Sejarah Perkembangan Public Relations di Indonesia dan di Dunia
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam
kurun waktu 100 tahun terakhir ini Public Relations telah mengalami
perkembangan yang sangat cepat da siginifikan baik di Indonesia sendiri maupun
di negara-negara lain di dunia. Sejarah Perkembangan Public Relations sendiri
sejalan dengan perkembangan manusia, artinya sejak manusia ada, manusia butuh
berkomunikasi untuk saling memahami satu sama lain dan sejak itu pula Public
Relation ada.
Proses
perkembangan Public Relations sendiri tidak selalu sama antara negara yang satu
dengan negara lainnya karena proses sejarah perkembangan Public Relations itu
sendiri tergantung pada situasi kondisi masyarakat yang cukup kompleks dan
selalu berubah-ubah disetiap generasi.
Di
masa mendatang Public Relations diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang
pesat dan sangat luar biasa. Sejarah perkembangan Public Relations juga terkait
dengan keberadaan manusia sebagai unsur-unsur pemberi informasi yang akan
mengembangakan Puclic Relations itu sendiri.
Konsep
dari Public Relations sendiri sebenarnya mengacu pada kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan
memunculkan perubahan yang berdampak (Jefkins, 2004:2) itu sebabnya keberadaan
suatu masyarakat dapat menjadi unsur berkembangnya public relations
1.2 Rumusan masalah
1.
Sejarah Perkembangan Public Relations di
Indonesia
2.
Sejarah Perkembangan Public Relations di
Dunia
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui Sejarah Perkembangan Public
Relations di Indonesia
2.
Mengetahui Sejarah Perkembangan Public
Relations di Dunia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Perkembangan Public Relations di
Indonesia
Sejarah
perkembangan Public Relations di Indonesia secara konsepsional terjadi pada
tahun 1950. Perkembangannya di Indonesia bergerak mengikuti kondisi politik dan
dan kenegaraan saat itu. Namun, sejarah lain telah mencatat bahwa perkembangan
Public relations telah ada sejak jaman kerajaan yaitu sejak jaman kerajaan
Mataram dimana ada usaha penambahan senopati untuk menyebarkan “gosip” bahwa
keturunannya akan menjadi pasangan sekaligus di lingdungi oleh Nyai Roro kidul.
Selang
waktu berjalan dalam konteks Modern, sejarah public relations di mulai pada
tanggal 18 agustus 1945, ketika Bung Karno memutuskan menunda sidang PPPKI
untuk memberikan keterangan pada Pers tentang pemilihan presiden sebelum
merumuskan UUD. Meski demikian, sebenarnya para pakar ahli Public Relations
setuju kalau Humas secara otentik yang berlaku di Indonesia dimulai pada
tanggal 17 agustus 1945.
Pada
waktu itu pemerintah mulai menyadari perlunya rakyat untuk mengetahui segala
perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
Dimana saat itu Indonesia baru memindahkan pusat ibukota dari Yogyakarta ke
Jakarta dan tentu saja proses pembenahan struktural serta fungsional dari
tiap-tiap elemen marak dilakukan pemerintah.
Berawal
dari pemikaran tersebutlah maka kegiatan Humas mulai di lembagakan dengan
menyandang nama hubungan masyarakat karena kegiatannya dilakukan lebih banyak
keluar organisasi (onong. 1991; 12).
Pertamina
adalah perusahaan Minyak swasta pertama di Indonesia yang menggunakan Public
Relations. PR memang telah banyak di gunakan, konsepnya di pahami dan digunakan
oleh pihak-pihak tersebut dengan berbagai macam pemahaman dan Implementasi.
Selanjutnya pada tahun 1952, PR mulai ada pada perusahaan asing di Indonesia
yaitu Stanvac Indonesia (milik
Belanda-Amerika) yang menggunakan PR untuk mendekati pemerintah Indonesia.
Pada
tahun 1954, Garuda Indonesia Airways mulai mengembangkan unit kegiatan PR dan
secara resmi di terapkan dalam jajaran kepolisian. Tahun 1955, kegiatan ini di
ikuti oleh Mabes polri dan beberapa instansi terkait. Kemudian di tahun 60-an,
istilah “purel” sebagai akronim PR
makin populer ketimbang term humas.
Lalu pada tahun 1962, dari presidium kabinet PM juanda meginstruksikan agar
setiap instansi membentuk bagian humas, tahun inilah yang menjadi cikal bakal adanya humas di Indonesia.
Jika
semua ini dikaitkan dengan State of being
dan sesuai dengan Method of communication
maka istilah humas dapat di pertanggung jawabkan tapi jika ang dilakukan kepala
humas hanya menjalin hubungan dengan eksternal maka hal ini kurang tepat jika
dimaksudkan kedalam Humas. Bapak Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan
Public Relations di Indonesia menjadi 4 periode, yaitu :
a. periode 1 ( tahun 1962 )
Secara resmi di jelaskan bahwa Humas di
Indonesia lahir melalui presidium kabinet PM juanda. Di dalamnya di jelaskan
pula secara garis besar tugas ke humasan dinas, yaitu;
a. Tugas
Strategi untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan oleh pemimpin hingga pelaksanaannya
b.Tugas
Taktis untuk memberikan informasi, motivasi, pelaksanaan komunikasi timbal
balik dua arah supaya tercipta citra atas lembaga yang diwakili.
. Periode
tahun 1967-1971
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (BAKOHUMAS)
dengan tata kerja pelaksanaannya antara lain; Ikut serta dalam berbagai
kegiatan pemerintah dalam pembangunan khususnya dibidang penerangan dan
kehumasan, pembinaan dan pengembangan kehumasan. Tahun 1967 berdiri koordinasi
antara humas departemen yang disingkat “Bakor” dan pada tahun 1970-1971 bakor
diganti menjadi “Bakohumas” yang diatur melalui SK Menpen No. 31/kep/menpen/tahun 1971. Kerjasama ini menitik
beratkan pada pemantapan koordinasi intergrasi dan singkronisasi dalam operasi
penerangan dan kehumasan.
2. Periode
tahun 1972-1993
Periode ini di tandai dengan munculnya
Public Relations kalangan profesional pda lembaga swasta umum dengan indikator
sebagai berikut;
a. Pada
tanggal 15 Desember 1972, berdiri organisasi yang disebut Perhimpunan Hubungan masyarakat Indonesia (PERHUMAS) sebagai wadah
profesi humas oleh kalangan praktisi swasta dan pemerintah seperti; Wardiman
Djojonegoro (mantan mendiknu) dan Marah Joenoes (matan Kahupnas pertamina).
Pada konvensi nasional humas di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode Etik Kehumasan Indonesia yang
disebut “KEKI”. Perhumas juga tercata sebagai anggota internasional public
relations assosiation (IPRA) dan ASEAN PRO (FAPRO).
b. Pada
tanggal 10 April 1987 di Jakarta terbentuk Assosiasi Perusahaan Public Relatios
(APPRI) dengan beberapa tujuan untuk mewujudkan PR yang independen, seperti;
v Mewujudkan
fungsi Public Relations yang jujur dan bertanggung jawab dengan kode etik
v Memberi
informasi terhadap klien bahwa APPRI memberi nasehat dalam public relations.
v Mengembangkan
kepercayaan umum terhadap public relations.
3. Periode
1993-sekarang
Public relations berkembang di kalangan
swasta bidang profesional khusus dengan indikator sebagai berikut;
a. Pada
tanggal 27 November 1995, terbentuk himpunan Humas Berbintang (H-3). Himpunan
ini di peruntukkan sebagai wadah organisasi profesi HUMAS bidang jasa perhotelan, berkaitan erat dengan
organisasi PHRI (perhimpunan Hotel dan Restoran di Indonesia).
b. Tanggal
13 september 1996, diresmikannya Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan
(FORKAMAS) oleh gibernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini resmi bagi para
pejabat HUMAS (Public Relations Officer), baik bank pemerintah (HIMBARA),
swasta (PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa perbankan di
Indonesia.
c. Keluarnya
SK BAPEPAM No. 63/1996, tentang wajibnya pihak emitmen (perusahaan yang go
public) di pasar Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya yang memiliki
lembaga Secretary.
d. Berdirinya
PRSI (Public Relations Society of Indonesia) pada tanggal 11 November 2003 di
jakarta. Ini menyerupai PRSA (Pubic Relations society of Amerika), sebuah
organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh serta mampu memberikan
sertifikasi akreditasi PR profesional (APR) di Amerika yang di akui secara
internasional.
e. PRSI
atau masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali di pimpin oleh August
Parengkuan seorang wartawan senior harian kompas da mantan ketua
perhumas-Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan kesadara,
kepedulian, kebersamaan, pemberdayaan serta partisipasi para anggotanya untuk
berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitas secara nasional maupun
internasional.
Meski
dikatakan PR di Indonesia berkembang cukup pesat namun Public Relations di
Indonesia sendiri lupa akan hakikinya. Seperti yang terdapat dalam sasaran PR
yaitu Internal dan Eksternal Public. Namun sekarang, PR
lebih intens terhadap eksternal public selain itu PR juga merupakan komunikasi
dua arah (Reciprocal two ways traffic communications). Artinya, dalam PR
penyampaiannya public relations di harapkan untuk menghasilkan umoan balik
sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi evaluasi.
Pada
periode pertama public relations di Indonesia secara struktural belum banyak
yang bisa ditempatkan dalam top
management karena orientasinya belum bisa dikatakan sebagai “PR Sejati”
sebab berbeda dengan pengertian konsep PR yang di terapkan oleh Ivy L.Lee.
Namun, meskipun begitu hingga kini perkembangan-perkembangan PR terus ada dan
di Indonesia juga berkembang hingga bisa dikatakan “PR Sejati” hal ini
merupakan akibat dari perkembangan teknologi yang membawa perubahan.
Sehingga
kini, dapat disinkronisasikan dengan rumusan fungsi PR dari Departemen
Penerangan R.I, yaitu;
1.
Melaksanakan Hubungan ke dalam, yaitu pemberian
pengertian tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Internal
Public” yaitu para karyawan.
2.
Melakukan hubungan ke luar, yaitu pemberian informasi
tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “External Public”
yaitu masyarakat pada umumnya.
3.
Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan
Kehumasan sebagai medium penerangan.
4.
Meyelenggarakan Koordinasi Integrasi dan Sinkronisasi
serta kerjasama kegiatan Hubungan Masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan
penerangan terhadap umum.
Dari beberapa keterangan bisa disimpulkan bahwa sejarah perkembangan
PR di Indonesia terus berkembang hingga saat ini dan tidak memperkecil
kemungkinan kalau PR di Indonesia akan terus mengalami perubahan secara
signifikan dari tahun ke tahun.
2.2 Sejarah
Perkembangan Public Relations di Dunia
Public
Relations adalah usaha yang di rencanakan secara terus
menerus dengan sengaja untuk membangun dan mempertahankan hubungan timbal balik
antar organisasi dan masyarakat dengan kata lain PR digunakan untuk menalin
komunikasi. Proses Public Relations juga bisa di diskripsikan sebagai;
Researchà
Plannig àAction
àEvaluation
Seperti itulah proses yang terjadi dalam
perkembangan Public Relations di Dunia. Dalam sejarahnya PR merupakan teknik
menguat dengan adanya aktivitas yang di pelopori oleh Ivy L.Lee pada tahun 1906 yang berhasil menanggulangi kelumpuhan
industri batu bara di Amerika dan karena itu juga beliau di juluki “The Father Of Public Relations”.
Disamping Ivy L.Lee ternyata masih
ada beberapa tokoh PR lainnya seperti;
1.
paul Garret
2. T.J Ross
3. Erik Johnson
4. Arthur W Page
5. Carl Byois
6. Verne Bernett
Penemuan
tulisan membuat metode persuasi berbeda/berubah. Opini Public mulai di
pertimbangkan etika era mesir kuno. Kemudian disaat yang bersamaan Yunani kuno
juga mulai melakukan olympiade untuk bertukar opini dan meningkatkan hubungan
dengan masyarakat.
Dasar-dasar
fungsi Humas di temukan saat Revolusi Amerika. Pada dasarnya maing-masing
periode perkembangan memiliki perbedaan dalam strategi mempengaruhi public,
menciptakan opini public demi perkembangan organisasinya. Meskipun begitu
sebenarnya konsep public relations di Amerika sudah ada sejak tahun 1850
(Broom, 2000; 102). Public Relations sebenarnya merupakan landasan bagi
masyarakat untuk saling memberi informasi, membujuk, dan mengintegrasikannya. Sejarah
Public Relations di Dunia dibagi dalam beberapa periode, yaitu;
1.
PR as non organized activity periode ( Periode
tahun 1700 – 1800 )
Periode
dimana public relations muncul dalam bentuk aktivitas yang tidak terorganisasi
dengan baik, dikala itu banyak diwarnai dengan kegiatan penyatuan pendapat
rakyat umum untuk kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan dan sistem kolonialisme
yang melanda dunia. Kegiatan diwarnai dengan acara yang sederhana,
penyelenggaraan pidato, pertemuan dan korespondensi antarindividu. Banyaknya
deklarasi kemerdekan membuat periode ini disebut juga dengan periode “Public of Independence”
2.
Periode tahun 1801 – 1865 ( PR as organized
activity periode)
Seiring
dengan adanya kemajuan atau perkembangan bidang industri, keuangan, perdagangan
dan teknologi. Aktivitas Public Relations mulai terorganisasi dengan baik, hal
ini dapat dilihat dari Pesatnya perkembangan hubungan perdagangan lokal,
nasional maupun internasional. Periode ini disebut masa “PR of expansion” karena keberhasilan aktivitas PR/Humas dan pers
yang mengkampanyekan anti perbudakan di kawasan Eropa, Amerika, dan negara maju
lainnya.
3.
PR as professional ( Periode tahun 1866 – 1900 )
Pada masa
ini, aktivitas PR berubah bentuk menjadi suatu kegiatan profesional. Hal ini
dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan teknologi industri berupa
meluasnya penggunaan listrik dan mesin pembakaran (internal combustion engine). PR dimanfaatkan para robber barons (tuan tanah perampok) untuk kegiatan bisnisnya yang
menganut asas laissez faire, sistem
ekonomi monopoli yang tidak memperdulikan nasib rakyat/pekerjanya.Karena itu,
Public Relations pada masa ini disebut masa “the public to be damned” periode (1811 – 1900).
4.
Public be informed periode ( Periode tahun 1901
– 1919 )
Aktivitas
Public Relations pada masa ini adalah melakukan investigative reporting
(reportase investigasi) untuk melawan para petani, populis, kristiani, sosialis
dan serikat buruh yang memprotes keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh
para usahawan, politisi tidak bermoral serta koruptor. Mereka mengupah wartawan
untuk membalas perlawanan tersebut dengan mempengaruhi berita yang dimuat di
media massa. Tercatat dalam sejarah Public Relations. Pada tahun 1906 seorang
paktisi dan sekaligus tokoh Public Relations Amerika Serikat Ivy Ledbetter Lee,
berhasil mengatasi krisis pemogokan massal yang melumpuhkan kegiatan industri
pertambangan batu bara dan perusahaan kereta api Pennsylvania Rail Road
melalui strategi Management of PR
Handling and Recovery. Dia berkerja sama dengan pihak pers yang mengacu
pada Declaration of Principles.
5.
The Public Relations and mutual understanding
periode ( Periode tahun 1920 – sekarang )
Pada tahun
1923 PR/Humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian di perguruan
tinggi sebagai sebuah profesi baru. Perkembangan sekarang ini menunjukan adanya
penyesuaian, perubahan sikap, saling pengertian, saling menghargai dan
toleransi di berbagai kalangan organisasi dan publik.
Disamping
ini semua sejarah perkembangan Public relations bisa dilihat dari beberapa
gambaran kronologi seperti berikut ini;
1.
Abad ke-19 : PR
di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang mandiri didasarkan pada
perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
1865-1900 : Publik
masih dianggap bodoh
3.
1900-1918 : Publik
diberi informasi dan dilayani
4.
1918-1945 : Publik
diberi pendidikan dan dihargai
5.
1925 :
Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi
6.
1928 :
Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di fakultas sebagai mata
kuliah wajib. Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu.
7.
1945-1968 : Publik mulai
terbuka dan banyak mengetahui
8.
1968 :
Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang
rutin dan kontinyu.
Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.
1.
1968-1979 : Publik
dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja
2.
1979-1990 : Profesional/internasional
memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas
3.
1990-sekarang :
a. perubahan mental, kualitas,
pola pikir, pola pandang, sikap dan pola perilaku secara
nasioal/internasional.
b. membangun kerjasama secara
lokal, nasional, internasional.
c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, Iptek,
sesuai dengan kebutuhan era global/informas.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari apa yang telah dibahas bisa di simulkan bahwa perkembangan Public
Relations di Indonesia maupun di Dunia sama-sama berkembang dengan cukup pesat
dan semua itu terjadi dikarenakan perkembangan teknologi juga perubahan jaman.
Public Relations memberi kesempatan kepada tiap-tiap organisasi untuk melakukan
perubahan dan mendekatkan diri kepada pihak eksternal organisasi. Baik
perkembangan PR di Indonesia maupun di Dunia bisa di simpulkan bahwa meskipun
perkembangan terus ada dan malah berkembang cukup pesat PR dari dulu hingga
saat ini mempunyai satu tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan
menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat.
3.2 Saran
Perkembangan
Public Relation saat ini di era modern berkembang dengan sangat baik bahkan
dengan adanya banyak sekali perusahaan atau organisasi yang membuka kegiatan
Public Relations. Jadi akankah lebih baik kalau PR bisa lebih berguna bagi
masyarakat untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi dari yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA