Sabtu, 24 Maret 2012

Berhenti atau meneruskan



Berhenti atau Meneruskan

Sudah pernah terjatuh?
Ketika terjatuh, teman-teman berpikir seperti apa?
Terus berjalan atau berhenti?
Setiap diantara kita tentunya pernah merasakan terjatuh ketika ingin mencapai harapan yang kita inginkan. Tetapi apakah diantara kita semua sudah memilih berdiri kembali dan meneruskan untuk mencapai mimpi kita meskipun akan terjatuh kembali.
Moment terjatuh yang pernah terjadi dihidup saya ketika saya mau melanjutkan pendidikan di tahun 2010, saat itu saya mengikuti test di salah satu perguruan tinggi yang ada di Palembang, yaitu politeknek sriwijaya. Bersama salah 9 orang teman saya dari SMA Negeri 1 Semendo Darat Laut. Yang ketika itu saya dan teman-temanku tidak ada satupun yang lulus. Dikarenakan kurangnya pengawasan dari kepala sekolah kami. Padahal kami semua sudah bersusa semaksimal mungkin.  Tapi sekarang syukur Alhamdulillah saya dan kawan-kawan saya yang gagal pada waktu itu beserta saya bisa melanjutkan pendidikan. Atas kejadian saya sadar usahan tanpa bantuan orang lain tak bisa berbuat apa-apa, dan saya bisa mengambil hikmah dari kejadian ini…
Tentunya teman-teman memiliki cerita tersendiri ketika terjatuh, cerita yang menjadikan pengalaman untuk teman-teman. Cerita yang membuat alasan memilih untuk berhenti atau meneruskan karena itu semua pilihan. Jadikan cerita atau pengalaman teman-teman sebagai dorongan motivasi untuk tidak berhenti.
Saat memutuskan untuk berhenti, menurut saya teman-teman sudah tidak hidup. Mengapa? Pernah dengar statement ini “Hidup itu Susah, Jika mau hidup maka berjuang. Jika tidak mau berjuang, maka tidak usah hidup”. Dari kita dilahirkan sampai dengan kondisi kita sekarang seperti ini sebenarnya kita sudah berjuang tetapi apakah hanya sampai sebatas itu? Kembali ke teman-teman ingin meneruskan atau berhenti itu pilihan.
Sang pencipta menghadirkan diri ini di dunia nyata; manusia memilih untuk bekerja keras apa yang ada di hadapannya, mengganti kata masalah menjadi tantangan. Berjuang, walau hasil yang didapat belum tentu terlihat, bekerja keras mengantarkan ke impian dunia nyata. Manusia telah sampai di sini karena hidup tidak ada yang sempurna, hidup selalu melahirkan batas antara harapan dan kenyataan. Karena layaknya hidup adalah tantangan yang harus dihadapi dengan berani, dan setiap kita pun tahu, kita menjadi baik karenanya. Manusia tidak akan mencapai tingginya langit dan dalamnya samudera jika hidup adalah sempurna, karena hanya seorang pengecut mengharapkan hidup yang sempurna
By : Arjamudin

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com