Selasa, 22 Oktober 2013

TATA KEHIDUPAN MANUSIA


  • TATAKEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIA OlehM. Shobrie H.W., SE, CPHR, CPTr.
  • 2. Tata Kehidupan Manusia di Dunia TATA KEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIAPada akhir zaman ini, banyak tumbuh subur di kalanganmasyarakat kita yang materialistis (materialistic society)suatu pandangan hidup yang memisahkan tentangkepentingan dunia (duniawi) dengan kepentingan akhirat(ukhrowi). Dikotomi (pemisahan) ini dikategorikan sebagaisekularisme dalam beragama. Dikotomi berjalan antaraunsur kebendaan (materi) dengan unsur rohani, unsur visible(tampak) dan unsur invisible (tak tampak), dan antarahedonisme dan spiritualisme. Mereka yang memiliki dimensivertikal (urusan ketuhanan dan akhirat) menganggapeksistensi dunia adalah bagian yang harus dinisbikan dandimarjinalkan. Mereka hanya unggul dalam muhasabah(psycho spiritual contemplation) untuk mengejar akhiratsemata namun ketinggalan di bidang ekonomi, sosial, bahkanilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan mereka yangmemilih dimensi horisontal (urusan dunia), memang ungguldalam hal keduniawian, namun hati nuraninya kering dangersang karena serta masih terbelenggu oleh faktorkeberadaan (materialis) dan kesenangan hidup (hedonis)semata. Pikiran dan Nurani (akal dan budi) yang merupakanFitrah Utama Manusia berada diluar fitrah kehidupanyang sebenarnya sehingga perbuatan dan tindak-tandukmereka sangat jauh dari tuntutan agama, yang telahditanamkan oleh Allah kepada akal budi (af’idah) sejakzaman ‘azali (zaman asal pertama kali ada).Dengan terjadinya dua keadaan ekstrim ini, yang satu ekstrimpositif dan yang satunya ekstrim negatif, akan menjauhkantitik keseimbangan tersebut. Islam tidak menginginkanMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 1
  • 3. Tata Kehidupan Manusia di Duniaterjadinya keadaan keadaan ekstrim tersebut karena Islamadalah ajaran (syariat) yang selaras dan seimbang (tawazun-balance). Sistem (manhaj) Islam diciptakan Allah SWTsecara seimbang sebagaimana diciptakannya segala sesuatudi alam semesta ini yang berjalan secara teratur (orderly)tanpa terjadi kontradiksi dan benturan sedikitpun,dikarenakan Allah yang menciptakan sistem tersebut bersifatMaha Adil (Al-Adlu), yang secara implisit juga berarti MahaSeimbang dalam menetapkan hukum-hukum dan Sunatullah-Nya.Berikut ini akan diuraikan mengenai Tata KehidupanManusia di Dunia yang merupakan Fitrah atas KehidupanManusia di Alam Dunia yang telah dicanangkan Allah SWTkarena Qudrot (Kuasa) dan Irodat (Kehendak) Nya kepadaseluruh manusia dengan diiringi Rasa Sayang (Rohman) danCinta (Rohim) kepada makhluq-Nya yang bernama Manusia.1. TUGAS HIDUP (Task of Life)Tugas hidup (task of life) merupakan unsur kedua dari fitrahkehidupan manusia. Adapun tugas manusia di dunia inisemata-mata tidak lain dan tidak bukan adalah sebagaikholifah Allah (wakil Allah) di muka bumi, sebagaimanaditerangkan dalam Firman-Nya : ”Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang kholifah di muka bumi.’ Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau handak menjadikan manusia yang akan membuat kerusakan di muka bumi danMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 2
  • 4. Tata Kehidupan Manusia di Dunia menumpahkan darah, padahal kami selalu bertasbih dengan memuji dan mensucikan- Mu.’ Allah berfirman, ‘Sungguh Aku lebih tahu dari apa-apa yang kamu tidak ketahui.’” (Q.S. Al-Baqoroh : 30)Begitulah yang dikatakan Allah mengenai tugas hidupmanusia sebagai kholifah.Kata “kholifah” berasal dari Bahasa Arab yang berarti“wakil” (vicegerent) dari Tuhan. Perwakilan (khilafah)manusia atas Allah ini kedudukannya berada di bawahkedaulatan (Qudrot) Allah SWT, sehingga khilafah manusiadi muka bumi (di dunia) ini haruslah memenuhi tujuan danmaksud yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Oleh sebabitu, manusia di dunia ini haruslah bertindak dan berbuatsesuai dengan yang diperintahkan kepadanya. Itulah hakikatyang terkandung dalam maksud Allah menjadikan manusiasebagai kholifah di dunia ini.Secara umum, tugas-tugas kholifah di muka bumi ini dapatdiklasifikasikan sebagai berikut :1) Memakmurkan muka bumi. Manusia mempunyai tugas yang diembankan Allah SWT untuk mensejahterakan manusia dari kemiskinan dan keterbelakangan, baik dari segi materi maupun spiritual. Metode yang dapat dipakai bermacam-macam, salah satunya mungkin dengan menggali (explore) kekayaan alam bagi kemanfaatan seluas-luasnya pneduduk bumi. Seyogianya hasil pertambangan tersebut dapat dinikmati setiap orang di muka bumi ini secara adil dan merataMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 3
  • 5. Tata Kehidupan Manusia di Dunia demi mengentaskan kemiskinan dan kefakiran. Adalah sebuah Hadits mengatakan : “Kefakiran dapat menjurus kepada kekafiran.”2) Memelihara dan menjaga bumi. Selain tugas manusia untuk memakmurkan bumi, jangan dilupakan pula tugasnya untuk memelihara dan menjaga bumi dari kehancuran atas ulah tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. Menjaga kelestarian bumi adalah wajib hukumnya dan merupakan sebagian dari iman karena akhlaq yang baik akan menambah keimanan seseorang. Menjaga kelestarian alam dapat dimulai dengan membina manusia (SDM) nya. Karena jika sumber daya manusianya rusak maka akan berpotensi pula bagi kerusakan alam dan lingkungan yang ada.2. MISI HIDUP (Mission of Life)Misi hidup adalah unsur yang ketiga dari fitrah kehidupanmanusia. Misi hidup manusia di dunia ini adalah: untukberibadah kepada Allah SWT, dan sebagaimana telahdisampaikan oleh Allah sendiri dalam Al-Qur’an : “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku”. (Q.S. Adz-Dzariyat : 56)Ayat ini merupakan sumber dari segala sumber hukum-hukum Allah yang mewajibkan penyembahan (ibadah)kepada Allah. Sumber-sumber hukum lainnya yangMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 4
  • 6. Tata Kehidupan Manusia di Duniamerupakan perintah Allah untuk beribadah kepada Allahadalah sebagai berikut : 1) “Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu”. (Q.S. Al-Baqoroh : 21) 2) “Kamu sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya (musyrik)”. (Q.S. An-Nisa’: 346) 3) “Dan kamu tidaklah diperintah kecuali untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa”. (Q.S. At-Taubah : 31)Dan ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk taatkepada perintah Allah adalah salah satunya : “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan taatilah orang- orang yang memimpin di antara kamu, maka jika kamu berbeda pendapat di antara kamu tentang sesuatu, kembalikanlah (rujuklah) kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kiamat, yang demikian itu lebih baik dan merupakan sebaik-baiknya tempat kembali (rujukan)”. (Q.S. An-Nisa’: 59)Dengan demikian, apabila misi hidup kita adalah untukberibadah maka Mission Statement (pernyataan misi) kitatersebut harus kita pandang sebagai fenomena hidup untukmemegang tanggung jawab moral multi dimensi, artinyaMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 5
  • 7. Tata Kehidupan Manusia di Duniaseluruh tindakan dan perbuatan kita, baik yang nampaknyasepele, harus diletakkan sebagai tindakan pengabdian kepadaAllah SWT. Jadi haruslah dilakukan dengan sadar sebagaibagian dari rencana universal Allah yang dikehendaki-Nya.Dalam terminologi Islam, setiap perbuatan bernilai ibadahasalkan perbuatan itu murni dilakukan karena Allah semata,diniatkan dan ditujukan hanya untuk mendapatkan RidhoAllah SWT. Pengertian ibadah seperti itu akan sangatmemberikan makna yang luas dalam kehidupan manusia didunia.Hanya sistem (manhaj) Islam sajalah yang dapatmenunjukkan kita bahwa kita boleh menggapaikesempurnaan hidup di dunia, dan itu sama sekali tidakdilarang. Islam tidak mencegah manusia untuk mencapaikebahagiaan hidup di atas dunia, dan Islam sama sekali tidakmenangguhkan pemberian kesempurnaan hidup hinggamenunggu jasadnya terkubur terlebih dahulu lantas barusetelah itu diberi kesempurnaan hidup di akhirat. Islam tidakseperti itu, seperti orang-orang di luar Islam menganggap.Islam adalah suatu sistem (manhaj) agama yang diciptakanAllah secara seimbang (tawazun-balance) antara kepentingandunia dan kepentingan akhirat, karena Penciptanya sendiriadalah Yang Maha Seimbang (Al-‘Adlu). Akhirat tanpadunia, tak akan pernah digapai, sebaliknya dunia tanpaakhirat adalah suatu kerugian besar. Dunia adalah tempatbercocok tanam, sedangkan akhirat adalah tempat menuaidan memanen.Untuk itu marilah kita melihat Firman Allah SWT berikut iniyang menunjukkan adanya keseimbangan antara kepentingandunia dengan kepentingan akhirat :Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 6
  • 8. Tata Kehidupan Manusia di Dunia “Wahai orang-orang beriman, apabila kamu disuruh untuk menunaikan ibadah sholat jum’at pada Hari Jum’at maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (Q.S. Al-Jumu’ah : 9)Firman Allah ini memerintahkan kepada orang-orangMu’min untuk meninggalkan segala kegiatan jual beli ketikamendengar adzan lalu melakukan Sholat Jum’at berjamaah dimesjid. Ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki agarmanusia meninggalkan sejenak urusan dunia dan menyuruhmelaksanakan urusan akhirat.Kemudian dalam ayat berikutnya : “Apabila Sholat Jum’at telah ditunaikan (diselesaikan), maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”. (Q.S. Al-Jumu’ah : 10)Firman Allah ini menunjukkan bahwa apabila Sholat Jum’attelah ditunaikan maka silahkan kembali meneruskan danmenggeluti urusan dunia yang sempat tertinggal sementaratadi. Lihatlah, betapa seimbangnya Syariat (ajaran) Islamdalam urusan dunia dan akhirat, antara urusan materi denganurusan spiritual.Disamping itu, Islam juga menganjurkan sikap zuhudterhadap kesenangan dunia yang berlebih-lebihan, yangdalam istilah modern sering disebut Hedonisme. “Zuhud”Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 7
  • 9. Tata Kehidupan Manusia di Duniadisini bukan berarti identik dengan “Kependetaan” yang diantaranya tidak boleh beristeri ataupun bersuami (bagibiarawan/biarawati). Bila yang dimaksud pengertian zuhudseperti itu berarti sama saja dengan melanggar Hak AsasiManusia (HAM) di dunia karena sebenarnya masalahpernikahan antara dua orang yang berlainan jenis sangatlahdihalalkan dan sama sekali tidak dilarang dalam Islamasalkan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.“Zuhud” dalam pengertian Islam bukan pula memusatkan(memfokuskan) aktifitas manusia semata-mata dikhususkanhanya untuk beribadah dalam arti sempit serta untukmengisolir diri dan menjauhkan diri dari kehidupan materisama sekali. Bukan itu maksud “zuhud” di sini. Pengertian“zuhud” di sini maksudnya adalah “jangan sampai dunia dansegala kesenangannya menjadi perhatian utama sehinggamelupakan perhatian kepada akhirat”.Dengan demikian, “zuhud” dalam pengertian Islam adalahmeletakkan kesenangan duniawi hanya sebatas di tangan,bukan di hati. Dalam hal ini Rasulullah SAW menjelaskantentang zuhud sebagai berikut : “Zuhud di dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal, bukan pula dengan membuang (meninggalkan) harta. Tetapi zuhud di dunia adalah bahwa apa yang ada di tanganmu tidak lebih kokoh daripada apa yang ada di tangan Allah”.Adalah satu hal yang keliru apabila menganggap zuhudadalah berpaling sepenuhnya dari nikmat-nikmat Allah SWTMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 8
  • 10. Tata Kehidupan Manusia di Duniasehingga enggan berusaha mecari rizki dan bekerja. Sikapyang seperti ini oleh Marwan Al-Qadiry dalam bukunya At-Tawazun Bainar Ruuh wal ‘Aqli wal Jazadi yangditerbitkan dalam Bahasa Indonesia dengan judulSeimbanglah dalam Beragama, dikatakan sebagai “jumud”(beku/fatal). Dengan demikian, orang-orang yang zuhudnyabenar adalah orang-orang yang tidak dilalaikan olehkesenangan-kesenangan hidup yang berada dalamgenggamannya untuk berjihad di jalan Allah, baik denganhartanya maupun dengan jiwa raganya.Adapun orang-orang yang sepenuhnya meninggalkan danmengharamkan nikmat-nikmat Allah, maka Allahmenjelaskannya dalam Al-Qur’an sebagai berikut : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengharamkan apa-apa yang Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang melampaui batas”. (Q.S. Al-Maidah : 87)Dan Firman Allah : “Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah-indah setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan jangan berlebih- lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah, ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya, dan siapa pulakah yangMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 9
  • 11. Tata Kehidupan Manusia di Dunia mengharamkan rezeki yang baik-baik ?’ Katakanlah, ‘Semua itu disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (bagi mereka saja) di hari kiamat nanti. ’Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui”. (Al-A’raf : 31-32)Selanjutnya, Ibadah yang diwajibkan Allah kepada manusiamencakup 2 (dua) hal, yakni :1) Ibadah Murni (Mahdah) Yaitu ibadah yang telah ditetapkan caranya, waktunya, dan syarat-syaratnya oleh dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits. Ibadah ini tidak boleh diubah dengan ditambah atau dikurangi. Contohnya adalah ibadah-ibadah yang terkait dengan rukun Islam : sholat, puasa, zakat, haji.2) Ibadah Umum (‘Ammah) Yaitu jenis ibadah dalam konteks pengabdian yang dilakukan manusia kepada Allah, dalam bentuk segala aktivitas hidup yang dilaksanakan dan dijalankan manusia dengan niat untuk mencari keridhoan Allah SWT. Contohnya amat banyak, mulai dari yang palinh sederhana, semisal menyingkirkan duri di jalan. Seluruh aktivitas selain Ibadah Murni (Mahdah) adalah berarti Ibadah Umum asalkan diniatkan karena Allah semata.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa misi hidupmanusia di dunia ini hakikatnya adalah untuk beribadahkepada Allah SWT, dan untuk memenuhi fungsinya sebagaiMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 10
  • 12. Tata Kehidupan Manusia di Duniamakhluq Allah. Dan setiap perbuatan manusia di dunia yangditujukan untuk mencari keridhoan Allah, seluruhnya akandinilai oleh Allah SWT sebagai ibadah.3. TUJUAN HIDUP (Purpose of Life)Tujuan hidup adalah unsur yang keempat dari fitrahkehidupan manusia. Tujuan manusia di dunia ini adalahsemata-mata untuk menjadi hamba Allah yang ikhlas dalammenggapai Keridhoan Allah SWT (mardhotillah). Katakunci dalam Goal Statement (pernyataan tujuan) manusia iniadalah Hati Ikhlas dan Ridho Allah.Tujuan hidup manusia sesuai dengan misi dan mendukungpelaksanaan misi hidup manusia itu sendiri, yakni beribadahkepada Allah, dan setiap perbuatan manusia di dunia iniapapun bentuk dan realisasinya, yang hanya semata-mataditujukan untuk memperoleh keridhoan Allah semuanyabernilai ibadah, tanpa terkecuali bagi seorang muslim.Ikhlas adalah sebuah Kata Kunci (keyword) bagi manusiadalam menjalankan dan melaksanakan tujuan hidupnya untukmencapai tingkat (level) tertinggi, yaitu Keridhoan Allah.Tanpa adanya keikhlasan dalam hati, mustahil Ridho Allahdapat diraih, sehingga segala perbuatan kebajikan (virtues)yang telah dilakukan, yang pada awal seharusnya bernilaiibadah, akan tetapi menjadi batal dan gugur (canceled) dimata Allah serta tidak bernilai apapun selain hanya kesia-siaan belaka.Perhatikanlah Firman Allah berikut ini :Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 11
  • 13. Tata Kehidupan Manusia di Dunia “Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan murni (ikhlas)”. (Q.S. Al-Bayinah : 5)Dalam Firman Allah yang lain dikatakan : “Ketahuilah, bahwa Aku (Muhammad) diperintahkan untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas”. (Q.S. Az-Zumar : 11)Firman-Firman Allah tersebut diperkuat lagi dengan Sabda-Sabda Rasulullah SAW dalam Hadits Qudsi-Nya : 1) “Aku tidak akan menerima sesuatu ibadah, kecuali yang ikhlas niatnya untukKu”. (HR. Bukhori) 2) “Sesungguhnya Allah SWT tidak menerima amal perbuatan seseorang kecuali bila dilakukan dengan ikhlas semata-mata mengharapkan keridhoan-Nya”. (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)Salah satu doa yang sering diucapkan oleh salah seorangsahabat Rasul yakni Umar Ibnu Khotob adalah : “Jadikanlah amalku seluruhnya baik, dan jadikanlah amalku itu ikhlas semata-mata karena Engkau (Allah), dan janganlah sedikitpun amalku itu dijadikan karena ditujukan untuk siapapun juga”.Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 12
  • 14. Tata Kehidupan Manusia di DuniaTujuan hidup manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWTjuga selaras dengan tujuan penciptaan alam semesta ini, yangmana tidak untuk kesia-siaan dan bukan untuk kesenanganAllah semata. Dalam Firman-Nya dikatakan : “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya sebagai permainan belaka. Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan tentulah Kami telah membuatnya dari sisi Kami, sekiranya Kami menghendaki berbuat demikian.” (Q.S. Al-Anbiya : 16-17)Allah menciptakan alam semesta ini dimaksudkan untukmendukung (support) kepada pelaksanaan tujuan hidupmanusia sebagai makhluq istimewa di dunia ini, yakni untukmemperoleh Keridhoan Allah SWT.Mari kita perhatikan Firman-Firman Allah berikut : 1) “Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah menundukkan (memudahkan) untukmu apa- apa yang ada di langit dan yang ada di bumi”. (Q.S. Lukman : 20) 2) “Dia (Allah) menundukkan untukmu apa- apa yang ada di langit dan yang ada di bumi semuanya sebagai rahmat dari-Nya”. (Al-Jaziah : 13) 3) “Dia (Allah) yang telah menciptakan untukmu apa-apa yang ada di bumi semuanya”. (Al-Baqoroh : 29)Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 13
  • 15. Tata Kehidupan Manusia di DuniaLalu, semua yang dinyatakan Allah itu dibenarkan dandikonfirmasi (confirmed) oleh manusia sendiri denganmengatakan bahwa semua yang telah dijadikan Allah tersebuttidaklah sia-sia, perhatikanlah Firman Allah berikut ini : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk ataupun berbaring, serta mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi, seraya berkata, ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka jauhkanlah kami dari siksa neraka”. (Ali Imron : 190-191)Begitulah gambaran orang-orang yang selalu mengharapkankeridhoan Allah (Mardhotillah) dalam hidupnya.4. PEDOMAN HIDUP (Guidance of Life)Pedoman hidup adalah unsur kelima dari fitrah kehidupanmanusia (The Seven Human Genuinity). Untuk bisamenerapkan seluruh Syari’at (perintah, aturan atau ajaran)yang telah diturunkan-Nya maka Allah menurunkan suatupedoman hidup kepada manusia sebagai acuan dan rujukan(references) manusia dalam berbuat dan bertindak, yakni :“Al-Qur’an dan Al-Hadits”.Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 14
  • 16. Tata Kehidupan Manusia di DuniaA. AL-QUR’AN (Firman Allah S.W.T.)Al-Qur’an adalah perkataan-perkataan (Firman) Allah yangditurunkan sebagai wahyu dari Allah kepada RasulullahSAW secara bertahap (berangsur-angsur). Al-Qur’an telahditurunkan Allah dalam rentang waktu selama 22 tahun 2bulan 22 hari. Al-Qur’an pertama kali diturunkan Allahkepada Rasulullah SAW dalam bentuk Surat Al-‘Alaq ayat 1-5 pada tanggal 17 Romadhon, 13 tahun sebelum RasulullahHijrah ke Madinah (610 Masehi), di Gua Hiro, ketikaRasulullah sedang melakukan renungan (SpiritualContemplation). Sehingga untuk selanjutnya, hariditurunkannya Al-Qur’an untuk pertama kali ini seringdiperingati sebagai hari Nuzulul Qur’an.Perlu diketahui, saat ini Allah hanya mengakui Eksistensi danValiditas (keabsyahan) Al-Qur’an sebagai satu-satunyaPedoman dari Allah disamping Sunnah (Al-Hadits)Rasulullah SAW untuk diikuti, dipedomani, dan sekaligusdiimani supaya diaplikasikan dalam setiap aktifitaskehidupan manusia sebagai kholifah di bumi.Sebelum Al-Qur’an diturunkan, Allah juga telah menurunkantiga buah kitab suci kepada tiga orang Rasul, yaitu: MusaA.S. (Kitab Taurat), Daud A.S. (Kitab Zabur), dan Isa A.S.(Kitab Injil). Di samping Kitab-Kitab suci tersebut, Allahjuga telah menurunkan Suhuf (lembaran-lembaran perintah‒ bukan kitab) sebanyak 100 Suhuf yang diturunkan kepadaRasul-Rasul (Nabi-Nabi) : Idris A.S. (30 suhuf), Syits A.S.(50 suhuf), Ibrahim A.S. (10 suhuf) dan Musa A.S. (10suhuf). Sepuluh Suhuf terakhir yang diturunkan kepada NabiMusa A.S. ini dikenal dengan nama Sepuluh PerintahMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 15
  • 17. Tata Kehidupan Manusia di DuniaTuhan (The Ten Commandment). Seluruh suhuf-suhuf danKitab-Kitab Suci yang telah diturunkan tersebut bersifatmenggantikan (mansyukh) terhadap suhuf-suhuf dan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Jadi, dengandemikian, setelah Al-Qur’an diturunkan maka Al-Qur’anmenjadi pengganti (mansyukh) bagi Kitab Injil maupun kitab-kitab sebelumnya (Zabur dan Taurat). Suhuf-suhuf danKitab-kitab Suci selain Al-Qur’an juga bersifat lokal, artinyahanya berlaku pada saat itu saja dan hanya diperuntukkanbagi kaumnya Nabi-Nabi yang membawa kitab atau suhufnyamasing-masing. Kitab Taurat misalnya hanya berlaku untukumat Nabi Musa, Kitab Zabur hanya untuk umat Nabi Daud,juga Kitab Injil hanya berlaku untuk umat Nabi Isa saja.Berbeda halnya dengan Kitab Taurat, Zabur dan Injil, KitabSuci Al-Qur’an, Allah turunkan kepada Rasulullah SAWdengan membawa keistimewaan tersendiri dibandingkandengan Kitab-Kitab Suci lainnya. Di antara keistimewaan Al-Qur’an, salah satunya adalah Al-Qur’an tidak hanyadiperuntukkan bagi umat Muhammad SAW saja, akan tetapiditujukan untuk seluruh umat manusia.Al-Qur’an yang telah Allah SWT turunkan secara bertahapsedikit demi sedikit (tidak sekaligus) ini setelah dianalisa dandikaji oleh Para Pakar Al-Qur’an ternyata di dalamnyamemiliki keseimbangan kata-kata yang tiada taranya. Ini jugamerupakan keistimewaan dari Al-Qur’an, yakni sebagaiberikut :1) Kata-kata yang saling Berlawanan makna (Antonim), jumlahnya sama, contoh : • Al-Hayat (Hidup) dan Al-Maut (Mati) = 145 kataMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 16
  • 18. Tata Kehidupan Manusia di Dunia • An-Nafi’ (Manfaat) dan Al-Mudhorot (Mudorot) = 50 kata • Al-Har (Panas) dan Al-Bard (Dingin) = 4 kata • As-Sholihat (Kebajikan) dan As-Sayyiat (Keburukan) = 167 kata • At-Tuma’ninah (Kelapangan) dan Adh-Dhiq (Kesempitan) = 13 kata • Ar-Rohbah (Cemas/Takut) dan Ar-Roghbah (Harap/Ingin) = 8 kata • Al-Kufur (Kekafiran) dan Al-Iman (Keimanan) = 17 kata • As-Shoif (Musim Panas) dan As-Syita’ (Musim Dingin) = 1 kata • Al-Kufur (Kekafiran) dan Al-Iman (Keimanan) dalam bentuk indefinite masing-masing sebanyak 8 kata2) Kata-kata yang Bersamaan makna (Sinonim), jumlahnya sama, contoh : • Al-Harf dan Az-Ziroah (Membajak/Bertani) = 14 kata • Al-Ushb dan Adh-Dhurur (Membanggakan diri/Angkuh) = 27 kata • Adh-Dhollun dan Al-Mauta (Yang mati/Sesat jiwanya) = 17 kata • Al-Islam dan Al-Wahyu (Qur’an/Islam/Wahyu) = 70 kata • Al-Aql dan An-Nur (Akal/Cahaya) = 49 kata • Al-Jahr dan Al-‘Alamiyah (Nyata) = 16 kata3) Kata yang menjadi Sebab dengan kata yang menjadi Akibat jumlahnya sama, contoh :Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 17
  • 19. Tata Kehidupan Manusia di Dunia • Al-Infaq (Infaq) dan Ar-Ridho (Rela) = 73 kata • Al-Bukhl (Kekikiran) dan Al-Hasaroh (Penyesalan) = 12 kata • Az-Zakah (Penyucian) dan Al-Barokah (Kebaikan yang banyak) = 32 kata • Al-Fahisyah (Kekejian) dan Al-Ghodhob (Kemurkaan) = 26 kata4) Kata yang satu menjadi Relevansi kata yang lain, jumlahnya sama, contoh : • Al-Isrof (Pemborosan) dan Al-Su’rah (Tergesa-gesa) = 23 kata • Al-Mauizhoh (Nasihat) dan Al-Lisan (Lidah) = 25 kata • Al-Asro’ (Tawanan) dan Al-Harb (Perang) = 6 kata • As-Salam (Selamat) dan At-Thoyyibat (Kebaikan) = 60 kata5) Kata-kata yang Cocok dengan Realita kehidupan di dunia, contoh : • Al-Yaum (Hari) dalam bentuk tunggal (Singular) sebanyak 365 kata, hal ini menunjukkan jumlah hari dalam 1 tahun (Masehi). • Al-Yaum (Hari) dalam bentuk jama’ (plural) ada sebanyak 30 kata, hal ini menunjukkan jumlah hari dalam 1 bulan. • As-Syahr (bulan) hanya ada sebanyak 12 kata, hal ini menunjukkan jumlah bulan dalam 1 tahun. • Al-Qur’an menjelaskan bahwa langit ada tujuh lapis, penjelasan ini diulangi dalam 7 kali pula di dalam Al- Qur’an.Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 18
  • 20. Tata Kehidupan Manusia di Dunia • Al-Qur’an menjelaskan bahwa “cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri sedangkan cahaya bulan bersumber dari matahari”, sesuai yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Yunus ayat 5.6) Al-Qur’an menerangkan ramalan-ramalan atas kejadian yang belum terjadi, dan kemudian ramalan itu benar-benar terbukti, misalnya : (1) Tentang kemenangan Bangsa Romawi dalam peperangan melawan Bangsa Persia, hal ini terbukti yang kemudian Bangsa Persia berhasil dikuasai (dijajah) oleh Bangsa Romawi. (2) Tentang jasad (badan) Fir’aun yang akan diselamatkan Allah (baca Surat Yunus ayat 92) sebagai bukti dan pelajaran bagi umat-umat (generasi) berikutnya. Kemudian pada tahun 1896, seorang ahli purbakala yang bernama Loret menemukan mummi seseorang di lembah (kuburan) raja-raja di Luxor Mesir yang selanjutnya diduga kuat bahwa mummi tersebut adalah jasad Fir’aun yang pernah mengejar Musa A.S. yang ditenggelamkan Allah di Laut Merah. Hingga kini setiap orang yang sempat berkunjung ke Museum di Kairo dapat melihat mummi (jasad) Fir’aun tersebut.7) Al-Qur’an banyak menerangkan ayat-ayat yang bernuansa ilmiah, yaitu ayat-ayat yang menjadi sumber untuk kajian- kajian dan penelitian-penelitian atas ilmu pengetahuan, di antaranya menerangkan :Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 19
  • 21. Tata Kehidupan Manusia di Dunia (1) Bahwasannya bumilah yang mengelilingi matahari (heliocentris) dan bukan matahari yang mengelilingi bumi (geocentris). (2) Bahwasannya cahaya bulan adalah bersumber dari cahaya matahari (Q.S. Yunus : 5). (3) Bahwasanya manusia tidak dapat naik ke luar angkasa kecuali dengan kekuasaan (maksudnya IPTEK). (4) Bahwasanya manusia akan merasakan sesak dadanya apabila ia naik ke luar angkasa (karena kekurangan oksigen) jika tanpa dibantu dengan tabung oksigen. (5) Bahwasanya apabila langit telah terbelah adalah seperti bunga mawar merah yang sedang mekar (Q.S. Ar-Rohman : 37), maka terbukti dengan ditemukannya Peristiwa Supernova (bintang meledak) di jagad raya ini oleh Hubble yang berhasil diabadikan dengan gambar yang dibuat melalui teleskop Hubble tersebut.Semua ini adalah menunjukan bahwa Al-qur’an adalahFirman Allah yang Maha Benar (Sodaqollahul ‘Adjim) yangditurunkan Allah kepada manusia, dan bukanlah kitabkarangan atau buatan Muhammad SAW. Tidak akan adamanusia ataupun jin yang mampu membuat semacam kitabyang sama dengan Al-Qur’an apalagi dapat menandinginya,hal ini telah Allah klaim dengan Firman-Nya : “Sungguh jika manusia dan jin bersatu untuk membuat sesuatu yang sama dengan Al-Qur’an ini, tidaklah mereka sanggup membuatnya sekalipun mereka saling membantu”. (Q.S. Al-Isro’: 88)Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 20
  • 22. Tata Kehidupan Manusia di DuniaItu merupakan tantangan dari Allah SWT untukmembuktikan bahwasannya Al-Qur’an sungguh benar-benarditurunkan oleh-Nya kepada manusia.Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk, pedoman, penerang,dan sebagai pelajaran (peringatan) bagi manusia,sebagaimana ditegaskan dalam Firman-Firman-Nya, sbb : 1) “Inilah Kitab (Al-Qur’an) yang tak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang- orang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqoroh : 2) 2) “Inilah (Al-Qur’an) sebagai penerang bagi manusia, dan petunjuk serta pelajaran (peringatan) bagi orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S. Ali Imron : 138) 3) “Telah diturunkan kepadamu Kitab (Al- Qur’an) yang benar dan membenarkan (mengakui) Kitab-Kitab sebelumnya...” (Q.S. Ali Imron : 3)Isi kandungan Al-Qur’an secara umum (garis besar) adalahberupa : Ayat-ayat yang Muhkamat (jelas) dan Ayat-ayatyang Mutasyabihat (tidak jelas). Maksud tidak jelas di siniadalah beberapa ayat yang terdapat pada permulaa-permulaansurat seperti : Alif-Laam-Miim (Al-Baqoroh), Yaa-Siin(Yasin), Kaf-Ha-Ya-‘Ain-Shood (Maryam), Tho-Ha (Thoha),Haa-Miim (Al-Mu’min), dan sejenisnya. Ayat-ayat tersebuttidak diketahui maknanya karena hanya Allah sajalah yangmengetahui makna dan maksudnya.Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 21
  • 23. Tata Kehidupan Manusia di DuniaAl-Qur’an tidak hanya diperuntukkan bagi umat Muhammadsaja, akan tetapi juga ditujukan untuk seluruh umat manusiayang hidup pada zaman Nabi Muhammad dan pada zaman-zaman sesudahnya hingga akhir zaman (kiamat) nanti. Allahmemperlakukan Al-Qur’an sedemikian istimewa karena didalamnya banyak sekali terkandung unsur-unsur pedomanyang lengkap dan sempurna (completely perfect) sebagaisuatu pedoman dan petunjuk bagi hidup manusia di duniayang sangat lengkap, cocok dan sesuai dengan segalapermasalahan hidup manusia di dunia ini hingga akhir zamannanti. Sehingga Allah SWT menutup Al-qur’an denganFirman terakhirnya yang berbunyi : “Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan Aku cukupkan nikmatKu (Al- Qur’an) untukmu, serta Aku ridho Islam menjadi agamamu”. (Q.S. Al-Maidah : 3)Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Isi kandungan Al-Qur’an mudah dimengerti dan bahkan mudah dihafalkan.Pada zaman Rasulullah SAW banyak sekali orang yang hafalAl-Qur’an, terutama para sahabat dekat dan para kerabatnya.Al-Qur’an sejak diturunkan hingga kini pasti akan sangatterjaga keaslian dan kemurniannya karena Allah sendiri yangmenjamin hal itu, sebagaimana difirmankan-Nya : “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al- Qur’an, dan sungguh Kami benar-benar akan menjaganya”. (Q.S. Al-Hijr : 9)Bagi Islam dan orang-orang Muslim, Al-Qur’an tidak hanyasekedar bacaan yang apabila orang membacanya akanMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 22
  • 24. Tata Kehidupan Manusia di Duniamemperoleh pahala dari Allah SWT, akan tetapi juga telahditetapkan oleh Allah SWT yang menciptakan danmenurunkannya sebagai pedoman atau petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, dimana isi kandungannya tidak perludiragukan lagi kebenarannya (Unskeptical Truth).Perhatikan lagi pernyataan Allah berikut ini : “Kitab (Al-Qur’an) ini tak ada keraguan di dalamnya, merupakan petunjuk bagi orang- orang yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqoroh : 2)Wasiat (pesan) Rasulullah berkaitan dengan Al-Qur’an : “Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua hal, yang apabila kamu berpegang teguh kepada keduanya maka kamu tak akan sesat selama- lamanya, dua hal itu adalah Kitab Allah (Al- Qur’an) dan Sunahku (Al-Hadits)”. (HR. Bukhori dan Muslim)Pesan Rasulullah tersebut sangatlah tepat karena menjelaskantentang Al-Qur’an yang telah diturunkan oleh Allah untukmenjadi Solusi (problem solver) bagi tiap-tiap problemahidup yang dihadapi manusia di atas dunia ini. Allah SWTmengingatkan manusia untuk menjadikan Al-Qur’an sebagaireferensi (sumber rujukan) : “Wahai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan ‘Ulil Amri’ (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu halMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 23
  • 25. Tata Kehidupan Manusia di Dunia maka ‘kembalikanlah’ kepada Allah (yakni Al-Qur’an) dan Rasul (yakni Hadits) jika kamu benar-benar percaya kepada Allah dan hari kiamat”. (Q.S. An-Nisa’: 59)Disini, “kembalikanlah” maksudnya adalah merujuk (refersto) kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai Solusi (problemsolver) nya, bukan kepada hal-hal selain daripada itu.Oleh karena itu, maka jelaslah bahwa fungsi dari Al-Qur’andalam hal ini adalah sebagai Jalan Keluar (way out) daripermasalahan hidup yang pelik serta kebuntuan manusiadalam menghadapi permasalahan hidup di dunia ini.Al-Qur’an, baik isi kandungannya maupun keindahanbahasanya tidak dapat ditiru oleh siapapun dan tidak akandapat terkalahkan dan tertandingi oleh hasil karya manusiaapapun bentuknya, sebagaimana Firman Allah SWT sbb : “Sekiranya kamu ragu tentang apa yang Kami turunkan (Al-Qur’an) kepada hamba Kami, maka buatlah sebuah surat saja yang semisal dengannya serta ajaklah saksi- saksimu selain daripada Allah jika kamu orang-orang yang benar. Jika kamu tidak dapat melakukan itu (karena pasti kamu tak dapat melakukannya), maka jagalah dirimu dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”. (Q.S. Al-Baqoroh : 23-24)Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 24
  • 26. Tata Kehidupan Manusia di DuniaInformasi-informasi yang terkandung di dalam Al-Qur’ansecara garis besarnya adalah sbb :1) Nama-nama lain Al-Qur’an, diantaranya : • Al-Furqon (Pembeda), terdapat pada Surat Al-Furqon:1. • Kitabullah (Kitab Allah), terdapat pada Surat Al- Baqoroh : 2. • Adz-Dzikri (Pengingat), terdapat pada Surat Al-Hijr : 9. • At-Tanzil (Yang diturunkan), terdapat pada Surat Asy- Syu’aro’: 192.2) Fungsi Al-Qur’an : Sebagai petunjuk dan tuntunan hidup bagi umat manusia dalam memecahkan problema hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Dalil Naqlinya sebagai berikut : • Surat Al-Baqoroh : 2 • Surat Al-Isro’: 9 • Surat Ali Imron : 138 • Surat Ali Imron : 33) Kedudukan Al-Qur’an : Sebagai sumber Hukum Utama dari Hukum (Syariat) Islam, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT (Hablum Minallah), hubungan manusia dengan manusia (Hablum Minan Naas), serta hubungan antara manusia dengan lingkungannya (Hablum Minal Makhluq).Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 25
  • 27. Tata Kehidupan Manusia di Dunia Dalil Naqlinya adalah sebagai berikut : • Surat An-Nisa’: 59 • Surat An-Nisa’: 105; serta • Hadits Riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud (Berdasarkan dialog antara Rasulullah SAW dengan Mu’az bin Jabal (yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur Yaman). Hadits tersebut menceritakan dialog antara Rasulullah dengan Mu’az, sebagai berikut : “Rasulullah : Wahai Mu’az, bagaimana cara engkau memutuskan perkara yang diajukan kepadamu? Mu’az : Saya akan memutuskan dengan Kitab Allah (Al-Qur’an). Rasulullah : Jika engkau tidak menemukannya dalam Kitab Allah? Mu’az : Saya akan memutuskannya dengan Sunah Nabi (Al-Hadits). Rasulullah : Jika engkau tidak menemukannya dalam sunahku? Mu’az : Saya akan berusaha memutuskannya dengan pikiran atau pendapatku yang tanpa keraguan (Ijtihad). Rasulullah : Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasul- Nya (maksudnya Mu’az) atas apa yang diridhoi-Nya.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 26
  • 28. Tata Kehidupan Manusia di Dunia4) Susunan Al-Qur’an, terdiri atas : • 30 Juz • 114 Surat : • 89 Surat diturunkan di Makkah (Makkiyyah) • 25 Surat diturunkan di Madinah (Madaniyyah) • Jumlah Ayat : • 6000 Ayat (menurut Ibnu Katsier) • 6204 Ayat (menurut Ulama Basyroh) • 6210 Ayat (menurut Ulama Makkah) • 6214 Ayat (menurut Ulama Madinah) • 6217 Ayat (menurut Ulama Kufah) • 6226 Ayat (menurut Ulama Syam) • 6236 Ayat (menurut Ulama Masjid Al-Azhar, Jakarta, Indonesia) • 6666 Ayat (menurut Organisasi Islam Muhammadiyah, Indonesia) Perbedaan-perbedaan jumlah ayat ini, disebabkan ada beberapa bagian-bagian ayat yang hanya dihitung sebagai satu kesatuan ayat.5) Isi dan kandungan Al-Qur’an : (1) Hukum-hukum yang berkaitan dengan Aqidah (Istiqodiah). Yaitu ketetapan-ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-Kitab Suci-Nya, Hari Kiamat serta Qodo’ dan Qodar-Nya.Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 27
  • 29. Tata Kehidupan Manusia di Dunia (2) Hukum-hukum yang berkaitan dengan Akhlaq (Khuluqiah). Yaitu ajaran-ajaran yang menyuruh agar setiap pemeluk agama Islam (Muslim) memiliki Akhlaq (moral dan perilaku) yang mulia serta menjauhi sifat-sifat tercela. (3) Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia (Amaliah). Yaitu diantaranya tentang ucapan-ucapan, perbuatan- perbuatan, perjanjian-perjanjian, perniagaan, hutang- piutang, dan sebagainya. Hukum Amaliah ini terbagi lagi menjadi dua, yakni : a) Hukum Ibadah. Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan amal ibadah kepada Allah SWT, seperti: sholat, berpuasa, zakat, haji, nadzar, sumpah, dan sebagainya. b) Hukum Muamalah. Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan kemasyarakatan, atau hubungan antara manusia dengan manusia lainnya (Hablum Minan Naas), seperti perjanjian, hukum pidana, hukum perdata, jual-beli, perekonomian secara umum dan secara khusus, pernikahan/perkawinan, pendidikan, ilmu pengetahuan, da’wah, dan lain sebagainya. Bila diperinci lagi, yang berkaitan dengan Hukum Muamalah ini sangatlah banyak, di antaranya : (untuk lebih rincinya pembaca bisa baca buku berjudul Fiqih Islam karya H. Sulaiman Rasyid)Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 28
  • 30. Tata Kehidupan Manusia di Dunia (a) Hukum Transaksi : Jual-beli, riba’, mendirikan perusahaan, utang-piutang, wali, ikrar, perwakilan, pinjam- meminjam, hibah, sedekah, hadiah, barang temuan, membuka tanah baru, pampasan perang, wakaf, dan sebagainya. (b) Hukum Waris (Mawaris) : Hak waris, ahli waris, sebab-sebab waris, harta waris, Hijab, pembagian waris, wasiat, dan sebagainya. (c) Hukum Pernikahan (Ta’rif) (d) Hukum Balas (Jinayat/Qishos) (e) Hukum melanggar Larangan Allah (Hudud) (f) Hukum Peperangan (Jihad) (g) Hukum Makanan dan Hewan Sembelihan (h) Hukum Pengadilan (Aqdiyah) (i) Hukum Pemerintahan (Khilafah)B. AL-HADITS (Sabda Rasulullah S.A.W.)Hadits ialah segala tingkah laku dan perbuatan RasulullahSAW, baik yang berupa perkataan (Qouli), perbuatan (Fi’li),maupun sikap diamnya (Taqriri). Dalam penggunaannya(pengamalannya), sebagian Ulama berpendapat bahwa HaditsRasulullah SAW dibedakan antara :Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 29
  • 31. Tata Kehidupan Manusia di Dunia1) Zaman Sunnah. Yaitu pengamalan Hadits oleh umat Islam ketika Rasulullah masih hidup. Umat Islam ketika itu dapat bertanya dan berdialog langsung dengan Rasulullah tentang apa-apa saja yang belum jelas dan ingin ditanyakan. Setiap pertanyaan pada saat itu akan langsung dijawab Rasulullah dengan gamblang dan rinci serta jelas.2) Zaman Hadits Yaitu pengamalan Hadits oleh umat Islam setelah Rasulullah SAW wafat (pasca Rasulullah).Hadits merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelahAl-Qur’an. Berdasarkan definisinya, hadits terbagi lagimenjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :1) Hadits (Sunnah) Qouliyah Yaitu Hadits yang didasarkan atas apa segala perkataan dan ucapan Rasulullah, misalnya Sabda Rasulullah yang menegaskan bahwa rukun iman itu ada enam dan rukun Islam itu ada lima.2) Hadits (Sunnah) Fi’liyah Yaitu Hadits yang didasarkan atas segala perilaku dan perbuatan Rasulullah, misalnya tata cara mengerjakan sholat dan melaksanakan ibadah haji.3) Hadits (Sunnah) Takririyah Yaitu Hadits atau Sunnah yang disandarkan pada persetujuan Rasulullah atas apa-apa yang dilakukan para sahabatnya. Persetujuan ini artinya tidak melarangMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 30
  • 32. Tata Kehidupan Manusia di Dunia perbuatan tersebut tetapi hanya mendiamkan atau membiarkan saja perbuatan tersebut dilakukan. Diamnya Rasulullah merupakan tanda persetujuannya. Misalnya : • Membiarkan sebagian sahabatnya berdzikir dengan mengeluarkan suara yang keras. • Membiarkan orang buta melakukan jual-beli. • Membiarkan kaum wanita untuk pergi meninggalkan rumah-rumah mereka untuk mendatangi masjid, dan menghadiri pengajian-pengajian.Adapun dasar hukum diberlakukannya Hadits sebagai hukumIslam yang kedua setelah Al-Qur’an adalah : “...dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah, dan apa-apa yang dilarang bagimu maka tinggalkan...” (Q.S. Al-Hasyr : 7)Hadits berfungsi sebagai :1) Memperkuat hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an. Misalnya: Perintah dalam Al-Qur’an: “...dan jauhkanlah perkataan-perkataan dusta.” (Q.S. Al-Hajj: 30). Perintah ini diperkuat dengan Hadits: “’Ingatlah aku akan menjelaskan kepadamu semua tentang sebesar-besarnya dosa besar’. Dijawab oleh para sahabat, ‘Baik yaMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 31
  • 33. Tata Kehidupan Manusia di Dunia Rasulullah’. Beliau meneruskan Sabdanya, ‘Syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua’. Saat itu Rasulullah sedang bersandar kemudian duduk seraya berkata, ‘Hati-hati, jauhilah berkata dusta.’” (HR. Bukhori dan Muslim)2) Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat garis besar (umum). Misalnya: Tentang perintah untuk mendirikan sholat sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam serta mendirikan sholat subuh.3) Memberikan batasan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang belum ada batasannya. Misalnya : Hadits yang menerangkan tentang hukuman potong tangan bagi seorang pencuri.4) Mengkhususkan hal-hal yang diterangkan dalam Al- Qur’an yang masih bersifat mutlak yang umum. Misalnya: Perintah dalam Al-Qur’an: “Diharamkan bagimu bangkai, darah, dan daging babi...” (Al-Maidah: 3). Larangan ini dikhususkan dengan Hadits : “Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun dua macam bangkai adalah ikan dan belalang, dan dua macam darah adalah hati dan limpa”. (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)5) Menetapkan hukum-hukum atau aturan-aturan yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Misalnya: Hadits “Sucikan bejanamu yang dijilat anjing dengan menyucikannya sebanyak 7 kali, yang salahMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 32
  • 34. Tata Kehidupan Manusia di Dunia satunya dicampur dengan tanah”. (HR. Muslim Ahmad, Abu Dawud dan Baihaqi)C. IJTIHADSelain kedua pedoman yang telah disebutkan, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits, maka apabila suatu urusan atauperkara yang tidak ada dasar hukumnya di dalam Al-Qur’andan Al-Hadits maka manusia diperbolehkan melakukanIjtihad (yang dasar hukumnya adalah Al-Hadits).Ijtihad, definisinya adalah bersungguh-sungguh dalammenggunakan pikiran dan pendapat pribadi yang tanpakeraguan untuk merumuskan dan menetapkan hukumatas suatu perkara atau persoalan yang tidak ditemukankepastian hukumnya dalam Al-Qur’an dan Hadits.Sedangkan untuk masalah atau perkara-perkara yang sudahjelas diterangkan dalam Al-Qur’an dan Hadits tidak bolehlagi diijtihadkan. Hasil dari ijtihad ini merupakan (bisadijadikan) sumber hukum yang ketiga setelah Al-Qur’an danHadits. Bahkan dalam Islam, Ijtihad sangat dihargai danmendapatkan pahala walaupun ijtihad tersebut salah,sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits Rasulullah SAW : “Apabila seorang hakim memutuskan perkara, kemudian ia berijtihad dan ternyata ijtihadnya benar maka ia memperoleh dua pahala. Dan apabila seorang hakim memutuskan perkara melalui ijtihad dan ternyata hasilnya salah maka ia memperoleh satu pahala”. (HR. Mutafaq ’Alaih)Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 33
  • 35. Tata Kehidupan Manusia di DuniaAdapun bentuk-bentuk Hasil dari Ijtihad yang dikenal dalamSyariat Islam, adalah sebagai berikut :1) Ijma’, yaitu kesepakatan para Ulama tentang hukum suatu masalah yang belum disebutkan secara kongkrit (nyata) dalam Al-Qur’an atau Hadits.2) Qiyas, yaitu menetapkan hukum atas suatu masalah yang belum ada ketentuannya berdasarkan kepada yang sudah ada ketentuannya dengan cara memperhatikan kesamaan di antara keduanya. Misalnya, menetapkan hukum haram atas ganja, heroin, morfin dan sejenis zat-zat adiktif serta obat-obatan psikotropika, yang secara eksplisit tidak ada ketentuannya dalam Al-Qur’an dan Hadits tetapi melihat ada kesamaannya dengan haramnya Khomar (minuman keras) yang mengandung lebih banyak mudhorotnya daripada manfaatnya, serta sama-sama bersifat muskir (memabukkan).3) Istishab, yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum yang telah ada dan telah ditetapkan dengan suatu dalil, selama belum ada (ditemukan) dalil lain yang dapat mengubah kedudukan (status) hukum tersebut.4) Istihsan (Istislah), yaitu menetapkan hukum atas suatu masalah yang tidak dijelaskan secara nyata di dalam Al- Qur’an dan Hadits yang didasarkan pada kepentingan umum atau kemaslahatan umum ataupun demi keadilan. Imam Hanafi menyebutnya sebagai Istihsan, sedangkan Imam Maliki menyebutnya Istislah.5) Istislal, yaitu menetapkan hukum atas suatu masalah yang tidak disebutkan secara nyata dalam Al-Qur’an dan Hadits, hanya bersandarkan kepada adat istiadat atauMuhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 34
  • 36. Tata Kehidupan Manusia di Dunia kebiasaan masyarakat setempat (masyarakat lokal). Termasuk juga hukum-hukum agama yang diturunkan Allah sebelum turunnya Islam asalkan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits maka diakui dan dibenarkan oleh Islam.6) Mashlahah Mursalah, yaitu kebaikan-kebaikan yang tidak disinggung sama sekali dalam hukum syaro’ (syariat) tetapi sesuai dengan esensi hukum syaro’ (syariat), yang apabila perbuatan tersebut dilakukan akan membawa manfaat dan terhindar dari keburukan- keburukan, misalnya : • Kodifikasi Al-Qur’an pada masa Abu Bakar Shiddiq dan Utsman bin ‘Affan. • Mengganti rugi kepada pemilik barang atas barang- barang yang telah rusak walaupun kerusakan itu tidak dijelaskan klausulnya di dalam perjanjian atau kesepakatan.7) ‘Urf, yaitu urusan yang disepakati oleh sekelompok orang karena sudah menjadi kebiasaan, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Misalnya, kebiasaan transaksi jual- beli tanpa adanya tanda terima ataupun akta jual-beli.8) Zaro’i (Wasilah), yaitu perbuatan-perbuatan atau pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan (perintis) untuk mendapatkan kemanfaatan (mashlahat) dan menghilangkan keburukan (mudhorot).Untuk dapat menjadi seorang yang boleh berijtihad (disebutmujtahid), harus memenuhi kriteria (syarat-syarat) berikut :Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 35
  • 37. Tata Kehidupan Manusia di Dunia1) Memahami Al-Qur’an beserta Asbabun Nuzulnya (sebab-sebab turunnya suatu ayat dalam Al-Qur’an).2) Mengetahui ayat-ayat Nasikh (yang menghapus hukum), dan ayat-ayat Mansyukh (yang dihapuskan).3) Memahami Hadits dan wurudnya (sebab-sebab munculnya Hadits tersebut).4) Memiliki kemampuan Bahasa Arab yang fasih.5) Mengetahui tempat dan letak-letak Ijma’.6) Mengetahui dan menguasai ilmu Ushul Fiqih.7) Mengetahui maksud-maksud syariat ditetapkan.8) Memahami masyarakat dan Adat Istiadatnya setempat.9) Mempunyai sifat Adil, Bijaksana dan Bertaqwa.10) Mendalami ilmu Ushuludin (ilmu tentang Asal-usul atau Aqidah Islam).11) Memahami ilmu tentang Mantiq (ilmu Logika).12) Mengetahui cabang-cabang Ilmu Fiqih.Karena begitu banyaknya persyaratan yang harus dimilikioleh seorang Mujtahid maka berarti untuk melakukan Ijtihadtidak sembarangan dan tidak dapat dilakukan oleh semuaorang. Oleh sebab itu bagi seorang pemeluk Agama Islam(Muslim) dewasa ini dapat menggunakan Hasil dari Ijtihadpara Ulama Mujtahid yang telah diakui Kepiawaiannyadalam berijtihad, sehingga kita tidak salah dan terperosok kedalam apa yang dinamakan sebagai bid’ah (mengada-ada).Ketetapan hukum-hukum Islam yang didapat dan dihasilkandari Ijtihad dinamakan Madzhab. Para Ulama yangmempunyai madzhab-madzhab terkenal itu cukup banyak,namun hanya ada 4 (empat) Madzhab hingga kini yangpaling banyak dipakai ijtihadnya oleh para Ulama Islam danpemeluk Islam di seluruh dunia, yaitu :Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 36
  • 38. Tata Kehidupan Manusia di Dunia1) Madzhab Hanafi Madzhab ini dinamakan Madzhab Hanafi karena Ulama penyusunnya adalah yang bernama Abu Hanifah An- Nu’man Ibnu Tsabit At-Taimi, yang lahir di Kuffah tahun 80 H (700 M) dan wafat tahun 150 H di Baghdad. Madzhab Hanafi banyak dipakai pada masa Dinasti Utsmani dan banyak dianut di Irak. Sekarang ini banyak berkembang di Syiria, Afghanistan, Turki, Turkmenistan dan India. Saat ini negara yang secara resmi memakai madzhab ini adalah Syiria, Libanon dan Mesir.2) Madzhab Maliki Madzhab ini dinamakan Madzhab Maliki karena Ulama penyusunnya adalah Imam Malik Ibnu Anas Al-Asbani, yang lahir di Madinah tahun 93 H (713 M) dan wafat pada tahun 179 H (798 M). Kakeknya bernama Abu Amir yang merupakan salah seorang sahabat Nabi SAW. Madzhab Maliki banyak dianut oleh negara: Hijaz, Maroko, Tunis, Tripoli, Mesir, Maghribi Afrika, Andalusia, Bahrain dan Kuwait.3) Madzhab Syafi’i Madzhab ini dinamakan Madzhab Syafi’i karena Ulama penyusunnya adalah Muhammad Ibnu Idris Ibnu Syafi’i, yang lahir di Khuzzah (Gaza) pada tahun 767 M dan wafat di Mesir pada tahun 820 M. Madzhab Imam Syafi’i banyak berkembang di negara: Mesir, Palestina, Suriah, Libanon, Irak, Hijaz, India, Persia, Yaman dan juga di Indonesia.Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 37
  • 39. Tata Kehidupan Manusia di Dunia4) Madzhab Hambali Madzhab ini dinamakan Madzhab Hambali karena Ulama penyusunnya adalah Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Hambal, yang lahir di Baghdad pada tahun 164 H (780 M) dan wafat pada tahun 241 H (855 M). Ia adalah murid dari Imam Syafi’i. Madzhab ini berkembang di negara: Irak, Mesir, Palestina, Suriah dan Saudi Arabia. Di Saudi Arabia (Arab Saudi) madzhab ini resmi digunakan dan ditetapkan sebagai madzhab negara.5. TELADAN HIDUP (Model of Life)Dalam melaksanakan misi hidup manusia dan untukmencapai tujuan hidupnya, Allah SWT memberikan contohteladan yang terdapat dalam diri Rasulullah SAW,sebagaimana difirmankan di dalam Al-Qur’an : 1) “Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat contoh teladan yang baik bagi orang-orang yang mengharapkan Rahmat Allah dan takut kepada hari kiamat serta ia banyak mengingat Allah”. (Q.S. Al-Ahzab : 21) 2) “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (berakhlaq) agung”. (Q.S. Al-Qolam : 4)Rasulullah SAW pada tanggal 17 Romadhon tahun 610 M(13 tahun sebelum beliau hijrah) menerima wahyu denganturunnya Malaikat Jibril yang membawa wahyu pertamaSurat Al-‘Alaq ketika beliau sedang “bertahannus”Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 38
  • 40. Tata Kehidupan Manusia di Dunia(berkontemplasi/merenung) di Gua Hiro. Pada saat itu usiabeliau genap 40 tahun. Nabi Muhammad SAW diutus AllahSWT sebagai Rasul untuk membawa berita kebenaran(message of truth) dan berita gembira (message of happiness)kepada seluruh umat manusia di dunia ini.Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam Firman-Nya : “Sesungguhnya Kami mengutus engkau (Muhammad) dengan membawa berita gembira sebagai pemberi peringatan...”. (Q.S. Al-Fathir : 24)Beliau diutus Allah SWT sebagai bentuk kasih sayang Allahkepada seluruh alam semesta (Rohmatan lil ‘Alamin) : “Dan Kami tidaklah mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai suatu Rohmatan lil ‘Alamin”. (Q.S. Al-Anbiya : 107)Allah menyuruh manusia untuk mencontoh perilaku danperbuatan-perbuatan Rasulullah SAW karena beberapafaktor, di antaranya yang disebutkan Allah SWT sbb :1) Rasulullah memiliki sifat-sifat dan perilaku yang sangat terpuji dan merupakan Model (teladan) manusia yang paling paripurna dan sempurna (completely perfect).2) Rasulullah selalu mendapatkan bimbingan dan arahan langsung dari Allah SWT sehingga jika sedikit saja melenceng dari yang digariskan oleh Allah maka beliau langsung ditegur dan dikoreksi oleh Allah SWT.Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 39
  • 41. Tata Kehidupan Manusia di Dunia3) Rasulullah adalah satu-satunya manusia yang dosa- dosanya (kalau ada) baik yang sekarang, yang lalu maupun yang akan datang sudah mendapatkan Ampunan dari Allah SWT, sehingga beliau merupakan satu-satunya manusia yang ma’shum (terbebas dari dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil).Adalah seseorang yang bernama Michael Hart, yang padatahun 1978 membuat daftar urutan ranking nama-namaorang yang paling berpengaruh di dunia. Ia telahmelakukan observasi ilmiah sebelum me-realease daftartersebut kepada publik dengan cara menganalisa danmengamati serta mengukur sebanyak tak kurang dari 100(seratus) orang yang memegang peranan dan kontribusisangat penting dalam mencatatkan jalannya sejarah dunia.Analisa itu didasarkan pada jumlah keseluruhan peran yangdilakukan bagi umat manusia di dunia. Maka dari hasilanalisanya tersebut kemudian ia menyimpulkan denganmenempatkan Profil Nabi Muhammad SAW padaUrutan Pertama (teratas). Michael Hart mengatakan bahwaNabi Muhammad SAW adalah satu-satunya manusiadalam sejarah yang meraih sukses luar biasa, baik darisegi lingkup agama maupun dalam ukuran dunia.Kemudian hasil analisanya tersebut diterbitkan dalam bentukbuku yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,salah satunya dalam Bahasa Indonesia dengan judul SeratusTokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Ia jugamengatakan dalam bukunya : ”Muhammad bukanlahsekedar Pemimpin Agama tetapi juga berhak disebutsebagai Pemimpin Dunia yang Sukses”.Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 40

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com