Attraboni dan Al Khatib dari Al Husain bin Ali/ lihat, al-Fathul Khabir, jilid II. h, 213). Sebagai kompensasi wajibnya menuntut ilmu, maka Islam mewajibkan kemudahaan untuk mendapatkan ilmu itu. Yaitu negara harus mampu menekan seminim mungkin biaya pendidikan bagi masyarakat, bahkan kalau bisa dengan cuma-cuma. Semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan pendidikan dari negara sebaik-baiknya. Negara tidak boleh menjadikan pendidikan sebagai ladang bisnis mencari keuntungan.
Sedemikian halnya ilmu pengetahuan dalam Islam, maka kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam diantaranya, meliputi:
1. Asas Pendidikan
Dalam pandangan Islam, kurikulum pendidikan harus berdasarkan aqidah Islam. Apabila aqidah Islam sudah menjadi asas yang mendasar bagi kehidupan seorang muslim, asas bagi negaranya, asas bagi hubungan masyarakat pada umumnya, maka seluruh pengetahuan yang diterima seorang muslim harus berdasarkan aqidah Islam pula. Aqidah Islam sebagai dasar kurikulum bukan berarti seluruh pengetahuan harus bersumber dari aqidah Islam. Islam tidak memerintahkan demikian, lagipula itu bertentangan dengan kenyataan, karena tidak semua ilmu bersumber dari aqidah Islam. Akan tetapi setiap pengetahuan yang berkaitan dengan keimanan dan hukum harus bersumber dan bersandar kepada aqidah Islam. Oleh karena itu mempelajari segala macam ilmu pengetahuan bukan merupakan penghalang, karena dalil-dalil yang menganjurkan menuntut ilmu pengetahuan bersifat umum. Rasulullah bersabda : “Carilah ilmu sekalipun ke negeri Cina”
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan kurikulum dan pendidikan Islam adalah membekali akal, dengan pemikiran dan ide-ide yang sehat, baik itu mengenai aqidah maupun hukum. Islam telah memberikan dorongan agar manusia menutut ilmu dan membekalinya dengan pengetahuan. Firma-Nya:
“Katakanlah (hai Muhammad), apakah sama orang-orang yang berpengetahuan dan orang-orang yang tidak berpengetahuan Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran ” (TQS.Az-Zumar ayat 9).
Islam yang suci memiliki tujuan untuk menghindarkan akal manusia dari jurang kesesatan dan penyelewengan yang tidak jelas. Islam menjadikan aqidah Islam sebagai dasar bagi seorang muslim untuk memastikan suatu hukum atas segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Seorang muslim harus meletakkan segala tingkah laku dan perbuatannya berdasarkan ajaran Rasulullah SAW, yakni aqidah Islam. Bukan hanya perbuatan saja, bahkan termasuk keinginan dan kecenderungan hatinya pun harus sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW, sabda beliau : “Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, kecuali apabila aku ia lebih cintai dari pada keluarganya, hartanya dan manusia seluruhnya” (HR. Muslim/lihat Shahih Muslim). Dalam hadits tersebut mendiskripsikan bahwa keinginan dan kencederungan apapun dari seorang muslim harus berdasarkan atas apa yang datang dari Rasulullah SAW, yaitu aqidah Islam.
Mengingat segala bentuk pengetahuan dapat membentuk pemikiran seorang muslim yang mempengaruhi terhadap pemberian keputusan mengenai segala sesuatu dan pembentukan jiwa seorang muslim yang berkehendak terhadap sesuatu tersebut, maka sudah selayaknya pengetahuan-pengetahuan harus didasarkan pada aqidah Islam. Sistem pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang diselenggarakan pada saat Islam memiliki negara sebagaimana nash-nash syara’ dan fakta sejarah menunjukkan demikian. Bukan karena negeri tersebut dihuni mayoritas muslim, bahkan pada saat itu masyarakatnya plural dan heteregon, tapi sistem pendidikan Islam dapat diterapkan dengan baik dan mensejahterakan. Karena memang Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.
Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. Kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dgn nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adl mewujudkan tujuan ajaran Allah.
Pendidikan Islam ialah pendidikan yg memiliki empat macam fungsi yaitu :
- Menyiapkan generasi muda utk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yg akan datang. Peranan ini berkaitan erat dgn kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
- Memindahkan ilmu pengetahuan yg bersangkutan dgn peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
- Memindahkan nilai-nilai yg bertujuan utk memilihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yg menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
- Mendidik anak agar beramal di dunia ini utk memetik hasil di akhirat.
Pendidikan Islam adalah jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraan didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita utk mengejewantahkan nilai-nilai Islam baik yg tercermin dalam nama lembaga maupun dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Kendati dalam peta pemikiran Islam upaya menghubungkan Islam dengan pendidikan masih diwarnai banyak perdebatan namun yang pasti relasi Islam dengan pendidikan bagaikan dua sisi mata uang mereka sejak awal mempunyai hubungan filosofis yang sangat mendasar baik secara ontologis epistimologis maupun aksiologis.
Yang dimaksud dengan pendidikan Islam disini adalah : pertama ia merupakan suatu upaya atau proses yang dilakukan secara sadar dan terencana membantu peserta didik melalui pembinaan asuhan bimbingan dan pengembangan potensi mereka secara optimal agar nanti dapat memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidup demi keselamatan di dunia dan akherat. Kedua merupakan usaha yang sistimatis pragmatis dan metodologis dalam membimbing anak didik atau tiap individu dalam memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam secara utuh demi terbentuk kepribadian yang utama menurut ukuran islam. Dan ketiga merupakan segala upaya pembinaan dan pengembangan potensi anak didik untuk diarahkan mengikuti jalan yang islami demi memperoleh keutamaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat.
Pendidikan islam sebagaimana rumusan diatas memiliki beberapa prinsip yang membedakan dengan pendidikan lain. Prinsip Pendidikan islam antara lain :
- Prinsip tauhid
- Prinsip Integrasi
- Prinsip Keseimbangan
- Prinsip persamaan
- Prinsip pendidikan seumur hidup
- Prinsip keutamaan.
Tujuan pendidikan islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Untuk membentuk akhlakul karimah.
- Membantu peserta didik dalam mengembangkan kognisi afeksi dan psikomotori guna memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai pedoman hidup sekaligus sebagai kontrol terhadap pola fikir pola laku dan sikap mental.
- Membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin dangan membentuk mereka menjadi manusia beriman bertaqwa berakhlak mulia memiliki pengetahuan dan keterampilan berkepribadian integratif mandiri dan menyadari sepenuh peranan dan tanggung jawab diri di muka bumi ini sebagai abdulloh dan kholifatulloh.
Dengan demikian sesungguh pendidikan islam tidak saja fokus pada education for the brain tetapi juga pada education for the heart. Dalam pandangan islam karena salah satu misi utama pendidikan islam adalah dalam rangka membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin maka harus seimbang sebab bila hanya fokus pada pengembangan kreatifiats rasional semata tanpa diimbangi oleh kecerdasan emosional maka manusia tak akan dapat menikmati nilai kemajuan itu sendiri bahkan yang terjadi adalah demartabatisasi yang menyebabkan manusia kehilangan identitas dan mengalami kegersangan psikologis dia hanya meraksasa dalam tehnik tapi merayap dalam etika. Demikian pula pendidikan islam mesti bersifat integralitik arti harus memandang manusia sebagai satu kesatuan utuh kesatuan jasmani rohani kesatuan intelektual emosional dan spiritual kesatuan pribadi dan sosial dan kesatuan dalam melangsungkan mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupannya.
Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Dalam tiap aktivitas manusia sebagai instrumen transformasi ilmu pengetahuan budaya dan sebagai agen perubahan sosial pendidikan memerlukan satu landasan fundamental atau basik yang kuat. Adapaun dasar yg di maksud adalah dasar pendidikan Islam suatu totalitas pendidikan yg wajib bersandar pada landasan dasar sebagaimana yang akan dibahas dalam bagian berikut ini. Pendidikan Islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yang bergerak dalam rangka pembinaan kepribadian yang utuh memerlukan suatu dasar yang kokoh. kajian tentang pendidikan Islam tak lepas dari landasan yg terkait dengan sumber ajaran Islam yaitu :
- Al-Qur’an
Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yg disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalam terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan utk keperluan aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah dan yang berhubungan dgn amal disebut syari’ah. Oleh karena itu pendidikan Islam harus menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan Islam sesuai dgn perubahan dan pembaharuan.
- As-Sunnah
As-Sunnah ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan rasul. Yang di maksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yg diketahui oleh Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an yg juga sama berisi pedoman untuk masalah hidup manusia dalam segala aspek untuk membina umat menjadi manusia seutuh atau muslim yang bertaqwa. Untuk itulah rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama. Maka dari pada itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim dan selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebab mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahami termasuk yg berkaitan dgn pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan terhadap beberapa pembenaran dan mendesak untuk segara ditampilkan yaitu :
- Menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an yg bersifat umum
- Sunnah mengkhitmati Al-Qur’an.
· Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqoha yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam utk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syara’ dalam hal-hal yg ternyata belum ditegaskan hukum oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Namun demikian ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yg sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah rasul Allah wafat
- .Al-Kaun
Allah menurunkan ayat kauniyah tersebut yaitu utk mempermudah pemahaman manusia terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat mengakui kebesaran seperti yg terdapat dalam Al-Qur’an surat Ar- Ra’du ayat 3. Yang mempunyai arti: “Dialah Tuhan yg mmembentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung sungai-sungai padanya. Dia menjadikan pada buah-buahan berpasang-pasangan. Allah jualah yg menutup malam kepada siang sesungguh pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yg berfikir”. Berdasarkan firman Allah di atas bahwa tiap orang berfikir harus mengakui kebesaran Allah dan hal ini relevan untuk dijadikan dasar dalam pendidikan Islam.
Unsur-Unsur Pendidikan Islam
Dalam implementasi fungsi pendidikan Islam sangat memperhatikan aspek yang mendukung atau unsur yang turut mendukung terhadap tercapai tujuan dari pendidikan Islam. Adapun aspek atau unsur-unsur tersebut adalah :
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam adalah tercapai pengajaran pengalaman pembiasaan penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Sedangkan menurut Zakiyah Dzarajat tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk insan kamil dgn pola taqwa dapat mengalami perubahan bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan memupuk mengembangkan memelihara dan mempertahankan hal yang sama pula tujuan pendidikan Islam.
Telah kita ketahui bahwa dasar tujuan pendidikan ditiap-tiap negara itu tak selalu tetap sepanjang masa melainkan sering mengalami perubahan atau pergantian sesuai dengan perkembangan zaman. Perumbakan itu biasa akibat dari pertentangan pendirian atau ideologi di dalam masyarakat itu. Hal ini kerap kali terjadi lebih-lebih di negara yang belum stabil kehidupan politik karena mereka yang bertentangan itu sadar bahwa pendidikan memegang peranan penting sebagai generasi bangsa. Sama halnya dengan tujuan pendidikan di Indonesia juga selalu berubah-rubah dikarenakan kondisi dan situasi politik tidak stabil. Hal ini dibuktikan mulai tahun 1946 sampai pada saat sekarang. Dengan demikian tujuan pendidikan itu tudak berdiri sendiri melainkan dirumuskan atas dasar hidup bangsa dan cita-cita negara dimana pendidikan itu dilaksanakan. Sikap hidup itu dilandasi oleh norma-norma yang berlaku bagi semua warga negara. Oleh karena itu sebelum seseorang melaksanakan tugas kependidikan terlebih dahulu harus memahami falsafah negara supaya norma yang melandasi hidup bernegara itu tercermin dari tindakan agar pendidikan yg diarahkan kepada pembentukan sikap posisi pada peserta didik hendak diperhitungkan pula bahwa manusia muda (peserta didik) itu tidak hidup tersendiri di dunia ini.
Subjek Pendidikan.
Subjek pendidikan adalah orang yang berkenaan langsung dengan proses pendidikan dalam hal ini pendidik dan peserta didik. Peserta didik yaitu pihak yang merupakan sabjek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan atau tindakan pendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang dicita-citakan. Dalam PPRI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa yg dimaksud dengan peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha menyumbangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pendidik atau guru telah merelakan diri dan memikul dan menerima sebagai tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak pada oranag tua. Maka dengan demikian subjek pendidikan Islam yaitu semua manusia yang berproses dalam dunia pendidikan baik formal informal maupunn nonformal yang sama-sama mempunyai tujuan demi pengembangan kepribadiannya. Sehingga menjadi insan yang mempunyai kesadaran penuh kepada sang pencipta.
Kurikulum dan Materi.
Hal penting yang perlu diketahui dalam proses belajar mengajar atau proses kependidikan dalam suatu lembaga adalah kurikulum. Oleh karena itu kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga kependidikan tak hanya dijabarkan serangkai ilmu pengetahuan yg harus diajarkan pendidik kepada anak didik dan anak didik mempelajarinya. Tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan yang dipandanag perlu karena mempunyai pengaruh terhadap anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Adapun pengertian kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin (suatu jarak yg harus ditempuh dalam pertandingan olahraga) kemudian yang dialihkan kedalam pengertian pendidikan menjadi suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat didalamnya. Dan secara termenologi adalah menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang dipelajarai dan juga semua pengalaman yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang harus dilakukan anak. Yang dimaksud dengan materi yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu agama Islam yang disusun sedemikian rupa atau disampaikan kepada anak didik. Materi dan kurikulum memiliki keterkaitan sangat erat mengingat meteri merupakan integral dari kurikulum dan pencapaian materi secara sistematis diatur dari kurikulum yang ada.
Metode Media dan Evaluasi.
Metode merupakan instrumen dan dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau alat yang mempunyai fungsi ganda yaitu yang bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Oleh karena itu metode dalam pengertian litter lijk kata “metode” berasal dari bahasa grek yg terdiri dari meta yang berarti “melalui” dan hodos yang berarti “jalan”. Jadi metode berarti “jalan yang dilalui”. Maka secara umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu cara itu mungkin baik mungkin tidak baik. atau metode juga dapat diartikan sebagai cara untuk mempermudah pemberian pemahaman kepada anak didik mengenai bahan atau materi yang diajarkan.
Media menurut gerlach dan Eli sebagaimana dikutip Azhar Arsyad mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan keterampilan atau sikap. Jadi media merupakan sarana untuk mempermudah pemberian pemahaman kepada peserta didik. Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran atau yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental psikologis dan spritual religius krn manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius melainkan juga berilmu dan berketarampilan yangsanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya. Dalam rangka menilai keberhasilan pendidikan evaluasi penting untuk dilaksanakan karena sebagai pijakan dalam merumuskan program-program pendidikan yang akan datang.
Lingkungan
Lingkungan ialah sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan sendiri dibagi tiga macam yang keseluruhan mendukung terhadap proses implementasi pendidikan Islam misal masyarakat sekolah dan keluarga. Dalam arti luas lingkungan mencakup iklim dan geografis tempat tinggal adat istiadat pengetahuan pendidikan dan alam. Oleh karena itu dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yg tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Jadi lingkungan mempunyai andil yang sangat signifikan dalam pembentukan sikap dan prilaku yang pada akhir akan membentuk sebuah kepribadian yang sempurna.
Kesimpulan
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan, memang untuk mencapai pendidikan yang sempurna dan baik perlu peranan agama sebagai pedoman. Karena semakin lama mutu sumber daya manusia semakin terpengaruhi oleh perkembangan jaman. Maka dari itulah diperlukan iman yang kuat di setiap diri manusianya masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar