Sabtu, 10 November 2012

Makalah Sistem Komunikasi Kelompok



BAB II
PEMBAHASAN
A.                Pengertian Komunikasi Kelompok
Sebelum kita membahas mengenai bentuk-bentuk komunikasi kelompok, tentunya kita harus mengetahui pengertian dari komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok”kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konfrensi dan sebagainya.
            Sedangkan menurut Michael Burgon ( dalam wiryanto, 2005) mendefenisikan komunikasi kelompok yaitu :
“ komunikasi kelompok sebagi intraksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggota dapat mengingat karaktristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.”[1]
Dari dua defenisi diatas dapat kita simpulkan bahwa, komuniksi kelompok adalah suatu intraksi yang dilakukan tiga orang atau lebih secara tatap muka dengan ketentuan yang telah disepakati.

B.                 Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok
Didalam bukunya psikologi komunikasi Jalaluddin Rahmat berdasarkan pendapat Jhon.F Cragan dan David W.Wright. membagi kelompok pada dua kategori yaitu kelompok deskriftif dan kelompok perspektif.[2]
1.      Komunikasi Kelompok Deskriftif
Dalam komunikasi kelompok deskriftif, menunjukkan kelasifikasi kelompok  melihat proses tahapan perkembangan kelompok.

Kelompok deskriftif dibedakan menjadi 3 :
a.       Kelompok tugas
b.      Kelompok pertemuan
c.       Kelompok penyadar
a)         Kelompok Tugas
Kelompok tugas adalah kelompok yang bertujuan untuk mememcahkan suatu masalah. Aubrey Fisher ( dalam buku Jalaluddin Rahmat 1999),[3] bahwa kelompok melewati empat tahap yaitu orentasi , konflik, pemunculan, dan peneguhan. Pada tahap orentasi, setiap anggota saling mengenal dan saling memahami satu sama lain. Tindak komunikasi pada tahap ini umumnya menunjukkan persetujuan, mempersoalkan pernyataan serta terkadang tidak seragam dalam menafsirkan usulan. Pada tahap konflik tentunya akan terjadi kontroversi diantara kelompok serta mempertahankan pendirian masing-masing. Pada tahap pemunculan, anggota-anggota bersikap tidak jelas dan komunikasi berupa usulan-usulan yang ambigu. Pada tahap penengahan disini anggota kelompok mulai menemukan solusi dari permasalahan dan menyatakan pendapat-pendapat mereka, dan pernyataan umumnya bersifat positif.

b)        Kelompok Penemuan
Kelompok penemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Sebagi contoh ialah kelompok terapi dirumah sakit jiwa yang membantu pasiennya untuk menemukan jati dirinya sendiri.

c)             Kelompok Penyadar
Kelompok penyadar bertujuan untuk menciptakan indentitas social politik  yang baru. Kelompok penyadar ini dibentuk atas dasar kesamaan nasib, golongan dan ras. Sebagai contoh yaitu pada tahun 1960-an di Amerika muncul gerakan emansipasi wanita radikal, mereka membentuk kelompok-kelompok yang menggunakan kelompok wanita untuk menentang masyarakat yang di dominasi pria.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok penyadar muncul karena mereka memiliki pemikiran yang sama.[4]

2.      Komunikasi Kelompok Perspektif
Sudah sangat jelas jika komunikasi kelompok sangat berpengaruh untuk menyelesaikan tugas, memecahkan persoalan, membuat keputusan, serta dapat melahirkan gagasan-gagasan keratif untuk memecahkan suatu masalah.
Dalam kelompok perspektif, kelompok ini mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapi tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok perspektif, yaitu diskusi meja bundar, symposium, diskusi panel, forum,, kolokuium dan prosedur parlementer.
a.       Diskusi Meja Bundar
Didalam diskusi meja bundar ini, lenih member kebebasan  kepada anggota kelompok. Karena sususnan tempat duduk yang bundar menyebabkan arus komunikasi yang bebabs diantara anggota-anggota kelompok. Dan dengan susunan meja bundar memudahkan pertisipasi sponytan yang lebih demokratis, sehingga hubungan social secara interpersonal dan semua anggota merasa diikut sertakan.[5]
b.      Simposium
Symposium adalah  serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah topic atau posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang kontroversal dalam format diskusi yang telah dirancang sebelumnya.
c.       Diskusi Panel
Diskusi pane adalah format khusus yang anggota-anggota kelompoknya berintraksi, baik berhadap-hadapan maupun melalui mediator diantara mereka sendiri dan dihadiri tentang masalah yang kontroversal.
            Jalaludin Rahmat mengutip pendapat (Cragan dan Wright : 1980 ) menyatakan :
            “ biasanya, susunan tempat duduk diskusi panel meletakkan peserta diskusi pada meja segi empat yang menghadap khalayak deengan moderator yang duduk di tengah-tengah diantara kedua belah pihak.

d.      Forum
Forum adalah waktu Tanya jawab yang terjadi setelah diskusi terbuk, misalnya symposium. Ada lima macam symposium (1) Forum ceramah (2) forum debat (3) forum dialog(4) forum panel dan, (5) forum symposium.[6]
e.       Kolokium
Kolokium adalah sejenis format diskusi yang memebrikan kepada khalayak untuk bebas member pertanyaan kepada orang atau beberapa orang ahli, perlu diinga, kolokkium beformal dan diatur oleh seorang moderator.
f.       Prosedur Perlementer
Prosedur perlemnetr  adalah format diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi yang besar pada periode waktu yang tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat. Tata tertib perlemen dijalankan dengan ketat sehingga siding dapat menentukan siapa yang dapat berbicara, untuk berapa lama dan berapa kali.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
-          Didalam bentuk-bentuk komunikasi kelompok terdapat dua bentuk yaitu kelompok deskriptif dan kelompok perspektif.
-          Kelompok deskriftif dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.       Kelompok tugas
b.      Kelompok pertemuan
c.       Kelompok penyadar
-          Kelompok perspektif, dikategorikan kedalam 6 kelompok :
a.       Diskusi meja bundar
b.      Symposium
c.       Diskusi panel
d.      Forum
e.       Kolokium, dan
f.       Prosedur parlementer.


DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, Jalaludin, (1999). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arni, Muhammad, (2007), Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Internet, makalah al-ayyubi. Komunikasi kelompok (2005)


[1] Internet komunikasi kelompok (al-ayubi 2005).
[2] Jalaluddin Rahmat,PSikologi Komunikasi 1999,hlm 175
[3] Ibid hlm 175
[4] Psikologo Komunikasi, hlm.180.
[5] Arni Muhamma, Komunikasi Organisasi, Hlm 182
[6] jalaludinRahmat, Psikologi Komunikasi, hlm 182

Penulis : Arjamudin

1 komentar:

Unknown on 14 Oktober 2016 pukul 20.40 mengatakan...

nice share, thanks info nya ..
Perumahan Elit

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com